If I get married, I want to be very married

12.7K 1K 20
                                    

.

.

.

Suvarnabhumi Airport, 12th February (H-2)

9.30 pm

.

tibalah hari dimana keluarga Off dan Gun harus pergi meninggalkan Thailand dan menuju California, Amerika serikat untuk melaksanakan pernikahan Off dan Gun. mereka sudah tiba di bandara sejak pagi tadi untuk check in. bawaan mereka sendiri tak banyak kecuali pim yang memang akan tinggal disana untuk beberapa tahun jadi sudah pasti ada banyak barang yang ia bawa. nenek Gun juga turut ikut serta untuk menyaksikan hari "bahagia"cucunya ini, namun berbeda dengan wajah bahagia kedua keluarga tersebut, pasangan calon pengantin yang dalam 2 hari akan melangsungkan pernikahannya tersebut justru terlihat canggung bahkan salah satunya terlihat menjauhkan diri dari calon suaminya.

tiga hari sudah berlalu dari pertengkaran mereka malam itu, Off yang memang sudah berniat untuk meminta maaf pada Gun tak bisa berkutik karena pekerjaannya yang menumpuk ditambah lagi ia harus memadatkan pekerjaannya agar ia dapat mengambil libur 1 minggu sesuai yang ibu nya inginkan. ya, dia memutuskan untuk melakukannya sekaligus untuk membuat pria mungil tunangannya itu tak cerewet nantinya. ia merasa bersalah oleh karna itu ia akan membayarnya selama satu minggu mereka disana. entahlah, bukannya Off menyukai Gun atau bagaimana ia hanya tak suka saat Gun menunjukan raut kecewa nya seperti malam itu. entah mengapa itu melukai harga dirinya.

tentu saja keluarga mereka yang sedang bersama-sama dengan mereka saat ini bisa merasakan ada yang tak beres dengan kedua pria tersebut namun mereka memilih diam tak ingin ikut campur dalam urusan kedua calon pengantin itu. Off sedari tadi berusaha untuk mengajak bicara bahkan mencoba untuk membantu Gun membawakan kopernya tapi tampaknya lelaki cantik tersebut benar-benar tak ingin memiliki kontak apapun dengan Off. Pim yang melihat kelakuan kakaknya hanya mampu meminta maaf pada Off, bagaimanapun juga Off sudah berusaha untuk berbuat baik pada Gun.

selama mereka menunggu pesawat mereka Gun selalu saja duduk berjauhan dari Off, ia berbicara santai seperti tak ada yang terjadi dengan orang lain tapi menolak mengeluarkan suaranya untuk Off, Off hanya bisa menghelas nafasnya.. ia tak tau bahwa tunangan mungilnya itu bisa begitu melelahkan saat sedang marah. begitu juga saat mereka didalam pesawat, Gun yang mau tak mau harus duduk berdampingan dengan Off memiringkan badannya membelakangi Off berdalih untuk tidur dan menutupi separuh wajahnya dengan jaket hoodienya, Off sendiri yang memang sudah lelah karena ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya jam 3 pagi tadi dan hanya memiliki 1 jam untuk tidur pun memilih untuk beistirahat juga, ia menyandarkan kepalanya dan membetulkan kacamata hitamnya yang memang sedari tadi ia gunakan untuk menutupi matanya yang memang memerah kurang tidur.

sesampainya mereka di Bandara Internasional Los Angeles (LAX) dimana waktu sudah menunjukan pukul 11 malam waktu setempat, mereka sudah disambut oleh Tay yang sudah berada di LA lebih dulu dibandingkan mereka untuk mengurus kebutuhan mereka selama di LA tersebut termasuk menyewa dua mobil bersama supirnya yang akan mengantarkan mereka ke Hotel Four Season yang sudah dipesan oleh keluarga Off. Pim, Off dan Gun berada dalam satu mobil bersama Tay sedangkan orang tua Off dan nenek Gun berada dimobil yang satunya lagi. pim diapit oleh kakaknya dan tentu saja calon kakak iparnya yang membuat ia sedikit merasa tidak enak. tentu saja berada ditengah-tengah orang yang sedang perang dingin akan membuat siapa saja tak betah berada disitu. Off beberapa kali berbicara dengan Tay yang tentu saja didominasi oleh masalah kerjaan walaupun sesekali mereka melemparkan kode-kode melalui mata mereka mengenai pria mungil yang sedari tadi hanya melihat pemandangan malam jalanan kota california melalui jendela mobil itu. entahlah apa yang ada dipikirannya, ia lelah tapi tak mengantuk karena ia menghabiskan waktunya dipesawat untuk tidur.

sesampainya di hotel mewah tersebut, Tay langsung memberikan kartu kamar untuk mereka masing-masing. ayah dan ibu Off tentu saja berada dalam satu kamar, pim bersama dengan neneknya, yang berarti Off akan sekamar dengan Gun. melihat Off memiliki nomor kamar yang sama dengannya Gun pun melayangkan protes, karna hal terakhir yang dia inginkan saat ini adalah terjebak dalam satu ruangan dengan Off.

Married to You OffgunWhere stories live. Discover now