22

1.8K 254 23
                                    

Bau obat menyeruak masuk ke indra penciumanku setelah kesadaranku kembali. Ku edarkan pandanganku mengamati tempat yg serba putih ini yg bahkan orang buta pun akan langsung tau dimana dia sekarang.

Tapi yg membuat aku bingung, kenapa aku ada di rumah sakit? Siapa yg membawaku kesini?

"Nona" Sebuah suara menginteruksi kegiatanku yg memperhatikan gorden di jendela yg tersibak karena angin.

Aku menoleh dan tersenyum "Ah ahjumma Seo, kenapa aku disini?" Tanyaku ke salah satu maid yg sudah mengurusku sejak kecil.

"Apa nona tidak ingat?"

"Aku tidak mengingat apapun kecuali-- " Aku menghentikan kalimatku setelah menyadari kalau hal terakhir yg aku lihat itu Guan yg berjalan menjauhiku.

"Nona? Gwenchanha?" Tanya ahjumma Seo yg mengelus kepalaku dengan lembut yg aku balas dengan anggukan.

"Apa yg kau pikirkan nona sampai jatuh sakit seperti ini?" Tanyanya khawatir, apa tatapan dan nada suara seperti ini hanya bisa aku dapatkan dari para maidku? Kapan aku bisa mendengarnya dari kedua orang tuaku dan juga Guan?

"Nan gwenchanha Ahjumma" Jawabku menenangkan, padahal aku sendiri tidak tau apa penyebabku harus berada di tempat serba putih ini.

"Kau terlalu banyak pikiran, apapun yg membuat nona tidak nyaman tolong jangan dipikirkan"

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Hanya akhir akhir ini rasanya setiap hari yg aku lewati terlalu berat ahjumma" Jawabku mencoba mengeluarkan semua apa yg ada di pikiranku.

"Kau bisa menceritakannya, kenapa harus memendamnya sendiri?"

"Tidak akan ada yg mengerti ahjumma, mereka semua hanya akan menyuruhku meninggalkan dan semuanya akan selesai tanpa tau bagaimana aku memperjuangkannya"

Ahjumma Seo tersenyum dan menggenggam tanganku "Kau tidak lupa bukan kalau ahjumma ini selalu ada di pihakmu, jadi nona muda kau bisa menceritakan semuanya padaku tanpa adanya penghakiman"

"Jinjja? Apa tak apa?" Tanyaku tidak nyaman

"Tentu saja, baiklah ayo ceritakan semuanya"

Aku mengemam bibirku sebelum menceritakan semuanya "Ahjumma kau yg paling tau disini bagaimana aku yg tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuaku tapi meskipun begitu aku sangat menyayanginya, aku seperti diasingkan dirumah itu dan dititipkan kepada semua maidku termasuk ahjumma" Ucapku sebagai pembukaan yg di balas anggukan dari Ahjumma Seo.

"Setiap hari rasanya hidupku tidak berarti, aku menjalani hidupku tanpa ada tujuan. Untuk apa aku hidup kalau orang tuaku saja seperti tidak menginginkanku, sampai akhirnya aku bertemu Guan kakak kelas yg berada 1 tingkat di atasku -- Aku menghela nafas berat sebelum melanjutkan ucapanku -- aku jatuh cinta dengannya Ahjumma, sangat. Aku sangat mencintainya, dan untuk pertama kalinya aku menemukan tujuan hidupku yaitu membuatnya menjadi milikku" Aku tersenyum dan tanpa terasa air mata sudah memenuhi pipiku, aku menghapusnya sembari terkekeh. Ahjumma Seo masih setia menungguku melanjutkan ucapanku dengan tatapan lembutnya dan tangan yg terus mengelus rambutku dengan sayang.

"Aku berhasil Ahjumma, Woniemu ini berhasil mendapatkannya tapi sialnya tidak dengan hatinya. Aku tidak berhasil mendapatkan hatinya" Entah kenapa kalimat itu membuatku terisak dengan menyakitkan "Awalnya aku berpikir semuanya akan baik baik saja, dengan berjalannya waktu pasti itu akan terlihat mudah dan Guan akan jatuh cinta denganku tapi ternyata tidak semudah itu. Sampai sekarang aku belum juga mendapatkannya Ahjumma, dan semuanya semakin berat saat Guan menunjukkan kalau dia mencintai gadis lain Ahjumma, aku tau kalau sikapnya yg dengan sengaja menunjukkan itu dia ingin mengusirku dari kehidupannya. Tapi aku tidak mau Ahjumma, Guan sudah menjadi tujuan hidupku selama ini kalau aku pergi darinya aku akan menjadi Wonie yg seperti dulu"

"Kau bisa menunggunya sedikit lagi nona" Aku menatap Ahjumma Seo disampingku dengan senyuman getir dan mengangguk setuju.

"Iyaaa, Ahjumma benar itu kalimat yg ingin aku dengar selama ini. Tapi mereka semua memintaku untuk meninggalkannya, mereka semua tidak tau bagaimana berartinya Guan di hidupku Ahjumma mereka tidak tau bagaimana aku yg berjuang mati-matian membuatnya tetap berada disisiku, bahkan aku membuang harga diriku. Kau tau ahjumma, dia itu layaknya seseorang yg berbaik hati menyiram bunga yg sudah layu dan bahkan akan terlihat mati dalam beberapa hari lagi" Aku menatap langit langit kamar yg aku tempati menerawang mengingat bagaimana pertemuan pertamaku dengan Guan yg berhasil membuatku jatuh se jatuh jatuhnya padanya.

Menghela nafas dengan berat menunjukkan bahwa sekarang rasanya aku tidak mampu menahan beban itu.

Memperbaiki posisi tidurku berubah menjadi duduk yg dengan sigap Ahjumma Seo membantuku, sebelum melanjutkan kalimat yg akan aku lontarkan "Tapi semakin hari semuanya semakin berat Ahjumma, aku tidak sanggup menunggunya. Bukan karena aku tidak ingin memperjuangkannya tapi karena Guan sendiri yg seolah-olah memintaku untuk meninggalkannya. Bukan hanya orang disekitarku yg memintaku meninggalkannya tapi Guan juga bersikap seperti itu, dia semakin jauh dan semakin susah untukku gapai"

"Dan itu membuatku sadar 'aahh wonie kau memang tidak di harapkan siapa-siapa, kau sendiri disini. Jangan pernah mengharapkan orang lain akan menyayangimu' bukankan begitu ahjumma?" Tanyaku sembari memainkan selang infus, mencoba mengalihkan perhatianku karena kalimat yg tadi aku ucapkan sendiri membuatku sakit hati atau setidaknya membuatku sadar kalau selama ini tidak ada yg menyayangiku.

"Tidak nona, banyak yg menyayangimu. Semua maid menyangimu" Bantah Ahjumma Seo.

"Itu karena mereka dibayar dengan orang tuaku Ahjumma, bayangkan jika aku ini orang miskin dan orang tuaku tidak mampu membayar para maid apa mereka akan tetap disisiku?"

Ahjumma Seo menunduk tidak mampu menjawabku.

"Ahjumma, aku mencintainya sungguh bahkan aku rela memberikan semua yg aku miliki asalkan dia tetap memilih untuk tetap disisiku. Aku sering dikecewakannya tapi semalam aku jauh lebih kecewa lagi dengannya Ahjumma"

"Apa yg di lakukannya nona?"

"Kemarin rasanya hari tidak berjalan dengan baik, pikiranku kalut dan dia datang menghampiriku membawa sejuta cahaya yg mulai meredup dan membuatku berharap banyak padanya, tapi Ahjumma"

"Ya?" Jawabnya dengan menatapku khawatir bersiap dengan kalimat menyakitkan apa yg akan aku ucapkan selanjutnya.

"Dia memilih pergi meninggalkanku, bahkan disaat aku memohon memintanya untuk tetap menemaniku lebih lama lagi. Ahjumma aku tidak memintanya untuk selamanya bersamaku, aku hanya memintanya untuk lebih lama lagi bersamaku tapi dia malah mengucapkan maaf dan memilih pergi meninggalkanku"

"Mungkin ada urusan yg lebih penting nona" Ucapnya mencoba menenangkanku, padahal aku tau alasan Guan meninggalkanku.

"Ya Ahjumma benar, selamanya Somi akan lebih penting dariku"

Ahjumma mengerutkun dahinya bingung dan aku tersenyum sembari menyeka air mataku.

"Dia pergi meninggalkanku hanya untuk menjemput perempuannya yg lain Ahjumma" Jelasku yg membuat Ahjumma Seo terkejut dan menatapku iba.

"Haruskah aku melepasnya?"







°°°

Guanlin sama Somi satu frame dongGuansom garis keras pasti lagi bahagia sekarang wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Guanlin sama Somi satu frame dong
Guansom garis keras pasti lagi bahagia sekarang wkwk

Btw

Ini 100 vote gabisa ya?

Permanecer (Stay) • Lai Guanlin x Jang Wonyoung✔Where stories live. Discover now