34

1.6K 238 54
                                    

"Haru! Jangan seperti itu!" Ucapku setengah kesal karena sikap pria di sampingku ini persis seperti anak kecil.

Ah, jadi ini rasanya jadi Guan saat aku bersikap seperti anak umur 5 tahun.

Haruto menjulurkan lidahnya dan berucap tak perduli "Biarkan saja, aku suka seperti ini"

Aku berdecak kesal mendengar jawaban Haruto dan mengambil tissue, tangan kiriku meraih wajahnya dan tangan kananku membersihkan ice cream yg sudah tidak ada bentuknya di sekitar bibir Haruto.

Membersihkan sembari terus menggerutu sedangkan Haruto hanya mengikuti cara bicaraku yg semakin membuatku kesal.

"Kau menyebalkan!" Ucapku dan menekan tissue di sudut bibirnya yg di balasnya dengan anggukan "Aku tau" Jawabnya santai dan menatapku jenaka.

"Aku membencimu!" Tambahku lagi yg langsung di balas dengan tawa Haruto.

Aku menatapnya kesal "Apa?" Tanyaku dengan tak santai.

Haruto mengeluarkan senyuman miringnya yg membuatku ingin menghajar wajahnya dengan kencang.

"Kamu pikir aku tidak membencimu?" Tanyanya dengan mengejek.

Aku menggeran kesal dan ingin membalasnya lagi tapi suara seseorang sudah menginterupsi terlebih dahulu.

"Wonie!" Sapanya dengan nada yg terdengar sangat bahagia, aku mengalihkan tatapanku dari wajah Haruto begitu pun dengan Haruto.

Aku melotot dan mengumpat pelan karena mendapati Somi yg sedang bersama Guan di tempat yg sama denganku.

Sial, dari semua kedai ice cream kenapa dia harus datang kesini.

Aku menghela nafas panjang sebelum kembali menatap Haruto dan dengan cepat menyelesaikan kegiatanku yg membersihkan wajah Haruto dari ice cream yg sudah dia buat berantakan sendiri di sekitar bibirnya.

Setelah selesai aku berdiri dan menyapa Somi juga Guan.

"Annyeong eonni mmm Guan, kebetulan sekali bertemu disini" Sapaku dengan senyuman yg sangat jelas dipaksakan 'kebetulan yg sama sekali tidak diharapkan'.

Mataku secara otomatis turun ke arah tangan Somi dan Guan yg saling bertaut mesra, yg semakin membuatku ingin mengumpat keras-keras.

Somi tersenyum lebar "Boleh aku bergabung denganmu?" Tanyanya polos yg langsung membuatku mengerjap tak percaya.

"Eh? Denganku?" Tanyaku memastikan dan anggukan dari Somi menjawab semuanya, belum sempat aku mengiyakan permintaannya Somi sudah lebih dulu menarik Guan untuk duduk di kursi depanku. Sedangkan Haruto hanya menatapku bingung.

Aku kembali menghela nafasku dan kali ini terasa lebih berat dari helaan nafasku sebelumnya.

Haruto menatapku penuh tanya, dan akhirnya aku berucap "Haru mereka akan duduk disini, bergabung dengan kita. Tak apa kan?" Jelasku dan Haruto hanya mengangguk dan tersenyum kaku.

Haruto kembali menatapku dan aku balik menatapnya sengak "Apa?" Ucapku dengan nada menantang.

Haruto terkekeh sembari mengapit pipiku dan tangan kanannya tidak tinggal diam, Haruto memasukkan ice cream dengan paksa ke mulutku yg membuatku mengumpat kesal dan memukul lengannya.

"Haruto micheosseo?" Aku menatapnya kesal dan mengeluarkan segala kalimat kasar yg aku punya.

Haruto hanya tertawa mendengar suaraku dan kembali memasukkan ice cream ke mulutku yg sibuk mengumpatinya.

Masih dengan tawanya Haruto mengapit wajahku dan membuka kamera handphonenya untuk menunjukkan wajahku "Hahaha astagaaa Wonie lihat wajahmu, sangat menggemaskan bagaimana bisa ada orang yg meninggalkanmu"

Umpatanku terhenti dan menatap Haruto yg ternyata oknumnya sedang melirik Guan yg Guan balas dengan tatapan sinisnya.

