hantu; kookv

582 84 9
                                    

mana ada yang namanya hantu? jeongguk skeptis. kalau mati ya mati saja. masih punya dendam di dunia kok malah resahkan hidup orang. jeongguk sebal karena hoseok malah menakut-nakutinya soal rumah yang disewanya selama setahun buat ditinggali. gosip yang didengar hoseok ketika kawannya itu mampir ke warung dekat rumah buat ngopi dan makan mie rebus, pemilik rumah terdahulu itu lakukan pesugihan. tumbalnya banyak, kebanyakan mati tak wajar. karena itu, rumah yang ditinggalinya jadi menyeramkan. warga sekitar banyak lihat penampakan.

jeongguk tidak ambil pusing soal asal-usul rumah yang dia tinggali. yang penting harga sewanya murah. dia bisa tabung sisa duitnya buat keperluan lain. rumahnya juga masih dalam kondisi bagus. luas pula. rencananya juga akan dia sulap sebagai studionya yang baru. masa sewa kantor lamanya sebentar lagi habis. posisi rumahnya juga cukup strategis kalau dipikir-pikir.

satu minggu tinggal di rumah barunya, gangguan yang dikhawatirkan hoseok tak kunjung datang. jeongguk mengirim pesan pada kawannya itu bahwa ia terlalu paranoid. tak ada apapun. tak ada yang aneh. dia bahkan berkenalan dengan anak si pemilik rumah yang sempat berkunjung di satu sore ketika jeongguk hendak membersihkan halaman.

mereka mengobrol banyak. dia kenalkan diri sebagai taehyung. ketika itu datang karena hendak bawa barang yang sempat ditinggalkan ayahnya di gudang. umurnya dua puluh tiga, belum bekerja karena lanjut strata dua. lebih muda dari jeongguk yang mau injak dua puluh tujuh sebentar lagi.

taehyung sering berkunjung ke rumah. jeongguk bilang pada hoseok dia senang karena dapat kawan baru yang nyambung ketika diajak bercanda. selera jeongguk kolot sih, tak cocok kalau diajak mengobrol soal hal-hal yang terkenal di kalangan millennial. musik saja lebih suka dengarkan yang tahun delapan puluh-sembilan puluhan.

dia juga bilang kalau merasa tertarik pada taehyung. "saya suka sama dia, bang. kalau nanti dia beri lampu hijau, kayaknya gak mikir dua kali bakal saya ajak buat serius."

jeongguk bercerita tak beri jeda pada hoseok. ketika dia selesai menumpahkan curahan hatinya, dia bertanya apakah hoseok masih ada bersamanya. sedari tadi hoseok diam.

"bang?"

pintu rumah diketuk. masih dengan hape yang menempel di telinga, jeongguk berlari kecil ke depan rumah. taehyung beri senyum lebar ketika jeongguk menyambutnya. dia persilakan taehyung masuk, menggiringnya ke ruangan dekat garasi yang akan dijadikan jeongguk sebagai studionya. taehyung bilang akan membantunya membenahi ruangan itu dengan jeongguk hari ini.

"bang, taehyung udah dateng. saya tutup telponnya ya."

"jek, bentar."

panggilan hoseok dari seberang menghentikan jeongguk menekan tombol merah. jeongguk lantas permisi pada taehyung buat pergi ke dapur ambilkan minum. angguk taehyung menjadi konfirmasi jeongguk untuk melipir sebentar.

"kenapa bang?"

"sumpah jek, gue gak mau nakut-nakutin elu ya."

jeongguk ketawa. hoseok terlihat belum menyerah.

"malah ketawa," hoseok menggerundel. "kicep lu entar."

masih tertawa, jeongguk membalas, "apaan sih bang." tangan yang bebas buka kulkas, mengambil dua kaleng kola rendah gula.

"lu bilang taehyung anaknya yang punya rumah, jek?"

"iya."

"lu yakin?"

"dia yang bilang."

"terus lu lupa gue bilang apa aja pas cerita soal yang dikasih tau sama tukang warung deket rumah lu?"

dia malah hahahehe. "gak denger saya bang. lagian ngapain sih percaya begituan."

"anaknya udah meninggal jek. dia kecelakaan pas balik dari kampus. kegeleng truk."

jantung jeongguk seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat. kaleng kola di tangannya lepas ke lantai. "serius bang? anaknya lebih dari satu kali." kekeh jeongguk jadi setengah-setengah.

"anaknya cuma satu jek, cowok. gue gatau namanya tapi kecelakaannya juga udah lama banget, hampir sepuluh tahun yang--"

"mas jeongguk?"

jeongguk menjauhkan speaker hape dari indra pendengarannya. taehyung memanggil. rasa takut tiba-tiba menyerang tubuhnya. bulu halusnya meremang. jeongguk tolehkan kepalanya pelan-pelan. di satu sisi, dia ingin buktikan kalau ucapan hoseok keliru. namun jeongguk juga mendadak ragu.

taehyung berdiri tak jauh dari posisinya. bajunya yang semula rapi dan bersih kini terkoyak dan kotor oleh tanah dan darah. sekujur badannya hancur. bau busuk menyengat menguar penuhi hidung.

jeongguk kehilangan kata-kata bagaimana deskripsikan apa yang dia lihat. dengan wajah rusak, taehyung tersenyum padanya.

"udah selesai nelponnya, mas?"

cecah (mixed)Where stories live. Discover now