36: Gated Wire

5.5K 598 6
                                    

"Aku tidak mengerti, kenapa mereka kemah di tempat seperti ini?"

Siang menjelang sore, karena tidak melakukan apa-apa, Alyssa beserta Pasia berkeliling di sekitar kastil. Sedari tadi Alyssa hanya melihat bangunan kosong, pohon-pohon di sini memang banyak yang rimbun, tapi tak sedikit pula Alyssa menjumpai pohon yang rusak.

"Kau ini sungguh bodoh ya, Lys," sindir Pasia dengan sembari membuntuti Alyssa dari belakang. "Mana mungkin berkemah dengan para prajurit yang cukup banyak itu!"

Alyssa masih melangkahkan kakinya ke depan, entah tidak ada tujuan, tapi langkah kaki itu semakin menjauhkan Alyssa dengan kastil perbatasan. "Bisakah kau tidak bicara dengan nada tinggi terus? Aku takut kau menjadi tua sebelum waktunya!"

Pasia tidak menghiraukan, untuk apa dipertanyakan lagi, toh dari awal Pasia sudah tahu, bahwa Alyssa itu gadis yang bodoh. Semakin lama Pasia merasakan energi yang tidak enak, dengan itu membuat Pasia menengok ke belakang, dan hanya hutan lebat yang terlihat. Ini sudah cukup jauh dari kastil.

"Lys–" sebelum gonggongan Pasia selesai, Alyssa ternyata sudah memotong duluan, "Pasia, lihat ini!" Pasia menghampiri Alyssa yang beberapa langkah di depannya. "Lihat pagar kawat  yang sudah berkarat ini, pagar ini sepertinya sangat panjang dari ujung ke ujung."

Alyssa memperhatikan kawat itu, lalu lihat ke arah depan, seberang tempatnya yang dia injak. "Sepertinya pagar ini melindungi tempat di dalam pagar, agar tidak ada sembarang orang yang dapat memasukinya."

Pagar itu cukup tinggi, melebihi tinggi Alyssa. Untuk apa pagar ini? Apakah pagarnya beralirkan listrik? Pikiran itu membuat Alyssa penasaran dan lebih dekat dengan pagar itu, namun Alyssa tetap berhati-hati takut pagar itu benar-benar beralirkan listrik.

"Apa yang kau lakukan, Lys?" tanya Pasia, yang dijawab Alyssa dengan berbisik, "Aku penasaran, pagar ini dialirkan listrik atau tidak."

Alyssa juga heran kenapa dia tiba-tiba berbisik, seperti pencuri yang ingin masuk ke kediaman orang kaya yang sedang tertidur. Ah, Alyssa sungguh ingin menyentuh pagar ini, dia sangat penasaran. Kalau Alyssa menyentuhkan jari kelingkingnya ke pagar itu, mungkin rasa tersengat dari listrik itu tidak terlalu terasa, itupun kalau memang benar listrik mengaliri pagar ini. Lagi pula, jika memang benar pagar ini beralirkan listrik, toh, hanya jari kelingkingnya yang luka, dan menurutnya jari kelingkingnya tidak terlalu penting juga.

Dengan pelan, Alyssa mendekatkan jari kelingkingnya untuk menyentuh pagar itu, sembari memejamkan mata.

"Alyssa!"

Gonggongan Pasia membuat Lyssa menarik kembali kelingkingnya dan berbalik menghadap Pasia.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

Dengan santai Lyssa menjawab pertanyaan Pasia, "Tentu saja untuk mengetahui apakah pagar itu ada listriknya atau tidak."

"Kau sudah gila? Jangan menyentuhnya," larang Pasia.

Alyssa tersenyum, "Apakah kau mengkhawatirkan ku? Jika iya, apakah kau mau menggantikan aku untuk menyentuhnya?" Mata Alyssa mengerjap.

Dengan tanpa berpikir, Pasia menjawab, "Tentu saja tidak."

"Dasar anjing, lagipula apa susahnya tinggal menyentuh jarimu seperti ini ke pagar." Sembari bicara itu pula, Alyssa menyentuhkan ke-lima jarinya di pagar itu.

"Oh, tidak! Aku menyentuhnya, bagaimana kalau aku tersengat listrik?"

"Kau sudah menyentuhnya Lys! Dan tidak terjadi apa-apa kepadamu!"

Alyssa terkekeh, "Eh, iya. Ternyata tidak ada aliran listrik, ya."

Alyssa menempelkan wajahnya di pagar, melihat dalam dari pagar ini, sebenarnya tidak menyentuh wajahnya juga Alyssa dapat melihatnya, karena pagar itu mempunyai bentuk yang bolong-bolong segitiga.

Yang Alyssa lihat hanya pohon-pohon, tapi pohon-pohon di dalam pagar itu lebih banyak yang hancur daripada di tempatnya berdiri. Ini sungguh misterius, dan membuatnya penasaran. Apakah dia memanjat pagar itu saja, lalu berkeliling di dalam sana, dan apa yang membuat tempat di sana istimewa sehingga diberi pagar kawat?

Mungkin saja dia melihat pria-pria tampan yang lebih tampan di dalam sana? Ah, ini benar-benar membuat Alyssa penasaran, lalu melepas sepatunya dan menggulung sampai siku pakaian hangat yang diberikan Nyx tadi pagi.

Pasia tahu Alyssa sedang ingin melakukan apa, Pasia enggan melarangnya, biarkan saja Alyssa jatuh dari pagar karena rasa penasarannya sendiri!

Kedua telapak tangannya dengan erat memegang pagar, dan meletakkan sebelah kakinya untuk mencari tempat yang nyaman untuk dipijak di pagar.

"Ini akan mudah, lagipula aku sering memanjat pagar waktu sekolah," monolognya sendiri.

Alyssa di sekolah bukanlah anak nakal, namun hanya sedikit bandel saja. Lagipula dia sering melompat pagar karena ada urusan penting yang harus dia lakukan. Seperti bermain PlayStation di toko rental. Itu termasuk urusan penting baginya.

Dengan terlatih Alyssa merangkak memanjat pagar. Namun, baru dua pijakan, namanya dipanggil...,

"Alyssa!"

• • •

A/N:

Yang manggil siapa hayo!?

Tunggu di part selanjutnya ya! Jangan lupa beri vote dan komen:D

Ayo saling berdoa semoga Covid19 cepat berlalu, aamiin.

Stay safe, stay home, everyone❤️.

Regards,

.Mosya Caramello.

3/4/20

DzaldzaraWhere stories live. Discover now