EPILOG

990 55 15
                                    

Satu tahun kemudian..

Terdengar suara tangisan bayi dari ruangan Halwa,ayah dan ibu Halwa saling berpelukan begitu juga dengan Alya dan Hyun yang ikut menunggu proses persalinan Halwa.

Di dalam,dengan rasa haru luar biasa Park Jimin mengazani telinga putri kecil mereka.

"Aku benar -benar menjadi seorang ayah." batinnya sangat bahagia.

Halwa memandangi wajah manis putri kecilnya. Dia sangat manis dan sangat mirip dengan Park Jimin.

"Sayang cantik sekali kan putri kita..?" ucap Jimin sembari menyerahkan putri kecilnya pada Halwa.

"Iya oppa,dan mirip sekali denganmu."

"Iya lah aku kan papa nya. Kamu gak nanya aku beri dia nama siapa..?"

"Siapapun namanya aku yakin nama itu mengandung doa yang baik ."

"Aisha Shafi Nailul Jannah. Wanita suci yang akan mendapatkan surga."

"Nama yang indah oppa. Aisha pasti suka."

Jimin: Dia adalah penyembuh luka untukku dan Halwa. Kehadiran Aisha akan membuat keluarga kami benar-benar lengkap. Sekarang aku punya 2 bidadari dan 1 pangeran yang harus benar-benar kujaga. Terimakasih Ya Rabb telah menghadirkan mereka dalam hidupku. Akhirnya Arfan memiliki adik perempuan yang sangat ia idam-idamkan. Arfan, dia lucu sekali selalu mencium Aisha yang tertidur saat dipangkuanku ataupun Halwa. Selalu khawatir jika adiknya menangis.

 Selalu khawatir jika adiknya menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pa ,ini kopinya. Sini Aisha biar bunda yang gendong."

"Bunda sini deh. Taruh aja dimeja kopinya."

"Kenapa sih..?"

"Aku mau bilang sesuatu. Sini aku bisikin."

Halwa mendekatkan telinganya padaku.

" Anaa uhibbuka fillah istriku. Terimakasih untuk semuanya. Terimakasih sudah menjadi ibu untuk anak-anakku. Aku menyayangimu." ucapku sembari mencium pipinya.

"Papa mah sok romatis ah. Tuh diminum kopinya." ucapnya dengan pipi yang memerah.

"Sini Aisha biar sama bunda aja dulu."

"Ih bunda malu. Sha bunda malu soalnya papa godain."

"Ih papa apaan sih ko bilang sama Aisha. Gak boleh tau."

....

Halwa: Aku tak pernah menyangka takdir Allah seindah ini padaku. Mengirimkan dia,imam yang aku impikan. Imam yang senantiasa menuntunku kejalan Allah. Yang saat aku mencintainya semakin bertambah pula rasa cintaku pada Rabbku. Jika kita meninggalkan sesuatu hal karena Allah,maka Allah akan memberikan ganti yang terbaik. Kehilangan Ijaz adalah hal terberat dalam hidupku waktu itu. Tapi untung saja Jimin membantuku melewati masa-masa itu.
"Bunda.." itu anak perempuanku namanya Aisha dia sangat mirip dengan papanya. Sekarang dia berumur 20 tahun.

"Iya sayang. Ada apa..?" tanyaku pada Aisha.

"Ayo katanya mau ke makam papa. Itu kak Arfan sudah menunggu." ucapnya yang sibuk menata hijabnya.

"Iya iya sayang. Sepertinya sudah kangen sekali sama papa Jimin ya." akupun menutup buku harianku setelah membaca curahan hati Jimin oppa disana.

"Iyalah bunda. Memang bunda gak kangen sama papa ya...?"

"Ya kangen lah sayang." Aisha selalu bersemangat jika ia ingin berziarah ke makam papanya.

Allah lebih sayang pada imamku. Ya, tepat 7 tahun lalu,Jimin mengalami kecelakan mobil saat ia menuju kantor. Ia sempat koma beberapa hari sampai dokter menyatakan bahwa nyawanya tak bisa diselamatkan lagi. Semua berubah, hari-hariku yang indah seketika menjadi abu-abu tanpa kehadirannya. Namun lagi-lagi aku harus tegar masih ada dua malaikat titipan Allah padaku, Arfan dan Aisha. Aku harus tetap semangat untuk mereka berdua.Andai Jimin masih ada ia akan menyaksikan putri kami yang tumbuh dengan cantik dan soleha ini. Sedang Arfan ia menjadi seorang hafidzh quran seperti yang diinginkan Jimin waktu itu. Semoga disurga nanti aku bertemu denganmu imamku,bias kesayanganku,suami tercintaku. Aku sangat merindukanmu. Park Jimin.


Syukran katsiiran buat teman-teman yang sudah membaca cerita Halwa dan Jimin.

Jazakallahu Khairan

❤Dhelya❤

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Where stories live. Discover now