17. Menunggu

1.4K 186 49
                                    


Pria tampan itu menatap dirinya di cermin, ia memasang jasnya dengan  yang ia biarkan satu kancingnya terbuka sama seperti yang biasa suzy lakukan untuknya.

Pria tampan itu menatap dirinya di cermin, ia memasang jasnya dengan  yang ia biarkan satu kancingnya terbuka sama seperti yang biasa suzy lakukan untuknya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

kemudian melangkah ke salah satu laci dan mengambil jam tangan. Kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya mengambil beberapa berkas yang tergeletak di atas kasur. Lalu melihatnya dengan saksama dan memasukannya kembali ke dalam tas. Ia kemudian bersiap untuk pergi, jika tidak ia mungkin akan telat ke kantor. Ia berjalan ketika sampai di depan pintu kamar ia menoleh lagi ke dalam melihat sebuah foto dengan ukuran yang cukup besar terpampang tepat di atas tempat tidurnya. Ia tersenyum melihat kondisi kamarnya yang masih sama, tak ada yang berubah semenjak istri tercintanya pergi.

Rasa sepi yang selalu mendominasi dirinya, rindu yang hanya bisa ia tahan sampai hukuman dari tuhan berakhir, dan senyum yang tak lagi sama. ia tertawa namun semua terasa berbeda ketika istrinya tak berada di sisinya. Apa belum waktunya? Apa hukumannya masih berlanjut? Ia tak mengeluh hanya saja...ia takut bahwa dirinya tak bisa bertahan lebih lama lagi.

Sekarang ia berumur 31 tahun dan seolah waktunya berhenti ketika umurnya 27 tahun, waktunya sudah begitu lama terhenti, hari-hari yang ia jalani sekarang ini hanya terasa seperti lingkaran setan. Bekerja, mencoba menemukan sedikit saja jejak wanita-nya, kemudian merindukannya sendirian layaknya pria bodoh. Ia menjalani hari-harinya seperti itu, dan selalu mengulanginya dengan hampa.

Ia menatap lama figur foto wanita yang tersenyum dan memeluknya itu.

"bae suzy, aku masih bisa menunggu lebih lama lagi.... jika kau merasa sudah siap, pulanglah... kembalilah ke sisiku.... masih ada hari esok dan kesempatan untuk kita bukan??"guman pria tampan itu. tak lama handphonenya berdering dan tertera nama seseorang di sana.

"halo sekertaris park...ada apa??"

"hei oh sehun, kau di mana? Sedikit lagi rapatmu akan di mulai dan akan ada wawancara untukmu selesai rapat nanti"omel wanita di seberang sana, pria bernama lengkap oh sehun itu hanya tertawa mendengar omelan sekertarisnya. Sepertinya ia sudah terbiasa mendengar omelan wanita itu setelah hampir 1 tahun lebih bekerja sama.

"jangan khawatir..aku tidak akan terlambat....ah seo woo?"

"jangan fikirkan dia..aku sudah mengurus semuanya untukmu"sehun tersenyum.

"terimakasih park jiyeon"

sehun mengakhiri sambungan telfonnya dan kembali menatap figura foto istrinya.

"jangan khawatir..aku akan menjaga seo woo dengan baik, kau hanya perlu kembali dengan selamat ke sisiku"lanjut sehun dengan senyumannya

"hayyss... bae suzy, aku harus berangkat kerja, jangan tersenyum seperti itu untukku, jika tidak aku tak bisa pergi bekerja..."omelnya pada dirinya sendiri.

MY PERFECT HUSBAND (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora