17: Alardo dan Zephran

7.1K 832 25
                                    

Aku bangkit dari dudukku, berdiri di depannya menantang. "Aku tidak akan pergi, sebelum kau lepaskan ibuku!"

Zephran langsung menghampiriku dan mencekeram tanganku kembali seperti di pasar kemarin. Aku mengaduh sakit, walaupun cengkeraman ini tidak sekeras kemarin tapi tetap saja masih terasa sakit.

Aku memberontak, tapi ia makin mencengkeram kuat tanganku.

Tiba-tiba raja Alardo bangkit dari tempatnya, dan melepas paksa genggaman Zephran hingga terlepas.

Raja Alardo langsung berdiri di depanku, menatap Zephran. "Jangan pernah berbuat kasar kepada nona Naphne, Zephran."

Suara wibawa dan tegas dari Alardo terdengar di telingaku, membuatku menatapnya terperangah lagi-lagi.

Sedangkan Zephran, tidak bergeming di tempatnya. Masih menatapku tajam, lalu mengerling kepada Alardo. "Kenapa kau membelanya, Alardo?"

Alardo berdeham. "Rakyat yang tidak bersalah semuanya harus dibela, Zephran."

"Tapi dia adalah gadis yang tidak sopan! Ia sengaja menabrakku ...," interupsi Zephran tidak terima seraya menunjukku dengan jarinya.

Karena tidak tahan, aku langsung menipis jarinya yang berada tepat di depan wajahku, lalu aku menatapnya tajam seraya membela diri, "Sudah kubilang, aku tidak sengaja menabrak mu!"

Zephran terkekeh sinis lalu mengerling kepada Alardo. "Kau lihat, dia sungguh tidak sopan. Jadi, aku tidak salah telah menahan ibu gadis kotor ini."

Aku ingin membalas perkataannya lagi, namun suara Alardo terdengar, "Sudah cukup bersikap kekanak-kanakan, Zephran! Dia punya nama, namanya Alyssa Naphne, tidak sepatutnya kau memanggil orang dengan sebutan gadis kotor."

Aku memandang Zephran remeh, Alardo ada dipihakku.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan melepaskan ibunya," ujarnya tegas dan berlalu meninggalkan kami, masuk kembali ke istana.

Aku emosi, namun emosiku diwakilkan oleh air mata yang mengalir dari pelupuk mataku. Beginilah aku, jika aku sedih, aku akan menangis, jika aku marah aku pun akan menangis. Kedengarannya memang terdengar lemah, tapi aku selama ini selalu berusaha menahan.

Alardo menghembuskan nafas kasar bercampur kesal, lalu menatapku, ia tersadar aku menangis.

"Kau menangis.... Maafkan adikku," katanya meminta maaf dengan wajah bersalah.

Aku langsung menghapus air mataku, lalu menggeleng. "Aku bukan sedih, tapi aku sedang marah saat ini." Aku menghembuskan nafas kasar. "Aku mohon, bawa aku ke ayahmu."

Aku menampakkan wajah memohon. Namun Alardo menggeleng. "Walaupun kau tidak meminta, aku akan menemukanmu dengan ayahku," ucapnya membuatku tersenyum lega.

Namun apa yang kudapatkan, ekspresi wajah Alardo sama seperti Danilo menatapku saat pertama kali.

Aku berdeham, menetralkan detak jantungku akibat dipandang Alardo sedalam itu. "Bisakah aku menemuinya sekarang?"

Alardo menguasai diri dan mengangguk. "Tentu, ikuti aku."

Alardo pun berjalan di depanku, memanduku untuk bertemu dengan raja Akalie. Melihatnya berjalan saja membuatku terperangah, sangat gagah dan berani. Astaga, ingat Lys, dia sudah mempunyai istri!

• • •

A/N:

Jadi istri kedua aja mau gak, Lys? Wkaka.

welcome bulan juni, untuk juni² di luar sana, hbd ya!

yeay bentar lg lebarann🌻
lebaran kali ini apa yang kalian tunggu?

kalo aku si THR-nya, ehe.

Makasih yang udah baca sampe part ini:D
semoga gak bosen yaa.
hope you like it<3

jangan lupa tekan 🌟!

regards,

.Mosya Caramello.


1/Juni/2019

DzaldzaraWhere stories live. Discover now