on the ice lemonade and black coffee

13.3K 1K 44
                                    

Attention Note : chapter kali ini akan membahas mengenai masa lalu Gun dan bagaimana perkembangan karakter nya dari waktu ke waktu hingga menjadi Gun yang sekarang. dalam chapter ini kalian akan menemukan alasan sebenarnya Gun kekeh dengan keputusannya untuk menikah dengan off. jika tulisan dimiringkan itu berarti tulisan tersebut menunjuk pada isi hati/pikiran cast. sekali lagi ini hanya fiksi belaka yang berarti tidak terjadi didunia nyata. cerita ini berasal 100% dari kepala author thanks.. happy reading ;)

.

.

.

flashback

Gun kecil bukanlah orang yang berpikir panjang. dia merupakan penganut cara berpikir yang simpel dan malas menggunakan otaknya untuk bekerja keras, dikaruniai wajah yang manis dan kepribadian yang ceria membuatnya mudah dicintai oleh banyak orang dan ya hal itu menjadikan dia anak yang selalu dimanja. namun, tetap saja dengan kedua orang tua yang selalu berkerja ia merasa kesepian di rumahnya sendiri, ketika pim lahir dan Gun untuk pertama kalinya menggendong adik perempuannya itu, ia tak mampu menahan kebahagiaannya.. ia berpikir rumahnya tidak akan sepi lagi, ia begitu bahagia dan menciumi pipi adik perempuannya itu dengan gemas.

ia melihat ke arah ibunya yang saat itu masih diatas ranjang rumah sakit dengan mata berbinar, ibunya pun yang melihat kebahagiaan yang tertera dengan jelas diwajah anak sulungnya itu juga membalas dengan senyum kebahagiaan yang sama walaupun bercampur dengan kelelahan yang terpancar dalam rautnya.

Gun mengerti.

ia lalu berbalik ke arah ayahnya yang masih berdiri di depan ranjang ibunya dan memberikan ekspresi yang sama namun sang ayah hanya mengangguk dan menunjukan senyum terpaksa.

ahh, mungkin ayah juga lelah.

Gun juga mengerti.

hari berganti dan begitu juga tahun demi tahun terlewati. Gun kecil kini sudah bertumbuh menjadi seorang remaja 13 tahun. namun,meskipun bergantinya waktu Gun tetaplah seorang Gun yang dulu, manja dan ceria. sang ibu selalu mengantar jemput dirinya dari sekolah dan pergi ke tempat shooting. ya, Gun memang mengawali karirnya sejak dini. ibunya mengantar Gun dalam sebuah audisi dan ia pun terpilih menjadi salah satu pemain dalam suatu produksi film. ketika ia pulang dan membuka pintu adiknya akan berlari untuk menyambutnya. mata nya mencari sosok lain dalam rumah itu yaitu sang ayah tapi ia tak menemukannya. ibunya yang mengerti itu memberitahunya jika ayah masih bekerja dan belum pulang. Gun pun hanya tersenyum walaupun dia ingin sekali bertemu ayahnya.

ahh, aku tak boleh seperti ini, ayahkan sedang kerja.

Gun tetap mengerti.

hingga suatu malam ia terbagun dari tidurnya, berjalan kearah kamar orangtuanya dengan masih memeluk boneka anjing kesayangannya. namun langkah kakinya terhenti setelah mendengar teriakan keras yang Gun langsung kenali bahwa itu suara ibunya. ketakutan bercampur khawatir melingkupi dirinya, ia berjalan dengan pelan dan ragu-ragu mengintip disela-sela pintu kamar kedua orangtunya.

malam itu adalah malam dimana Gun mulai tidak mengerti dengan apa yang terjadi dikeluarganya. ayahnya berteriak dengan kencang begitu juga ibunya. Gun menutup kedua telinganya dengan tangannya dan menangis dalam diam, takut jika ia bersuara mungkin ia juga akan diteriaki. ia mengundurkan langkahnya sedikit demi sedikit dan pergi meninggalkan kamar orangtua nya tersebut, ia memasuki kamarnya dan menaiki tempat tidurnya, ia menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya dan ia pun menangis dalam diam hingga tertidur.

pagi setelah malam itu ia merasakan usapan lembut di rambutnya dan suara sang ibu yang membangunkannya. ia membuka matanya perlahan dan melihat wajah biru lebam pada ibunya namun bukan hanya itu, ibunya juga tampak khawatir bercampur sedih. ia bisa merasakan jemari ibunya yang berpindah dari rambutnya ke kedua matanya yang membengkak karena tangisannya semalam.

Married to You OffgunWhere stories live. Discover now