12

1.7K 236 10
                                    

Setelah hari itu berakhir Yujin maupun Yuri selalu menarikku menjauh dari Guan, aku yg awalnya memberontak akhirnya mengikuti permainan mereka. Mereka selalu mengancamku tidak akan berbicara denganku lagi kalau aku berani mengirimi Guan pesan.

"Kepalaku mau meledak, aku merindukan Guan" Ucapku mengadu ke Yujin dan Yuri.

"Ledakkan saja kalau begitu" Ucap Yujin dengan santai membuatku mengerucutkan bibirku dengan sebal.

"Kau tau ini bulan kelima aku berkencan dengannya, aku harus merayakannya bersama Guan" Ucapku dengan memohon dan mengedip-ngedipkan mataku berusaha membuat kedua sahabatku ini luluh.

"Kau menjijikkan" Yuri mendorong kepalaku sampai aku hampir oleng karenanya.

"Kau benar, ayo kita merayakannya" Aku menatap Yujin bingung, aku dan Guan yg berkencan kenapa mereka harus merayakannya juga?

"Kita harus merayakan bagaimana hebatnya sahabat kita ini selama lima bulan bertahan dengan seseorang yg tidak mencintainya" Lanjut Yujin membuat Yuri terkekeh dan aku mendengus dengan kesal.

"Wah uri Wonie jang" Ucap Yuri yg masih terkekeh denfan ucapan Yujin tadi.

"Kita pergi ke Times Square saja" Usul Yuri dan diangguki Yujin.

"Sirheo, aku mau pergi dengan Guan!" Ucapku dengan malas dan menempelkan kepalaku di bangku. Kelas sudah sepi membuatku leluasa melakukan apa saja termasuk berteriak protes ke kedua sahabatku yg dari tadi sangat menyebalkan.

"Kalau begitu sana datangi Guanmu itu" Ucap Yujin dan mengibaskan tangannya mengusirku.

"Jeongmal?" Tanyaku dengan semangat sedangkan Yuri menatap tak percaya ke arah Yujin. Sebelum Yuri sempat protes Yujin dengan cepat melanjutkan ucapannya.

"Ne, tapi jangan pernah datangi kami lagi. Ayo Yuri kita jalan-jalan" Ucap Yujin berhasil membuat mulutku terbuka dengan mata terbelalak.

"Yakkkk!!!" Teriakku memanggil mereka yg sudah mulai menjauhiku, aku berlari mengejar mereka yg sudah hilang dibelokan ke arah gerbang.

"Mereka sudah gila, bagaimana bisa mengucapkan hal seperti itu" Ucapku yg sudah berhenti berlari tapi tetap melangkahkan kakiku dengan cepat. Saat aku berbelok menuju jalan ke arah gerbang sekolah untuk menyusul mereka aku menabrak seseorang yg berhasil membuat aku tersungkur di lantai.

"Arghh appha" Ucapku dengan meringis, belum sempat aku memaki orang itu tiba-tiba sebuah tangan besar melingkar di tubuhku dan membantuku bangun. Nafasku tercekat saat mencium bau parfumnya yg sangat familiar di indra penciumanku dengan cepat aku mendongakkan kepalaku.

"Guan" Ucapku dengan terkejut, dia masih menatapku datar dengan tangan yg masih melingkar ditubuhku.

"Kau masih hidup?" Tanya Guan membuat mataku melebar dengan pertanyaannya. Apa itu pertanyaan yg pantas untuk ditanyakan kepadaku yg notabene aku itu kekasihnya.

"Apa aku terlihat arwah dimatamu?" Tanyaku dengan menahan emosi, siapa yg tidak emosi jika ditanyakan seperti itu apalagi aku sudah lama tidak menghubunginya dan itu kalimat pertama yg harus aku dengar. Guan menggelengkan kepalanya menjawab atas pertanyaanku tadi.

"Kau menghilang selama beberapa hari, aku pikir kau korban pembunuhan" Ucap Guan dengan santai, mataku melotot dengan sempurna dan rahangku jatuh membuat mulutku menganga tak percaya, aku yg mendengarnya langsung memukul dadanya dengan kencang.

"Kau gila" Ucapku dengan merengut, Guan hanya mengendikkan bahunya dan bersiap melepaskan tangannya yg melingkar dipinggangku tapi dengan cepat aku memeluknya.

"Kau tidak merindukanku?" Tanyaku dipelukannya aku tau Guan cukup terkejut karena aku memeluknya tapi siapa yg peduli? Aku sangat merindukannya, aku menahan diriku untuk tidak mendatanginya atau mengiriminya pesan. Lagipula aku ini kekasihnya jadi aku berhak memeluknya.

"Kita tidak bertemu hanya lima hari bukan setahun untuk apa aku merindukanmu" Ucap Guan dengan santai yg aku yakini sekarang wajahnya yg mengucapkan itu pasti tanpa ekspresi.

"Pria ini benar-benar jahat, padahal aku hampir gila karena merindukanmu" Ucapku dengan kesal dan Guan hanya mengehela nafasnya tanpa sepatah katapun.

"Apa kau tidak akan membalas pelukanku?" Tanyaku dengan tidak tau malu.

Guan masih terdiam dengan posisi semula, aku melonggarkan pelukanku dan mendongakkan kepalaku untuk menatapnya.

"Kali ini respon aku, aku mohon" Ucapku dengan tatapan memohon dan kembali memeluknya dengan erat menyembunyikan wajahku di ceruk lehernya.

"Selamat hari jadi ke 5 bulan Guan" Tepat setelah mengucapkan itu Guan membalas pelukanku juga dengan erat membuatku tersenyum dengan pipi menghangat di pelukannya.

"Hmm" Guan membalas ucapanku hanya dengan deheman tapi berhasil membuat jantungku berdetak 2x lebih cepat.

"Aku harap kamu akan mencintaiku juga"

===

Cewek ini gak minta banyak2 kok gak kayak cewek lainnya yg minta surprise sama boneka besar kalau anniv wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cewek ini gak minta banyak2 kok gak kayak cewek lainnya yg minta surprise sama boneka besar kalau anniv wkwk

Tapi masalahnya Guan sanggup gak ngabulin permintaan Wonie?

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang