refleksi (2); kookv

286 32 17
                                    

[baca bagian refleksi sebelum ini]



from: tae
gukkie, aku takut.



pesan balasan taehyung seperti bukan pada tempatnya, ketika beberapa waktu sebelumnya alur pembicaraan mereka penuh dengan candaan. mungkin karena balasannya datang terlambat, satu jam setelah dia kirim foto wajahnya, yang tidak berhenti jeongguk pandangi selama menunggu balon pesan baru muncul di pojok kiri bawah ruang obrolan mereka pada sepuluh menit pertama. kemudian menyerah karena dia harus kembali kerjakan laporan evaluasi program yang membuatnya tak dapat bertemu dengan taehyung selama dua minggu.

jeongguk tidak berbohong ketika dia bilang kalau dia rindu taehyung. dua minggu tanpa bisa bertatap muka bukan rekor terlama mereka. tiga bulan, ketika jeongguk terjebak di luar negeri membantu penelitian yoongi, satu tahun yang lalu.

teknologi selamatkan hubungannya dengan taehyung. mereka rutin berkirim pesan, lakukan panggilan suara tanpa perlu khawatir dengan biaya telepon yang membludak. panggilan video menjadi senjata paling ampuh meskipun tak jarang layarnya membeku karena kecepatan saluran internet yang jeongguk dapat tidak melulu bagus.

lusa dia bisa temui taehyung. namun karena kangennya tidak dapat dibendung, jeongguk sempat memberi kode agar mereka lakukan panggilan video setelah dia selesaikan pekerjaannya untuk hari ini.

alih-alih panggilan video, yang jeongguk dapatkan adalah foto dengan wajah taehyung yang terlihat menilai, dengan satu alis sengaja dibuat tinggi. kemudian diikuti oleh foto lain dengan bibir yang sengaja dikerucutkan ke depan.

mau bagaimanapun ekspresinya, pacar jeongguk tetap menawan.

tapi balasan taehyung tidak berkaitan dengan beberapa balon pesan terakhir yang dikirim jeongguk. lamanya dia membalas juga seakan-akan memberitahu jeongguk kalau ada sesuatu yang terjadi dengan pacarnya.

to: tae
kau tidak apa-apa?

balon pesan baru datang jauh lebih cepat.

from: tae
sumpah demi tuhan, jeongguk. bukan aku yang mengirim foto yang baru saja dikirimkan kepadamu.

jeongguk kernyitkan dahi. kalau bukan taehyung yang mengirimkan dua foto yang jelas-jelas adalah taehyung, siapa?

to: tae
ada yang meretas ponselmu? apa karena itu kau lama membalas pesanku tadi?

ponsel jeongguk kemudian bergetar. panggilan masuk dari taehyung. jeongguk melipir dari mejanya, langkahkan kakinya gegabah keluar dari ruang kerjanya. dia hampir saja senggol eunwoo yang baru saja kembali setelah membeli kopi untuk semua orang yang hari ini kembali lembur.

yang pertama kali ditangkap telinganya saat dia jawab panggilan taehyung adalah isak pelan pacarnya.

"taehyung? kau--kau tidak apa-apa kan sayang?"

"g-ggukie ...." mendengarnya buat jeongguk mencelos. "b-bukan aku--bukan aku yang--"

"tae, dengarkan aku. tarik napasmu pelan-pelan, lalu keluarkan lewat mulut. kau tahu? seperti yang pernah aku ajarkan padamu?"

namun tangis taehyung semakin menjadi.

*"gukkie, kau--kau tidak m-mengerti. bukan aku yang mengirim foto itu padamu. aku bahkan belum--b-belum mengambil fotoku. itu--d-dia--bukan aku, gukkie--"*

jeongguk memang tidak mengerti, seperti yang dikatakan taehyung. tapi dia ingin mencoba mengerti. sambil tetap katakan hal serupa, meminta taehyung untuk mengatur napasnya, jeongguk putar tumitnya untuk kembali ke mejanya. dia ambil jaketnya yang disampirkan di punggung kursi, setelah menyimpan dokumen laporan. panggilan telepon taehyung terputus saat dia meminta izin ketua timnya untuk keluar sebentar; urusan genting.

dia lakukan beberapa panggilan telepon pada taehyung menuju basemen dan berlanjut setelah dia injak pedal gas menuju tempat tinggal pacarnya. taehyung tidak menjawab.

di tengah perjalanan, jeongguk dapatkan notifikasi pesan masuk dari taehyung. dia melipir sejenak, cek pesan taehyung.

from: tae
aku baik-baik saja. tak perlu ke sini.

jeongguk benar-benar tak mengerti. dan ketidakmengertiannnya membuat dia semakin khawatir. dia tetap lanjutkan perjalanannya setelah mengirim pesan balasan. laju mobilnya jauh lebih kencang.

bukan sekali dua kali jeongguk dapati taehyung alami serangan panik. tapi tidak pernah taehyung menolak bila jeongguk hendak mendatanginya. dia cenderung membutuhkannya, walau sekadar pelukan yang beritahu kalau semuanya akan baik-baik saja. dia selalu haus kontak fisik setelah energinya dikuras habis.

jeongguk tak sengaja membanting pintu mobilnya keras-keras setelah sampai di tempat parkir kompleks apartemen taehyung. dia berlari naiki tangga karena menunggu lift terlalu lama. napasnya putus-putus saat dia sampai di depan pintu apartemen taehyung.

jeongguk menekan kode masuk apartemen, dan berhenti setelah empat langkah injakkan kaki ke dalam.

pecahan cermin berserakan di lantai. taehyung keluar dari kamar mandi, membebat buku-buku jarinya dengan kain kasa sembari bersumpah serapah entah pada siapa.

"--bodoh, menyakiti dirinya sendiri. dia kira bisa menyingkirkanku semudah itu?"

"... tae?"

taehyung mendongak. alisnya naik lagi, ekspresi yang sama seperti yang jeongguk lihat pada foto yang dikirim taehyung padanya.

"jeongguk? bukannya aku bilang tak perlu datang ke sini?"

cecah (mixed)Where stories live. Discover now