18. My Bella

6.8K 399 30
                                    

Hari ini adalah hari yang paling mendebarkan bagi Alex, pasalnya dia akan memperkenalkan Bella sebagai gadis yang ia sukai pada Ibunya. Meskipun dia tidak yakin apakah Bella akan menerimanya tetapi berdasarkan cuitan di media sosial, jika benar-benar cinta maka si pria harus temui orangtua si gadis. Tetapi sebelum itu Alex akan meminta restu Ibunya di depan Bella. Agar terlihat gantle.

“Ibu ... Ibuu ... Ibuuu ...” Seperti biasa ketika memanggil Ibunya Alex akan berteriak seperti di dalam hutan. Maklum saja di rumah megah ini hanya dihuni oleh mereka berdua, eh tidak, masih ada beberapa asisten tetapi satu-satunya wanita yang dia panggil Ibu di rumah ini ya hanya Ibunya. Tetapi bukan berarti Alex mengharapkan Ibu baru yang Ayahnya bawa dari luar negri.

“Baiklah, aku akan menghubungi Ibu saja.”

Akhirnya Alex memutuskan untuk menelpon Ibunya,  padahal mereka satu atap. Tetapi atap rumah Alex terlampau luas, daripada lelah keliling rumah hanya untuk mencari Ibunya lebih baik ditelpon saja. “Ibuku sayang, sekarang ada dimana?”

“Anakmu yang tampan akan segera ke sana.”

Alex memutuskan panggilannya lantas menuju taman belakang rumah, tempat Ibunya sedang duduk santai sambil melihat-lihat situs e-commerce.

“Ibu kenapa di taman sendiri? Bagaimana jika Ibu kerasukan ruh yang ada di taman ini?” Padahal dia baru tiba tetapi sudah langsung mengomeli Ibunya.

“Astaga mulutmu. Ada apa? Tumben sekali mencari Ibu?”

Ibunya hampir melempar ponsel mahalnya ke kepala Alex namun tidak jadi, ponselnya itu diletakkannya, dan kini sibuk menelisik kuku jarinya yang terlihat seperti habis perawatan. Sejak kapan Ibunya suka memakai cat kuku? Alex nelangsa sambil berdoa semoga Ayahnya cepat kembali dari luar negri. Khawatir ibunya menjadi AGB lagi, kelakuannya makin hari makin aneh.

Alex lantas terduduk di samping Ibunya, “Ibu hari ini aku ingin memperkenalkan gadis yang aku suka pada Ibu, sebenarnya aku juga belum tahu apakah dia menyukaiku juga atau tidak.  Jadi tolong doakan anakmu ya Bu.”

Sang ibu menatap tidak percaya, raut wajahnya menjadi girang seketika. Seolah tidak percaya Alex mengatakan hal keramat semacam itu.
“Kau serius? Kau akan membawa seorang gadis? Terima kasih Tuhan, akhirnya keluarga kami akan memiliki penerus.”

“Sebab itu aku meminta restu semoga nanti gadis itu tidak menolakku.”

Wanita itu mengangguk dengan senyum bahagianya, menatap Alex penuh bangga lantas menggenggam kedua tangan Alex. “Sayang, Ibu berharap peristiwa kelam di masa lalu tidak terulang lagi. Kali ini kau harus menjaga gadis itu baik-baik, meskipun nantinya kalian saling mencintai tetapi ingat dalam hubungan bukan hanya kau dan dirinya tetapi keluargamu dan keluarganya. Mengerti kan maksud Ibu?”

Alex mengangguk menatap tidak percaya Ibunya yang bisa berkata seperti itu. “Baik, aku akan menjaga gadis itu dengan sepenuh hatiku, dan aku juga akan menghormati keputusan keluarganya nanti.”

“Sini peluk Ibumu.” Alex langsung memeluk Ibunya erat, sangat jarang mereka terlihat itu akur. Sepertinya Bella membawa angin segar bagi mereka.

“Sebentar lagi Bruno akan mendapat Kakak ipar.” Ibunya tersenyum girang, Alex memejamkan mata pasrah, maklum saja Ibunya sudah menganggap Bruno sebagai anak kedua.

Setelah berbicara pada Ibunya Alex langsung menjemput Bella, sebelumnya dia telah membuat janji meskipun tidak menyebutkan mereka akan pergi kemana. Bella kira ini pergi jalan seperti biasa jadi dia menerima tanpa ragu.

“Maaf Bella, aku mengajakmu untuk bertemu dengan Ibuku,” ucap Alex ketika mobilnya berhenti di garasi sehabis menjemput Bella. Dalam hati Bella merasa bertanya-tanya, mengapa dirinya diajak bertemu dengan Ibu Alex, sungguh pria ini aneh sekali.

“Ibu ... ” Ternyata sang Ibu telah menunggu dengan tidak sabar di dalam rumah jadi ketika bel berbunyi wanita itu langsung membuka pintu.

“Astaga Bellaa ... !”

“Bibi?”

“Hah?” Alex terdiam di posisinya melihat seperti orang bodoh bagaimana Bella dan Ibunya berpelukan seperti teman yang sudah lama tidak bertemu.

“Ibu mengenal Bella?” tanyanya heran.
Pelukan mereka terlepas, lantas Ibunya menatap Alex dengan senyum mengembang. “Tentu saja, kami sering bertemu ketika di klinik kecantikan. Ibu tidak menyangka kalau Bella adalah wanita yang kau taksir.”

Wajah Alex langsung panik, menatap Bella yang terlihat bingung dalam hati berdoa semoga tidak terjadi hal buruk.

“A ... apa, Alex menyukaiku?” giliran Bella yang berbicara sambil menunjuk dirinya sendiri menatap bingung kepada Ibu dan Anak di depannya.

Alex menarik napas panjang, menatap Bella dengan tatapan lembut yang dia punya. “Aku menyukaimu Bella, sejak pandangan pertama ketika di rumah sakit dulu, dan aku ingin memperkenalkan mu pada Ibuku.”

“Aduh, siapa yang meletakkan bawang di sini.” ucap Ibunya sambil mengusap lelehan air matanya.

“Ibu kenapa? Nangis bombay?” tanya Alex bodoh menatap heran wajah Ibunya.

“Ibu terharu! Tidak menyangka kalau anak Ibu bisa seperti ini.” Mereka bercekcok lagi setelah momen haru biru barusan tidak sadar bahkan Bella belum menjawab perasaan Alex.

“Bella mau tidak menjadi menantu Ibu? Kalau kalian menikah, mari kita membuka bisnis klinik perawatan kuku bersama, Ibu sudah meminta suami Ibu untuk membelikan berbagai macam merk cat kuku dari luar negri.”

Bahu Alex mendadak menjadi jelly, dia pasrah akan keadaan. Dia lupa dengan watak Ibunya, diterima saja belum sudah mengajak menata masa depan bersama.

“Jadi Bella menerima cinta Alex atau tidak?” Ibunya mengulang pertanyaan serupa, tidak peduli wajah terkejut Bella saat ini.

Alex ingin pergi jauh, lari dari hadapan Bella. Rencananya berbelok hampir 180 derajat. Tetapi masih berharap akan akhir yang indah sebab sebelumnya ia telah meminta restu dan doa dari Ibunya. Kalau Ibu sudah suka pasti rencananya akan diberkati Tuhan.




To be continued

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang