18

1.7K 209 7
                                    

Aku bersikap seperti biasa. Bersikap seperti tidak melihat Somi dan Guan sebelumnya dan bersikap seperti tidak mendengar apa yg Guan ucap kemarin di telfon. Sebab, aku sama sekali tidak bisa marah dengannya bukan tidak bisa hanya saja sama seperti sebelumnya yg akan berakhir denganku yg meminta maaf meskipun itu bukan salahku. Jadi aku berpikir untuk apa mendiami Guan yg pada akhirnya aku juga yg akan mendatanginya. Sepathetic itu kisah cintaku.

"Guan mau ya?" Tanyaku sembari menarik baju basketnya yg sudah basah sebab bermain basket. Guan berjalan duduk di tribun yg langsung aku ikuti, aku berdiri di depannya dengan tangan menyatu memohon ke Guan. Tapi Guan menarikku untuk duduk di sebelahnya, aku semakin mendekatkan diri ke Guan dan mengedipkan mataku berkali-kali.

"Jangan deket-deket" Guan berucap sembari mendorongku sedikit menjauh, aku mengurucutkan bibirku sebal dan menggerutu.
"Aku keringatan won" Tambahnya lagi, menjelaskan maksud dari tadi mendorongku.

Guan berdiri berniat kembali ke lapangan, tapi aku menahan tangannya.

Aku tersenyum bahkan pipiku yg gumpal terlihat akan meledak karena senyumku yg terlalu lebar ini. Aku meloncat dan memeluk leher Guan membuat tubuh Guan sedikit tertarik ke bawah menyamai dengan tinggi badanku.

"Gapapa aku suka" Ucapku masih tersenyum sedangkan Guan sudah mati-matian menarik tanganku yg mengalung di lehernya.

"Lepas gak?" Ucapnya seraya menatapku dingin membuat nyaliku ciut dan melepaskan tanganku secara perlahan.

"Pacar sendiri juga yg peluk" Ucapku menggerutu dengan sedikit menghentakkan kakiku dengan kesal.

"Iya kalau aku mau kamu peluk" Balasnya dengan menatapku jenaka.

"Kamu gak mau?!" Tanyaku sedikit berteriak tidak percaya sedangkan Guan sudah merotasikan bola matanya dengan malas karena mungkin sudah bosan mendengarku yg sudah mulai drama.

"Gak usah drama" Ucapnya dengan malas dan mengapit pipiku mencoba menghentikan kalimat-kalimat dari drama yg sudah sering aku lihat, kata Guan itu menjijikkan apalagi harus mendengarnya langsung dari kekasihnya.

Aku melepaskan tangannya dan sedikit cemberut, padahal sungguh rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu yg siap berterbangan di perutku karena Guan yg bersikap manis seperti ini.

Setelah Guan melepaskan apitannya di pipiku aku kembali berucap sebal "Aku bukan Somi sih" Padahal awalnya aku hanya berniat menyindir tapi aku malah mendapat jawaban yg membuatku menyesal berucap seperti itu.

"Mungkin" Jawabnya membuatku menatapnya tak percaya.

"Jadi aku beneran selingkuhan kamu Guan?!" Tanyaku dengan tak percaya bahkan satu tanganku sudah menutup mulutku.

'Oke, drama di mulai' itu yg aku liat dari tatapan Guan.

"Tanya sendiri" Guan melemparkan Handphonenya yg langsung dengan sigap aku tangkap.

"Apa?" Tanyaku bingung. Terus terang selama aku pacaran dengan Guan cowok ini selalu melarang keras aku menyentuh barang-barangnya apalagi Handphonenya. Dan sekarang dengan cuma-cuma dia ngasih Handphonenya.

"Mau tau kan selingkuhan apa bukan?" Tanyanya enteng, aku langsung menggeleng dengan kuat.

"Aku gak mau tau" Ucapku sembari mengembalikan Handphonenya ke tangan Guan.

Guan terkekeh dan mengusak rambutku "Gak ada, kamu bukan selingkuhan. Udah berapa kali aku bilang Somi itu cuma temanku" Jelasnya yg membuatku menatapnya tak percaya, sungguh apa aku bermimpi? Guan baru saja terkekeh di depanku, bukan tatapan datar seperti biasa yg aku dapatkan. Sebenarnya ada apa dengannya hari ini, sikapnya benar-benar aneh. Tidak mungkin kan Guan akan memutuskanku? Aku pernah dengar dari Gyuri eonni, kalau seorang pria yg biasanya bersikap dingin lalu tiba-tiba berubah jadi manis berarti ada hal yg akan terjadi setelahnya, salah satunya meminta maaf karena akan mengakhiri hubungannya. Aku masih tertegun menatap Guan dan tidak membalas ucapannya.

Guan berdecak karena belum juga mendapat balasan dari ucapannya tadi "Ck, yaudah titip aku main lagi" Ucapnya dan berlalu kembali ke tengah lapangan meninggalkanku yg sudah tersenyum lagi.

"Romantis banget Handphonenya dia titip ke pacarnya" Ucapku seraya terkikik sendiri.

Dengan cepat aku membuka grup chatku.

YWY 🐒

Guan nitip handphonennya ke aku dong|

Yujin
|Gak usah berlebihan

Gak usah sirik gitu jin|
Habisnya baru sekarang aku boleh pegang| Handphonenya

Yuri
|Pacar atau asisstent?

Hihhhh nyebelinnn|
Dasar, sana cari pacar|

Yuri
|Jelas dong
|Tapi gak cari yg kayak Guan

Yujin
|Udah gak sayang
|Gak peduli lagi

Yuri
|Selingkuh lagi
|Hahahaaa

Aku menatap Handphoneku dengan kesal, mereka selalu mengejekku seperti ini. Dasar menyebalkan.

Drtt

Aku pikir itu getar dari Handphoneku tapi ternyata itu dari Handphone Guanlin. Ada pesan masuk dan aku ragu-ragu untuk membukanya, takut kalau Guan marah.

Mine💗

Dahiku mengernyit ketika melihat nama yg mengirimi Guan pesan.

"Mine?" Gumamku tidak percaya "Aku kan gak ngirim apa-apa ke Guan?" Lanjutku yg masih setia menatap layar ponselnya.

Mataku melotot bahkan hampir keluar dari tempatnya dan dengan cepat aku membuka Handphone Guan memeriksa sesuatu yg membuatku kepikiran beberapa hari ini.

Nafasku terdengar lemah dan tanganku melemas setelah memastikan apa yg ada di pikiranku selama ini itu benar.

Bahkan aku harus memaksa Guan untuk mengubah namaku di Hanphonenya secara paksa tapi nama Somi sudah secara suka rela Guan menggantinya.

Jariku bergerak secara pasti, dan bermain di profil Somi tanpa ragu.

Maaf Guan, aku sudah lancang mengubah namanya.











°°°

Akhirnya aku up ff ini yeorobunnnn
Hahaha rindu gak?

Sebelumnya Happy New Yearrrrr🎉🎉🎉
Semoga kalian kuat ngadepin tahun 2019 udah gak ada wannaone
Semoga Guanlin cepet debut ya, biar kita gak rindu terlalu lama sama si tiang dan lagi semoga kedepannya karir Guan lancar, terus part nyanyinya gak dikit lagi:(

Semoga tahun 2019 kalian selalu bahagia💗

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang