27

1.9K 302 107
                                    

Guan Pov

Setelah berhari-hari menemani Somi yg terus menerus menangis dan mengabaikan Handphoneku yg juga terus menerus berdering, karena demi apapun Somi lebih penting dari segalanya saat ini.

Akhirnya aku kembali seperti semula karena Somi yg mulai membaik, aku kembali memperlihatkan keberadaanku di sekolah yg langsung di sambut dengan gadis cantik dengan senyumannya yg lucu tapi penuh dengan keringat dan nafasnya yg tidak teratur, yg bisa aku tebak kalau dia berlarian datang kesini.

Aku mengernyit bingung dan memilih menghampirinya yg berdiri di depan pintu kelasku.

"Hai Guan, urimanida" Sapanya dengan kaku, aku mengangguk membalas sapaannya.

"Apa kabar?" Tanyanya lagi dengan canggung, aku menghela nafas sebelum menarik tangannya ke salah satu bangku taman di depan kelasku.

"Waeyo?" Tanyanya bingung dengan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Geunyang" Jawabku singkat dan tersenyum kecil membuatnya ikut tersenyum dan menunduk.

"Akhirnya aku menemukanmu" Ucapnya dengan lirih yg masih sanggup aku dengar.

"Yah, kamu menemukanku" Perempuan di sampingku ini kembali mendongak dan menoleh ke arahku masih dengan senyuman yg membuat matanya membentuk bulan sabit.

"Aku langsung berlari ke kelasmu saat Woojin Sunbae bilang kamu sudah mulai masuk sekolah dan aku sempat menarik rambutnya kesal karena baru memberitahuku" Ucapnya sedikit meringis menjelaskan apa yg membuatnya berada di depan kelasku tadi dan aku mengangguk paham seraya terkekeh membayangkan tingkahnya yg sedikit gila dengan temanku yg kali ini menjadi sasarannya.

"Aku pikir kamu sudah pulang" Ucapnya lagi yg membuatku menggeleng dan mengusak rambutnya dengan gemas.

"Belum, aku harus membersihkan kelas" Jawabku dan terkekeh yg juga di balas dengan kekehan dari Wonyoung.

Jujur, situasi saat ini sangat tidak nyaman meskipun selalu terselip senyuman bahkan kekehan di sana.

"Kamu belum menjawabku" Ucap Wonyoung membuatku bingung, aku mengernyitkan dahiku "Apa kabar?" Tanyanya ulang yg langsung membuatku mengangguk paham.

"Ahhh, kabarku baik" Jawabku dan Wonyoung tersenyum kecut "Wae?" Tanyaku heran dengan senyuman yg diberikan Wonyoung.

"Aku tidak"

"Mwoga?" Tanyaku tidak mengerti dengan ucapan Wonyoung.

"Bagaimana bisa aku baik baik saja saat kekasihku meninggalkanku begitu saja tanpa pamit dan tanpa kabar seperti itu apalagi saat itu aku sedang sakit" Ucapnya dengan tersenyum miris, dan kembali melanjutkan kalimatnya yg kali ini menatap tepat di manik mataku "Tentu saja kamu akan baik baik saja bukankah kamu menemani perempuan yg kamu cinta?" Jelasnya yg berakhir dengan pertanyaan yg membuatku terkejut.

Tatapannya tidak seteduh sebelumnya, ucapannya semakin mengeras membuktikan kalau dia dari tadi menahan emosinya.

"Mianhae" Hanya itu yg bisa aku ucapkan.

Wonyoung mengangguk dan tangannya menghapus air matanya.

Tunggu! Sejak kapan Wonyoung menangis?

"Wonie neo ... " Ucapanku di potong dengan cepat

"Guan aku mencintaimu, tak apa jika kamu tak mencintaiku aku bisa menerimanya dan menanggung semuanya sendiri. Aku hanya ingin meminta satu hal padamu" Ucapnya dengan air matanya yg semakin deras.

Aku mengangguk kaku, bingung dengan situasi kali ini "Katakan" Ucapku dengan menatapnya yg juga menatapku dengan tatapan sendunya. Alisnya mengkerut, matanya tidak lagi berbinar seperti sebelumnya matanya memancarkan banyak luka di sana.

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Where stories live. Discover now