28: Nyx

5.9K 670 4
                                    

Alyssa sungguh lelah. Zephran benar-benar mengerjai Alyssa habis-habisan. Setelah Alyssa membersihkan seluruh istana, Zephran menyuruh Alyssa untuk menyirami seluruh bunga yang ada di halaman istana. Bisa dibayangkan, bagaimana halaman istana yang luas ditambah dengan kebun bunga itu sendiri, dan ditambah lagi, Alyssa menyiram bunga-bunga itu sendirian. Ya, sendirian.

Alyssa melakukan itu semua tidak terasa sampai sore hari. Setelah dia melakukan itu, Alyssa langsung bergegas menuju kamarnya, berharap Zephran tidak menambah tugas untuk Alyssa.

Oh, apa yang Alyssa pikirkan? Berharap terbebas dari Zephran yang menjadikannya pelayan pribadi hanya untuk menyiksa Alyssa? mana mungkin. Tapi setidaknya, Alyssa harap untuk sore hari ini saja Zephran berhenti membebani Alyssa dengan segala suruhannya.

Dengan percepat langkah, Alyssa melewati lorong menuju kamar para pelayan. Setelah di depan pintu kamarnya, Alyssa langsung membukanya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.

Tubuh Alyssa serasa mau remuk. Maklum, Alyssa jarang bersih-bersih rumahnya sendiri.

"Ah, aku sungguh lelah," lenguh Alyssa sembari memijat pergelangan tangannya yang sakit.

Bunyi pintu yang terbuka membuat  Alyssa refleks terduduk di kasur. Dia kira suara pintu yang terbuka itu dari pintu kamarnya. Ternyata bunyi pintu itu dari pintu kamar mandi yang berada di kamarnya.

Keluarlah seorang gadis berambut merah dengan handuk yang tersampir di pundaknya.

"Sudah kuduga, kau yang menempati tempat tidur satunya," ujar gadis itu sembari mengeringkan rambutnya.

Alyssa tadinya agak kaget, namun setelah melihat wajah gadis berambut merah itu, Alyssa tersenyum ramah.

Dia Nyx. Gadis yang memberitahunya tempat penyimpanan barang untuk bersih-bersih tadi.

"Senang bertemu denganmu lagi, Nyx!" ujar Alyssa senang.

Nyx menatap Alyssa di seberang tempat tidurnya sembari menyisir rambutnya yang ikal panjang itu. "Kau lebih baik mandi, Alyssa. Tampang mu sungguh terlihat kacau."

Alyssa reflek menyentuh rambutnya yang tidak karuan dan kasar. Benar-benar seperti orang yang tidak pernah menyisir rambutnya.

Alyssa terkekeh dan membaringkan tubuhnya di ranjang kembali, "Ah, nanti saja. Lagipula hanya kau yang melihatnya."

Nyx tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau sungguh jorok!" Nyx menatap Alyssa dengan tatapan yang dibuat-buat jijik. "Kalau aku jadi pria, aku tidak mau mengencani gadis sepertimu, Lys!"

"Memangnya aku mau mengencani mu kalau kau pria?" tanya Lyssa sembari mengibaskan tangannya. "Tentu tidak!"

Mereka pun saling bertatapan tajam selama beberapa detik. Lalu tertawa bersamaan. Setelah puas tertawa, mata Nyx menangkap tangan Alyssa yang sedari tadi memegang pergelangan tangannya.

"Ada apa dengan tanganmu?" tanya Nyx tak lepas menatap dari pergelangan tangan Alyssa.

"Ayolah, kau kan tahu aku membersihkan seluruh istana. Tanganku sakit," keluh Alyssa sembari meringis.

Nyx mengejek Alyssa, "Apakah kau gadis yang manja? Hanya begitu saja kau mengeluh." Walaupun Nyx mengejek Alyssa, Nyx tetap menghampiri Alyssa di tempat tidurnya. "Coba sini aku lihat."

Alyssa mendengus sembari duduk di kasurnya, dan menunjukkan pergelangan tangannya ke Nyx.

Nyx menyentuh tangan Alyssa, dan mengusapnya perlahan secara merata.

Alyssa menatap Nyx bingung, apa yang sedang gadis itu lakukan?

"Selesai," kata Nyx dan beranjak ke jendela, untuk menutupnya.

Alyssa menatap tangannya dan menggerakkannya. Tidak terasa sakit sama sekali.

Alyssa menatap Nyx dengan penasaran. "Apa yang kau lakukan dengan tanganku? Ini sudah tidak sakit lagi." Dengan menggerak-gerakkan tangannya.

"Yah ... hanya pengobatan ringan saja," jawab Nyx ragu.

"Kau menyembuhkan tanganku hanya dengan menyentuhnya?" tanya Lyssa penasaran. "Apakah kau jangan-jangan ...," bisik Alyssa dengan menggantungkan kalimatnya.

Nyx langsung melotot, dan menaruh jari telunjuknya di bibir. "Sst, kau tidak boleh mengatakannya," perintah Nyx dengan pelan.

Alyssa mengangguk dengan polos, dan berbisik, "Apakah menjadi dukun di sini dilarang?"

Nyx langsung melongo menatap Alyssa, tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak, sehingga membuat Alyssa bingung.

"Apakah kau mengira aku seorang dukun?" tanya Nyx masih dengan tawanya.

Alyssa memicingkan matanya. "Memangnya kau bukan seorang dukun?"

Nyx langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kau boleh menganggap ku dukun, jika itu mau mu, hahaha."

Alyssa menatap Nyx yang menertawakannya. Lalu Alyssa menyadari sesuatu, sehingga membuatnya bangkit dari kasurnya, dan menghampiri Nyx yang berada ditempat tidurnya.

"Apakah kau penyihir?" teriak Alyssa menatap Nyx tak percaya.

Nyx yang mendengar pertanyaan dari Alyssa itu, membuatnya berhenti tertawa serta melotot kaget, dan membekap mulut Alyssa secara tiba-tiba ....

• • •
A/N:

Nah loh, kira-kira Nyx kenapa ya ngebekap Alyssa?

Kalo lupa Nyx sebelumnya keluar di mana, baca aja part 26 lagi yaa. Di situ Nyx perdana keluar.

Makasiii yang udah baca, jangan lupa like, komen, dan subscribe (eh?)

see u next chapter!

regards,

.Mosya Caramello.

7/okt/19

DzaldzaraUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum