3. Musim Dingin Pertama

9.4K 426 3
                                    

Sebelumnya, ketika kedua Kakak iparnya baru sampai Al dapat melihat wajah kesal mereka. Cath tampak mengedarkan pandangan menelisik sekitar tempatnya berdiri. Rumah ini sunyi sekali, hanya Al yang menyambut mereka girang, dengan rambut cokelat dan gigi kelinci lucunya. Bruce belum tahu perginya Garry tetapi dia yakin Adik bengalnya tidak ada di rumah. Tetapi ke mana perginya? Meninggalkan istrinya di musim dingin? Yang benar saja.

Al membawa nampan yang di atasnya sudah tertata tiga gelas cokelat hangat, meletakkan masing-masing dari mereka dengan begitu teleten. Al pergi sebentar, sepertinya sedang mencari sesuatu, kemudian kembali dengan wajah kecut.

“Maaf ... Kami kehabisan camilan, roti jahe yang Kakak berikan sudah habis. Aku memakannya setiap bangun tidur,”  ucapnya dengan wajah bersalah.

“Jangan merasa bersalah begitu, serahkan saja pada suamiku yang tangguh ini. Dia bersedia membantu setiap saat.”

Cath menyahut sambil menyentuh bahu suaminya menunjukkan bahwa pria itu memang bisa diandalkan. Dan lagi-lagi Bruce harus berlapang dada ketika sebuah perintah terlontar dari bibir mungil istrinya.

Cath meminta suaminya untuk membelikan beberapa bungkus camilan. Astaga, hari libur para suami adalah hari mengabdi kepada istri. Itu slogan baru bagi para lelaki yang sudah menikah apabila mendapat nikmat libur kerja. Tujuannya adalah restoran bergaya mediterania yang terletak di pinggiran kota. Restoran itu selalu ramai dikunjungi pasangan muda, desain ruangannya sangat rbagusomantis. Ya, Bruce cukup hafal karena dulu dia sering mengajak Cath yang saat itu masih menjadi kekasihnya untuk makan di sini.

Setelah selesai dengan beberapa kantong camilan, kakinya melangkah menuju pintu ke luar tempat itu. Namun terhenti ketika matanya tak sengaja menangkap sosok yang sangat dia kenal tengah duduk santai menikmati camilan hangat dan secangkir kopi. Jangan lupakan di hadapan Garry ada seorang gadis tinggi dengan rambut cokelat namun lebih bergelombang dari milik Al. Membuat emosinya tersulut secara tiba-tiba.

“Menikmati musim dingin mu Adik bengal.”

Sebuah sapaan yang tidak santai lebih tepat menyindir, disambut oleh ekspresi terkejut Garry.

Calm down, sepertinya sangat indah ya sampai melupakan istrimu kelaparan di rumah.” setelahnya Garry bangkit dan menatap tidak terima pada Kakaknya. “Apa maumu?” balasnya singkat.

“Menyadarkan Adik bodohku ini, apalagi.”

“Pulanglah, aku sepenuhnya sadar dengan perbuatanku. Kau mengacaukan kencanku omong-omong.” Garry menatap tidak suka pada Kakaknya.

“Kau sebut ini kencan? Yang benar saja. Aku heran, kau dapat dengan santai menikmati sarapanmu dan melupakan istrimu yang bisa saja mati kedinginan karena sikap bodoh mu itu!”

Nada bicara Bruce mulai meninggi, dia maju beberapa langkah dan menatap Adiknya dengan tatapan menantang.

“Apa-apaan ini!” tiba-tiba wanita yang duduk di hadapan Garry bangkit dan menyentak tasnya kesal. Oh Bruce ingat ... Dia mantan atau bahkan masih menjadi kekasih Garry.

“Diam! Jangan campuri urusan kami. Kalau kau masih lapar teruskan saja, kalau tidak silahkan pergi.”

Katakanlah Bruce sangat kasar terhadap wanita tetapi wanita ini sedikit berbeda, wajahnya terlihat arogan. Dengan melihat wajahnya saja rasanya Bruce ingin menjambak rambut yang selalu dirawat dengan biaya yang fantastis tentu saja. Tetapi mereka bukanlah lawan yang seimbang.

“Garry kekasihku, jadi ini urusanku.”

Wanita ini tidak mengalah bahkan dia berjalan mendekati Kakak beradik itu.

“Kurasa anda orang berpendidikan nona. Bagaimana anda dengan mudah mengatakan bahwa dia kekasihmu sedangkan dia sudah menikah? Kau pengemis cinta!” balas Bruce sarkas.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang