38

1.5K 211 38
                                    

Guan Pov

"Dia membencimu, seperti apa yg kau inginkan sejak awal" Ucap seseorang dengan tiba-tiba dan menjatuhkan tubuhnya di sofa yg aku sandari sembari bermain game dengan Woojin.

Aku menghela nafas berat dan tidak memperdulikan Jihoon yg berucap seperti itu.

Jihoon bergumam sesuatu tapi aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas tapi aku yakin tadi Jihoon melanjutkan ucapannya hanya saja tertimpali dengan ucapan Jinyoung yg membuat niatku bermain game hilang.

"Aku rasa kau terlambat, dia sekarang sudah bersama Haruto" Timpal Jinyoung, mengingat bagaimana hubungan Wonie dan juga Haruto membuatku tersenyum hambar.

"Sudahlah, dari awal itu salahmu biarkan Wonie bahagia dengan Haruto" Sambar Woojin tiba-tiba ikut dalam percakapan.

Daehwi mengangguk setuju "Haruto sepertinya benar-benar menyayangi Wonie, jadi Guan meskipun mendengar kau berucap menyesal dan mencintai Wonie aku sama sekali memilih untuk tidak percaya mengingat bagaimana kau memperlakukan Wonie sewaktu itu"

Aku berdecak malas, sebenarnya mereka itu ada di pihak siapa? Haruto? Dia sama sekali tidak pantas dengan Wonie, tingkahnya kekanakan dan tidak dewasa. Dan juga sepertinya Haruto tidak bisa mengerti Wonie, bagaimana masalah Wonie dengan keluarganya.

Aku mengusap wajahku dengan kasar "Hhh, apa yg harus aku lakukan sekarang?" Gumamku.

Memilih beranjak dan meninggalkan mereka semua yg terdiam memperhatikanku yg mulai menjauh.

Aku memilih mengendarai mobilku dengan mengarah ke rumah Wonie entah alasan apa yg akan aku berikan setelah sampai disana.

Tapi sepertinya aku tidak perlu bersusah payah membuat alasan karena sekarang rasanya aku tidak ingin membuka pintu mobilku melihat bagaimana pemandangan di depanku.

Wonie yg tertawa bersama pria sialan itu dan menaiki motornya dengan memeluknya erat yg rasanya ingin aku tabrak dari belakang kalau tidak ingat Wonie juga bisa celaka.

Setelah motor yg dikendarai Haruto berjalan menjauhi pekarangan rumah Wonie, aku mulai menjalankan mobilku kembali ke arah rumah yg membuat semuanya menatapku dengan wajah cengonya.

Aku melempar kunci mobil dengan kesal.

"Kenapa?" Tanyaku tak acuh dengan tatapan yg diberikan mereka.

"Kenapa kembali?" Tanya Jinyoung yg menatapku heran.

"Tidak jadi"

"Apanya yg tidak jadi? Kau ini bicara apa sebenarnya?" Timpal Jihoon.

"Wonie sudah pergi dengan Haruto"

Dan saat itu juga aku mendengar Daehwi dan Woojin mengeluarkan tawa tertahannya.

"Pffftttt"

Aku yg kesal dengan cepat meraih bantal dan di lemparkan ke wajah Daehwi dan Woojin satu-persatu.

"Diam!" Perintahku yg langsung membuatnya terdiam dan melipat bibirnya kedalam.

"Hoon" Panggilku tanpa menatapnya.

"Wae?" Jawab Jihoon yg menyenderkan kepalanya ke sofa dengan tangannya yg sibuk berkutat dengan Handphone.

"Lihat aku dulu" Mohonku dengan mempoutkan bibirku.

Jihoon melongo dan menendang betisku kesal "Kenapa kau menjadi menjijikkan seperti ini!" Serunya sembari menatapku jijik.

"Ayolah, kau yg paling dekat dengan Wonie dan paling bisa diharapkan dari sampah-sampah yg lain"

"Kau bilang aku sampah?!" Omel Daehwi yg tidak aku hiraukan.

"Tidak usah di perdulikan, sampah yg sebenarnya itu Guan sendiri karena sudah Wonie buang masih saja minta dipungut lagi" Timpal Woojin yg langsung membuatku berdiri menendang bokongnya kesal.

"Kurangajar!" Seruku kesal yg langsung disusul tawa dengan yg lainnya.

"Aku serius!" Teriakku kesal.

Jihoon tertawa terbahak-bahak melihat wajahku yg memerah karena kesal.

"Kau mau apalagi?" Tanya Jinyoung heran "Bukannya kau sudah meminta kita untuk tetap disamping Wonie dan kita turuti, sekarang apalagi?" Lanjutnya.

"Menyingkirkan Haruto" Jawabku yg langsung disusul tawa meledak dari mereka semua.

"Kalian ini benar-benar tidak tau rasanya aku berhenti membayarkan makanan kalian ya?!" Ucapku yg langsung membuatnya diam dan hening.

"Kau ada-ada saja" Ucap Jinyoung setelah hening beberapa saat.

"Wonie semakin dekat dengan Haruto, aku tidak bisa melihatnya"

"Yasudah tidak usah dilihat" Sambar Daehwi dengan santai.

Aku berdecak malas memilih menatap Jihoon yg sejak tadi terdiam dengan senyumannya.

Jihoon menatapku sesaat lalu kembali tersenyum dengan sedikit menunduk.

"Temui Somi, minta dia menjelaskan semuanya dengan Wonie tanpa satupun yg terlewat. Dia benar-benar mengira kamu berkencan dengan Somi seperti apa yg direncanakan kamu dari awal"

Aku mengangguk paham "Lalu?" Tanyaku dengan was-was.

"Yasudah tinggal dekati lagi sampai dia goyah"

Aku mendengus "Haruto? Aku harus apakan dia?"

Jihoon tertawa dengan keras sembari berucap "Untuk apa kamu mengurus Haruto? Dia hanya sahabat Wonie tidak lebih, yah meskipun ada rasa yg terpendam tapi Wonie sama sekali tidak mau membahasnya, juga Haruto sepertinya lebih nyaman menjadi sahabat Wonie daripada menjadi kekasihnya" Jelas Jihoon yg langsung membuat mataku berbinar.

"Jinjja?" Tanyaku antusias yg di jawab anggukan kepala dari Jihoon.

"Baiklah, jadi aku salah paham dengan hubungan mereka?" Ulangku ingin mendapatkan kejelasan lagi.

Jihoon mengangguk "Seperti Wonie yg salah paham dengan hubunganmu dan Somi"

"Berjuanglah lebih keras, karena Wonie tidak akan percaya sepenuhnya denganmu mengingat bagaimana kamu dulu memperlakukannya. Dan bayangkan tiba-tiba kamu mengucapkan kamu menyesal dan mencintai Wonie apa itu tidak akan terdengar aneh? Lagipula sahabatnya akan menentang keras hubungan kalian, jadi kamu harus berjuang lebih keras Guan"

Aku menyunggingkan senyumku dan mengangguk semangat "Pasti" Ucapku yakin, aku akan kembali memilikinya karena dari awal dia yg berjanji akan menjadi kekasihku bukan hanya untuk saat ini, melainkan juga saat nanti kami dilahirkan kembali.






•••

Maaf lama gak up

Makanya skrg double up

Ciyuuu yeorobunnn👋

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang