28

2.1K 279 83
                                    

Setelah hari itu Guan menghilang, Handphonenya aktif tapi pesan yg aku kirim sama sekali tidak ada balasan apapun darinya dan juga telfon dariku juga tidak mendapat jawaban.

Aku mencoba memaklumi semuanya, siapa tau dia sedang melakukan banyak hal disana. Setiap hari aku mengunjungi kelas Guan dan bertanya ke teman teman terdekatnya dan mereka hanya menjawab kalau Guan tidak ada di Seoul sekarang, dia sedang menemani Somi. Entah kemana, yg pasti dimanapun tempat itu akan selalu membuatku kecewa pada akhirnya.

Somi hanya patah hati karena hubungannya dengan kekasihnya berakhir dan bukan sakit parah, kenapa Guan harus menemaninya sampai selama ini?

Kecewa? Jelas, dan itu sangat.

Jangan bertanya lagi apa aku kecewa atau tidak, jika kalian saja tidak dihubungi dengan kekasih kalian hanya dalam waktu 24 jam bisa marah besar dan berakhir bertengkar lalu bagaimana denganku? Dia tidak ada kabar bukan selama 24 jam tapi selama seminggu, ditambah dia menghilang karena alasan menemani teman perempuannya.

Lambat laun kalimat-kalimat yg selalu menjadi motivasiku untuk menunggu Guan semakin memudar dan akhirnya menghilang, aku tak lagi mengucapkannya.

Kalimat yg biasanya aku ucapakan dengan semangat 'Sebentar lagi Wonie, tunggu sebentar lagi dan semuanya akan baik-baik saja' Kalimat yg penuh dengan keyakinan berubah menjadi kalimat putus asa 'Selama ini apa yg aku tunggu? Apanya yg baik-baik saja? Semuanya semakin terasa menyakitkan' Semuanya berganti dengan kalimat-kalimat pesimis. Tapi tidak dengan langkah kakiku, dia tetap giat melangkah menuju kelas seorang pria yg sangat aku cintai selama hampir setahun ini.

"Apa Guan masuk?" Tanyaku dengan melongokan sedikit kepalaku dan mengedarkan pandanganku yg mendapati teman kelas Guan menggeleng pelan, aku membuang nafas dengan gusar berniat melangkah pergi sebelum mendengar suara Minjoo eonni.

"Wonie jamkkan!" Serunya dari meja paling ujung dan berlari ke arahku.

"Eoh eonni waeyo?" Tanyaku menatapnya bingung.

"Wonie mian, aku baru bisa menemuimu sekarang"

"Eoh gwenchanha eonni"

"Kita bicara nanti pulang sekolah di cafe ibuku bisa?" Tanyanya meminta persetujuan yg membuatku mengangguk ragu.

Ah pasti ada hal penting yg ingin di ucapkannya, dan entah apa itu yg pasti aku takut untuk mendengarnya.

"Kalau begitu sampai nanti" Ucapnya lagi dan melangkah kembali masuk ke dalam kelasnya, meninggalkan aku yg melamun memikirkan apa yg akan di ucapkan Minjoo eonni nanti sampai bel masuk terdengar yg berhasil membuat lamunanku buyar.

===

"Wonie!" Teriak Minjoo eonni dengan melambaikan tangannya menyuruhku menghampirinya, aku tersenyum dan dengan cepat melesat ke arah mejanya.

"Eonni mian, apa kamu sudah menunggu lama?"

"Eumm tidak juga" Jawabnya dan tersenyum lembut "Ah ini, aku sudah memesankan minum dan beberapa makanan aku harap kamu suka" Lanjutnya lagi sembari tangannya mendorong piring dan gelas ke arahku.

"Geokjeongma eonni, aku ini omnivora" Jawabku yg membuat tawa Minjoo eonni meledak.

"Eonni" Ucapku sedikit takut, Minjoo eonni mendongak dan menatapku "Eung, itu pasti ada hal penting yg ingin eonni katakan" Lanjutku dengan ragu.

Minjoo eonni sedikit terkesiap dan menggaruk tengkuknya yg aku yakini tidak gatal "Ah itu, habiskan dulu makanmu Wonie"

"Eonni jebal" Pintaku dengan memohon, yg akhirnya mendapati Minjoo eonni mengangguk pasrah.

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Where stories live. Discover now