8. Calon Ibu yang Gagal

7K 341 8
                                    

Al duduk dalam diam, suasana mendadak canggung. Bagaimana tidak, di depannya ada Garry yang menatap  sinis sambil melipat tangan di dada. Masih ambigu antara dia cemburu dengan kedatangan Alex yang seperti jelangkung atau marah dengan Al.

“Kenapa tidak dimakan?” Garry berucap dengan nada ketus dan wajah datar. Al hanya bisa menunduk, sebenarnya lapar tetapi dia takut Garry semakin marah. Tatapan Garry terlalu mengintimidasi.

“Sudah berapa lama?” katanya lagi.

“Haa … ? Ma ... af?”

“Sudah berapa lama kalian berhubungan?”

Wajah Al berubah keruh, jadi sekarang iniGarry menuduhnya selingkuh?  Sungguh Al ingin berteriak di depan wajah pria ini, siapa yang menghamilinya, siapa yang mau menikah dengannya, siapa yang terang-terangan berselingkuh, dan dia baru saja menuduh dirinya?

Gila!.

“Aku tidak serendah itu Garry, aku bukan manusia bajingan yang mau menjalin hubungan dengan pria lain sedangkan aku sudah menikah. Setidaknya aku masih punya rasa malu di hadapan Tuhan.”

Untuk pertama kalinya Al berucap dengan nada pedas pada Garry. Setelah itu di pergi tanpa menyentuh bubur yang dibawa Alex, suasana hatinya sedang buruk.

“Kau pikir aku peduli? Tidak Al!” Garry membalas ucapanya dengan teriakan. Al tidak peduli, mungkin Garry merasa tersindir dengan ucapannya.

Al menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang, usia kehamilan sudah memasuki bulan kelima. Setiap pagi Al memandangi perut menggembungnya sambil membayangkan kehidupan pernikahannya yang carut marut. Dan emosinya pagi ini memang jauh dari kata baik.

Dia hanya wanita hamil yang terkadang ingin mencoba makan ini dan itu. Mengidam istilahnya. Lalu Alex tiba-tiba datang dan membawakannya bubur, dia menerima begitu saja. Lalu sekarang dituduh sembarangan? Bahkan Alex dan kak Cath mengenal dengan baik, apakah logis alasan menduga ada hubungan antara Alex dan dirinya sendiri?

Ingat, Al itu hamil. Kisahnya memang pasaran, tapi orang tampan dan kaya mana yang mau mendekati wanita hamil? Jika saja Alex berniat kencan, pasti Al jauh dari kriterianya.

Obrolan tentang mencari pria lain tak pernah terbesit di pikirannya. Jika akhirnya penarikan ini gagal, dia akan merawat anaknya sendiri di rumah ayahnya. Begitu lebih baik ketimbang menaruh harapan pada pria baru.

Al mencoba menerima perlakuan suaminya, dia paham perasaan pria itu. Siapa yang suka kalau dipaksa menikah dengan orang yang tidak dicintai? Siapapun enggan. Dan Al memaklumi itu. Tapi rupanya Garry memang tak tersentuh, selain tak menganggap pernikahan ini, tak menghargai Al, tak memperdulikan calon anak mereka, ternyata Garry juga membenci Al setengah mati. Al semakin  khawatir bagaimana sikapnya jika anak ini lahir nanti.

Dahulu Ayahnya sering bercerita tentang kehamilan Ibunya, bayi yang mereka tunggu itu telah tumbuh menjadi gadis dewasa bahkan sebentar lagi mempunyai anak. Sangat manis jika mengingat cerita itu dan Al berharap suaminya kelak akan berbuat hal yang demikian. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu.

Al mengusap lelehan air matanya, dan memilih untuk tidur. Hatinya masih tak terima dituduh dengan jahat seperti itu. Sangat mudah bagi orang untuk menghakimi orang lain, sementara mereka lupa memandang dirinya sendiri yang lebih butuh penghakiman.

Besok adalah hari libur, harusnya Al senang karena tak mengurusi pekerjaan. Tapi kali ini ia ingin sekali menjumpai Alex dan mengintrogasi atas dasar apa dia datang ke rumah mereka? Dan tiba-tiba pula.


....

Al terbangun sedikit telat, tirai jendela dia buka perlahan, tidak disangka dari atas sini dia dapat terlihat banyak anak-anak yang sedang bermain dengan anjing-anjing lucu, sebagian ada yang menaiki sepeda. Nampaknya Al memang sangat telat, cuaca hari ini cukup bagus setelah melewati musim dingin, pasti Garry tidak melewatkan pagi ini begitu saja. mengingat Garry membuatnya dongkol. Dia masih menaruh hati atas tuduhan kemarin.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang