20. Tameng Untuk Al

7.7K 347 34
                                    

Suhu dingin seolah menyatu dengan tatapan mereka. Tetesan salju seakan turun melambat menghayati setiap momen yang dia saksikan. Wajah terkejut Alex berubah menjadi tegas ketika ekor matanya melihat bagaimana Yolanda yang menggenggam jemari pria yang dia tahu pasti adalah suami Al. Sepertinya pertemuan mereka memang tidak pernah menyenangkan.

Alex ingin membuka suara sebab kedua manusia di depannya sama sekali tidak merasa bersalah dengan perbuatan mereka. Namun terlebih dahulu Bella menghampirinya setelah selesai membersihkan diri.

“Semuanya telah selesai, sekarang bayinya sedang tidur.  Kau ingin melihat bayinya?” ujar Bella yang tidak mengerti akan keadaan. Alex langsung membawa Bella untuk masuk ke dalam tanpa menjawab terlebih dahulu.

Tepat setelah pasangan itu pergi, beberapa detik kemudian Ayah Garry datang menghampiri mereka yang masih terdiam. “Bagus Gar, bahkan orang lain sudah mengetahui perangai busuk mu. Dimana sebenarnya hatimu? Pria itu yang menemani istrimu bersalin, pria itu yang menggenggam istrimu. Sekarang aku tidak keberatan jika Al menggugatmu. Dengan senang hati aku akan memberi hartaku padanya dan cucuku,” ucapan ketus Ayahnya itu membuat Garry tersentak. Dia ingin menjawab tapi dia sadar semakin membela diri akan semakin terpojok.

“Dan kau ... Apa yang kau harapkan dari pria pengecut seperti Garry? Dia bahkan sudah menjadi seorang Ayah saat ini. Kau tidak malu mengejar suami orang?” Ayahnya menunjuk wajah Yolanda membuat wanita itu tersinggung.

Merasa harga dirinya dipermainkan, raut wajahnya terlihat menahan emosi. Dia ingin menyela jika saja Garry tidak menahannya.
“Biarkan aku berbicara Gar, Ayahmu menghinaku , katakan padanya siapa yang menjadi pengemis cinta di sini.” Yolanda menatap Garry tidak terima.

Dengan bujuk rayunya Garry berhasil menahan Yolanda yang ingin mengeluarkan keluh-kesahnya lagi. Yolanda menghentak tangan Garry kasar. Lalu dia pergi dengan rasa kesal yang membumbung. Garry berusaha menyusul namun sepertinya Yolanda sudah terlebih dahulu pergi menggunakan taksi.

Sementara Ayahnya hanya melipat tangan setelah menyaksikan pertikaian Garry dan Yolanda. Namun sebenarnya dia merasa semakin tidak nyaman dengan kehidupan rumah tangga Garry yang kian memanas. 

Tangis Yolanda pecah begitu saja di bahu rekan kerjanya. Sedari tadi dia hanya mengadu tidak jelas sambil terisak. Salah satu temannya bernama Bianca hanya mampu menenangkan Yolanda dengan mengusap bahu bergetarnya. Meskipun dia tidak tahu apa yang membuat Yolanda seperti ini.

“Hei, berhenti menangis. Katakan kau ini kenapa.” Bianca mencoba menarik wajah Yolanda supaya menatapnya namun Yolanda menolak.

“Aku sedang bingung, kesal, dan benci dengan semuanya.”

“Apa yang kau katakan? Ceritakan saja apa yang membuatmu begini.”

Yolanda menjauhkan kepalanya dan menatap Bianca putus asa. “Bi, bayi itu sudah lahir. Sekarang aku harus bagaimana? Mereka semua mengataiku orang ketiga padahal Garry kekasihku sejak sebelum dia menikah.”

Yolanda mengangguk paham, “Aku kasihan padamu, kau ini cantik. Lebih baik lupakan saja pria seperti itu, jelas dia tidak bertanggung jawab atas perbuatannya. Bahkan dia tidak siap memperjuangkan mu, Yo.”

Mendengar penuturan Bianca berhasil mencubit hati Yolanda, dia menunduk untuk sesaat mencoba menjernihkan pikirannya.  “Kami saling mencintai, setelah ini ku pastikan Garry akan berjuang demi diriku.”

Bianca hanya mengendikkan bahunya seolah tidak ambil pusing. Dia juga tidak mau terlalu jauh mencampuri urusan Yolanda dengan kekasihnya. Bianca hanya menjadi pendengar yang baik, jika Yolanda tidak mendengar sarannya ya apa boleh buat.

****

Selama perjalanan kembali dari kediaman Al, tidak ada pembicaraan apapun yang terjadi antara Alex dan Bella. Sebenarnya Bella merasa aneh dengan gelagat Alex terlebih ekspresinya yang kaku. “Alex apa kau baik-baik saja?” Alex sempat terkejut dengan pertanyaan Bella, membuat Bella semakin penasaran perihal sesuatu yang membuat Alex seperti ini.

ETHEREALWhere stories live. Discover now