29. Amarah

1.5K 157 24
                                    


BRAKKKK.....

 "bae suzy"cicit jiyeon dengan takut saat suzy membuka salah satu pintu ruang VVIP salah satu rumah sakit swasta terbesar di korea dengan segala macam fasilitas mewahnya dengan kasar. Beberapa orang berada dalam ruangan tersebut terkejut melihat siapa yang menjadi dalangnya.

Suzy berjalan dengan sedikit angkuh tanpa merasa bersalah sedikit pun telah mengganggu. Ia menatap wanita yang sedang terbaring di kasur sana serta pria paruh bayah yang duduk di sampingnya tak lupa sang menantu yang sedang duduk mengupas buahnya dengan tatapan super datar yang ia miliki.

"Bae suzy"kaget soojung melihat wanita cantik yang menggunakan kacamata hitam tersebut berjalan, menyilangkan kedua kakinya di sofa tanpa permisi.

"hai kakak ipar.... aku tak akan meminta maaf karena membuka pintu itu tanpa mengetuk, kau bisa keluar jika mau"suzy melepaskan kacamatanya.

"park jiyeon, jangan berdiri di sana seperti patung...duduklah di manapun kau suka, kau sedang hamil bukan? aku tak bisa mencelekaimu..kasihan mahluk kecil yang tak berdosa itu"kata suzy lebih tepatnya menyindir. Jiyeon mengumpat dalam hatinya, apa bae suzy sedang kesurupan ? baru saja mereka dari salah satu firma hukum, sekarang suzy membuat ulah dengan orang tua dari direktur perusahaanya. Semoga jiyeon tak di pecat setelah ini.

"apa yang kau lakukan di sini ? semua ini karenamu...semua ini salahmu"teriak wanita paruh bayah yang masih di infus tersebut. Suzy terkekeh dan menatap remeh mereka.

"apa mau nona muda?"tanya Tn.kim akhirnya. Pria paruh bayah yang jarang sekali bicara tersebut berusaha tenang.

"suzy...ibu sedang sakit jadi..."suzy mengangkat tangannya meminta kakak iparnya berhenti bicara. Sebenarnya suzy tak ingin melakukan ini untuk wanita sebaik soojung, hanya saja demi aktingnya ia harus bersikap dingin dan kasar untuk semua yang terlibat dengan keluarga kim.

"aku tak peduli ia sakit atau tidak...."suzy berdiri dari duduknya, hendak mendekati wanita paruh bayah itu, namun jiyeon mencegat lengan suzy lalu menggeleng kepalanya. Ia tak tahu apa yang akan di lakukan suzy namun jiyeon ingin menghentikannya.

Suzy tersenyum lembut lalu melepas tangan jiyeon dari lengannya.

"jangan khawatir..aku tak sehina itu untuk menyakiti orang yang lebih lemah dariku"kata suzy lalu berjalan mendekati wanita paruh bayah yang sedang berbaring namun melihat suzy dengan marah.

"jika saja kau tak menikah dengan pria bodoh itu...jika saja putraku tak mencintaimu....maka semua ini akan baik-baik saja..kau wanita sialan...."lagi Ny.Kim berteriak dengan histeris. Suzy melipat kedua tangannya di depan wanita paruh bayah itu di mana sang suami berusaha menenangkan sang istri.

"apa kau lupa Nyonya? Bukan aku yang mengemis untuk menikahi suamiku..tapi suamimu datang dengan setumpuk uang menawarkan sebuah pernikahan untukku...dan beruntungnya pria yang aku nikahi adalah pria yang pernah melamarku terlebih dahulu.... dan masalah putramu mencintaiku, itu bukanlah urusanku"

"BAE SUZY..KELUAR"teriak jong in dari depan pintu, pria itu tampak ngos-ngosan dengan keringat menyucur dari wajahnya.

"kau sudah datang rupanya"saat jong in berjalan ke arahnya hendak menarik tangannya dengan kasar suzy menepis tangan jong in.

"jangan menyentuhku"titah suzy tegas.

"karena kalian semua sudah berkumpul di sini...aku akan mengatakannya saja"suzy berjalan lalu duduk kembali di sofa tepatnya di samping jiyeon. Ia melipat kedua tangannya, menyenderkan punggungnya d sofa.

"waktu kalian hanya 3 hari"kata suzy, yang membuat jong in memasang wajah bertanya.

"datang dan minta maaf lah pada suamiku...memohon ampunanlah padanya"kata suzy dengan nanar. Hatinya bergejolak penuh akan rasa sakit mengingat suaminya yang menangis memohon agar suzy tak memintanya memaafkan keluarga kim.

MY PERFECT HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang