mom

36.9K 1.9K 151
                                    

note : baru ini penulis menggunakan bahasa Indonesia dalam membuat fanfic so please be nice.. karna author masih kurang terbiasa. thats it, enjoy reading!

.

.

.

1st February 2018

hari itu langit mendung, mereka memang tidak meneteskan hujan tapi kesenduan yang mereka sebabkan menambahkan rasa sakit dihati seorang pria mungil gun attaphan yang masih setia berdiri di depan pemakaman sang ibunda dengan menggenggam erat tangan sang adik, pim. ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak meneteskan air mata dan menjadi seorang kakak yang tegar bagi sang adik. namun nampaknya kesedihan tak dapat terbendung ketika ingatan tentang sang ibu memenuhi pikirannya, ia pun menangis dalam diam, mencoba untuk tetap berdiri tegap demi sang adik yang masih menangis tersedu-sedu.

'pim.. ayo kita pulang' khawatir dengan kondisi sang adik yang semakin melemah dalam pelukannya gunpun memutuskan mereka harus pulang.

'ibu, aku dan pim pulang dulu. ibu tenang saja aku akan selalu mengingat perkataan ibu dan kami akan sering mengunjungi ibu. kami mencintai ibu, sampai nanti bu.' ia pun tersenyum kearah tempat peristirahatan terakhir sang ibu seakan-akan ingin meyakinkan bahwa dia dan pim akan baik-baik saja walaupun kesedihan tetap terlihat jelas dari kedua matanya.

'ayo pim' sang adik pun hanya mengangguk dan mengikuti sang kakak.

langkah mereka terasa sangat berat ketika mereka harus memalingkan tubuh mereka dan meninggalkan ibu mereka. setelahnya mereka keluar dari area pemakaman langkah mereka pun terhenti. dua orang paruh baya, pria dan wanita yang sepertinya berumur lebih dari setengah abad berdiri disebelah mobil yang seharusnya akan mengantarkan mereka pulang.

'gun? pim?' tanya si wanita yang wajahnya mengingatkan gun dengan sosok ibunya.

'sawadikrap, apa ada yang bisa kami bantu?' jawab gun dengan sopan. kedua orang tua itu tersenyum melihat sikap gun yang penuh santun mengingatkan mereka dengan anak semata wayangnya yang jauh dari kata santun

'ah.. perkenalkan nama ibu dararat dan ini suami ibu sompob. kami adalah sahabat ibu mu, saowaros.. kami turut berduka cita atas kematian ibu mu ya nak' terlihat sekali wajah sendu di raut kedua paruh baya tersebut.

'ahh.. terimakasih om-tante.' jawab gun seadanya.

'sebenarnya kedatangan kami kesini selain untuk memberikan penghormatan terakhir pada ibumu, kami ingin membicarakan sesuatu padamu dan adikmu'

'kalau boleh tau mengenai hal apa ya om-tante? terus terang saja kondisi pim sedang tidak baik jadi aku ingin segera sampai rumah supaya pim bisa berisitirahat' mendengar hal tersebut ibu dararat dan suaminya tersenyum manis melihat betapa baiknya hubungan kakak-adik ini.

'sebenarnya kami ingin menyampaikan hal yang penting, hal ini berkaitan dengan keinginan terakir ibunda kalian. namun jika kalian lelah kita bisa membicarakan ini dirumah kalian sehingga kalian bisa sambil beristirahat.' gun dan pim yang mendengar perkataan nyonya dararat pun melihat satu sama lain dengan raut pensaran yang terlihat jelas dikedua wajah mereka.

mereka pun mengiyakan permintaan kedua pasangan suami istri tersebut dan pulang kerumah mereka. gun dan pim memang dibesarkan oleh seorang single parent namun kehidupan mereka tidak pernah tidak berkecukupan, berkat kerja kerasnya sebagai seorang aktor ternama di Thailand, gun mampu membelikan keluarganya sebuah rumah mewah yang terletak diperumahan elit Bangkok. hidup mereka pun diberkati dengan kekayaan yang dimiliki nenek mereka sehingga bisa dibilang mereka tumbuh dari keluarga yang sangat berkecukupan namun hal itu tidak pernah membuat mereka menjadi pribadi yang sombong dan tidak beradab. setelah kepergian sang ayah, gun, pim dan ibunya justru hidup dengan kebahagiaan yang berlimpah karena mereka saling melindungi dan mencintai satu sama lain.

Married to You OffgunWhere stories live. Discover now