29

705 59 10
                                    

Hati itu ibarat gelas. Semakin dipenuhi kecintaan kepada Allah,semakin sedikit ruang untuk kecintaan terhadap dunia.
_hijrahsantun_

                                              ❤❤                                                                 

"Jimin oppa." panggil Anisa pada Jimin yang tengah membaca buku sejarah Islam diperpustakaan Masjid Seoul.

"Nde. Waeyo..?"

"Maafkan aku sebelumnya oppa,apakah oppa tidak bisa menikahiku segera..?" Anisa sedikit bimbang sebab ini adalah permintaan mamanya untuk segera meminta Jimin menyeriusinya.

Jimin menutup bukunya. Matanya menatap kosong kearah lain. Dalam hatinya pertanyaan inilah yang sangat ia khawatirkan. Melihat Jimin diam terlalu lama,Anisa pun semakin tidak sabar.

"Oppa asal oppa tau,jika oppa tidak segera menikahiku mereka akan menjodohkanku. Dan aku tidak mau oppa." ucap Anisa dengan berderai airmata.

Jimin sangat terkejut mendengar penuturan wanita itu. Hatinya dilanda bimbang. Disatu sisi dia tidak akan siap untuk menikah secepat ini,karena yang ia prioritaskan hanyalah menjemput hidayah dari-Nya.

"Jika harus menikah dalam waktu-waktu dekat ini kurasa aku belum bisa Nisa-ya."

"Tapi oppa..hikss..hikss.."  suara tangisan Anisa membuat beberapa orang disekitar mereka ikut terganggu. Menyadari hal itu Jimin segera membawanya keluar dari perpustakaan itu.

"Sebaiknya kita bicara diluar saja." ucapnya sembari
mengajak Anisa duduk di sebuah bangku taman untuk membicarakan hal itu.

"Aku mohon mengertilah Anisa. Hubunganku dengan keluargaku pun belum membaik. Mereka belum bisa menerima jika nantinya aku seorang muslim dan itu berarti mereka juga belum bisa menerimamu sebagai menantunya. Kamu mengerti itu kan...?"

"Tapi oppa,keluargaku memintaku untuk menikah dengan anak dari sahabat papaku,jika oppa tidak menikahiku dalam waktu sebulan ini. Apa oppa tega jika aku bersanding dengan pria lain..?"

"Mungkin egoku akan melarang itu Nisa-ya. Tapi jika lelaki itu lebih baik dariku,sholeh,dan bertanggung jawab,kenapa tidak. Walau berat pasti aku akan melepaskanmu demi kebaikanmu." Anisa masih saja menangis mendengar perkataan Jimin.

"Jadi tidak ada alasan kamu menolaknya karena diriku."ucap Jimin sembari memberikan sapu tangan pada Anisa.

"Baiklah oppa aku menghargai keputusanmu. Aku akan berdoa agar Allah menunjukkan apa yang terbaik untukku."ucap Anisa sembari menghapus airmatanya.

"Ya begitu dong. Itu baru Anisa yang aku kenal."ucap Jimin memberi semangat.

"Iya oppa,seharusnya aku tidak menangis hanya karenamu. Siapa tau jodohku nanti lebih tampan darimu." ucap Anisa sembari menunjukkan senyuman. Walaupun dalam hatinya sangat hancur menerima ini semua.

"Iya Nisa-ya. Kamu harus mendapatkan yang terbaik."

                   🍀🍀🍀

Setelah beberapa hari pertemuannya dengan Jimin di toko buku itu,ada rasa gelisah dihati Halwa. Malam ini,seperti biasa ia bangun untuk melaksanakan sholat tahajud. Keresahan hati sungguh sangat membingungkan Halwa. Dia ingin mendiskusikan itu semua hanya kepada Rabbnya, karena hanya pada-Nya lah  sebaik-baik tempat mencurahkan isi hati.

Halwa

Ya Rabb.
Perasaan itu kembali hadir.
Ia kembali menyapa lewat sejuta sapa.
Ia berubah,ia menemukan jalan untuk kembali pada-Mu.

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang