[10] olahraga

2.3K 161 3
                                    

/tuhan kembali mengabulkan harapan, satu paket dengan rasa bahagia dalam hatinya/

Pagi hari kembali datang, satu paket dengan senyuman yang kembali membuat Fakhira berharap harinya akan sebaik kemarin. Sepeninggal Alan kemarin siang setelah makan bersama, Fakhira terus menatapi beberapa tablet vitamin yang sempat dibeli mereka di apotik. Bahkan saat ini, tablet-tablet itu masih tergeletak di atas nakas samping kasurnya Fakhira.

Pukul 08.00 pagi, Fakhira telah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Mengenakan celana training panjang berwarna abu polos dan hoodie berwarna putih bergambar mickey mouse di depannya. Fakhira siap berolahraga pagi.

Namun, sebelum Fakhira melancarkan niatnya untuk berolahraga, dia sempat meminum vitamin yang kemarin dibelikan Alan untuknya. Perhatiannya yang terlihat sangat berbeda membuat Fakhira selalu merasa tersanjung setiap waktunya.

Bergegas keluar dari kamar dan menuruni anak tangga dengan semangatnya. Sepatu olahraga berwarna hitamnya pun menapaki anak-anak tangga dengan tak kalah semangatnya.

Karena memang tak ada jadwal kuliah, Fakhira sengaja menyibukkan diri dengan menjalani aktifitas yang bermanfaat. Salah satunya adalah berolahraga pagi.

Lisa telah pergi sejak satu jam yang lalu, jadi Fakhira tak perlu meminta izin untuk keluar. Dia membuka pintu rumah utamanya. Menghirup udara dengan kedua mata tertutup.

Namun saat membuka mata, Fakhira terheran karena ada pria yang berdiri membelakangi di depan teras rumahnya. Sepatu hitam dengan model yang hampir sama dengan milik Fakhira membuat dia tambah penasaran dengan pria yang masih berdiri membelakanginya. Training panjang berwarna hitam dengan dua garis panjang berwarna putih di samping kanan dan kirinya, hoodie berwarna abu yang terlihat polos semakin membuat Fakhira menautkan kedua ujung alisnya.

"Siapa, ya?" tanya Fakhira sembari perlahan berjalan mendekati pria itu.

Karena tersadar dengan suara Fakhira, pria itu dengan cepat membalikkan badannya.

"Kak Alan?" ujar Fakhira, tak percaya. Kedua matanya memerhatikan pakaian Alan dari atas sampai bawah. Alan yang biasa dia lihat sangat berbeda dengan yang dia lihat saat ini. Ini terlihat lebih segar dan ... ugh, Fakhira rasa dia akan segera menambah kembali rasa kagumnya. "Bagaimana bisa seperti ini?"

Alan terdengar tertawa kecil yang semakin membuat Fakhira tertegun tak percaya.

"Aku memang berniat buat ngajak kamu olahraga pagi, tapi karena kamu udah siap tanpa harus aku ajak, ya jadi aku nggak harus ngajak lagi, 'kan?"

"Seriusan?" tanya Fakhira, masih dengan tatapan tak percayanya.

"Serius. Nggak percaya?"

"Bukan gitu sih, tapi ... sungguh, aku seneng banget!" seru Fakhira sembari melebarkan senyum sampai kedua matanya semakin menyipit.

"Ya udah, yuk!"

Fakhira mengangguk dengan semangat. Tuhan kembali mengabulkan harapannya. Memberikan kembali hari yang begitu baik untuk kelancaran hidupnya.

Setelah Fakhira menutup pintu dan dikuncinya, dia bergerak lebih dekat ke arah Alan. Matanya bahkan sengaja dikedip-kedipkan beberapa kali hanya untuk memastikan bahwa pria yang kini di hadapannya adalah benar-benar Alan.

Fakhira tak kuasa jika harus terus menahan tatapannya pada Alan yang mulai tersenyum mematikan. Dia mengalihkan pandangannya ke arah luar gerbang rumahnya yang terbuka hanya sekitar satu meter dari tempat yang seharusnya. Di depan gerbang rumahnya pun, dia tak melihat keberadaan sebuah mobil di sana.

Komunikator (Completed) ✓Where stories live. Discover now