Haruto tersenyum remeh dan kembali menatapku sebelum meletakkan handphonenya, tangannya mengusap rambutku sayang "Aku tidak akan menjadi orang itu sayang, jadi kamu tidak perlu cemberut seperti itu" Lanjutnya lagi.

Setelah Haruto berucap seperti itu suasana menjadi canggung, dan aku memilih kembali memakan ice creamku.

Somi berdeham "Kenapa sepi?" Tanya Somi yg di balas seadanya dengan Haruto "Karena aku dan Wonie sedang memakan ice cream, kenapa kamu dan kekasihmu diam? Apa kalian hanya ingin menatap kami yg memakan ice cream?" Tanyanya santai tapi mampu membuatku menginjak kakinya dengan keras, sedangkan Haruto menatapku dengan tatapan 'Apa ada yg salah dengan ucapanku?' Aku mengumpati Haruto dengan suara tertahan "Ucapanmu semuanya salah pabboya!" Haruto mendengus dan mengendikkan bahunya tak perduli.

Somi tertawa berusaha mencairkan suasana dan mendorong pelan bahu Haruto "Kau ada-ada saja" Balasnya dan masih tertawa sedangkan Haruto kembali mengendikkan bahunya acuh tak acuh.

"Guan kamu mau apa?" Tanya Somi, matanya menatap menu satu persatu sama sekali tidak memperhatikan Guan yg sudah menatapku dan Haruto secara bergantian.

Oh eonni perhatikanlah mata kekasih di sampingmu itu, dia seperti ingin mengulitiku dan Haruto disini!

Karena tidak mendapat jawaban dari Guan akhirnya Somi mengangkat wajahnya dan menghela nafas panjang "Guan aku bicara denganmu" Ucapnya dengan suaranya yg lembut.

Aku mencibir pelan, dan detik setelahnya menggeleng mencoba mengenyahkan segala hal yg bisa membuatku membenci Somi.

Karena aku tidak mendengar jawaban Guan, akhirnya aku melirik sedikit ke arah Guan dan ternyata dia sudah sibuk dengan Somi. Mataku terarah ke tangannya yg merangkul bahu Somi sembari memilih menu.

Tanganku mengepal dengan kuat dan rasanya mataku sudah terasa panas melihatnya merangkul bahu Somi dengan mesra seperti itu.

Aku merasakan tanganku di genggam dan aku langsung menoleh ke arah Haruto, dia berucap tanpa suara tapi bisa aku mengerti.

"Gwenchanha" Ucapnya yg aku balas dengan anggukan, Haruto mendekat ke arahku dan bibirnya membisikkan sesuatu "Cepat habiskan, dan bebas dari situasi ini" Bisiknya pelan.

Haruto menjauhkan wajahnya dan mengelus pipiku lembut yg aku balas anggukan dengan senyuman tak kalah lembut dengan senyumannya saat ini.

Atensiku dari Haruto teralih karena suara kamera dan ternyata mereka di depanku saat ini sibuk berfoto. Membuatku tersenyum miris mengingat tidak ada satupun foto yg aku punya bersama Guan, kebersamaanku dengan Guan selama 10 bulan tidak ada artinya baginya. Untuk mengajaknya pergi saja sangat sulit apalagi meminta sebuah foto, hal yg dengan jelas akan mendapatkan tolakan.

"Ayo pulang"

Aku menatap Haruto yg sudah kembali menggenggam tanganku dengan dia yg sudah berdiri dari kursinya. Aku mengangguk patuh dan mengambil tasku.

Aku menatap Guan dan Somi bergantian dan tersenyum seolah melihat mereka berdua bukan hal yg berat untukku "Guan, eonni kita pamit dulu" Ucapku sesopan mungkin, belum sempat mereka berdua membalas ucapanku Haruto sudah menarikku lebih dulu menjauhi mereka berdua dengan tangannya yg merengkuh pinggangku.

Aku tau dia berbuat seperti ini karena ada Guan, dia akan selalu menjagaku dari rasa sakit yg bisa datang kapan saja.








•••
Maaf baru up😭
Kalian yg follow akunku pasti taulah alasanku gak up sampe 2 minggu lebih.
Mianhaeeeee~

Hari ini diriku nambah umur yeorobunnn🤭

Berhubung sekarang special day buat aku, jadi aku usahain buat double up.

Ciyuuuuuu yeorobun👋💜



















Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Where stories live. Discover now