sakit; yohangyul

490 33 2
                                    

cerita ini satu universe dengan senyap, lenyap. pernah diposting lewat akun twitter @guantumleab.














bersyukur ia diberi izin pulang lebih awal. yohan cepat-cepat gantikan pakaian kerja dengan jins dan kaus katun lengan panjang. keluar ruang staff, lewati konter buat pamit pada kak mina juga kak taehyung. pada bos sudah lebih dulu. yohan tak mau dihardik karena ganggu atmosfer dapur restoran bila dia ingin pamit dua kali.

cek katalk, hangyul belum balas pesannya yang ia kirim lima belas menit lalu. bisa jadi tertidur, atau terlalu lemas pegang ponselnya. tiga hari tidak dikunjungi, tahu-tahu dapat pesan kalau hangyul terkena tifus.
yohan gemas karena hangyul tak langsung beritahu dia alih-alih mendiamkannya. bilangnya tak mau bikin khawatir. dia juga bisa rawat diri sendiri, katanya. sehari bermalam di rumah sakit lalu pulang keesokan harinya buat lanjutkan istirahat total.

dasar bodoh. ujung-ujungnya juga yohan tetap saja tahu. kalau memang tidak bisa berbohong sejak awal, lebih baik jujur saja daripada mendiamkannya.

jam istirahatnya di resto dia pakai buat marah-marah pada hangyul lewat panggilan suara. yang sakit malah tertawa lemas, suruh yohan kembali kerja dan hampiri hangyul bila sudah selesai shiftnya. tapi mana bisa yohan fokus. dia hampir jatuhkan pesanan pelanggan dan pecahkan piring, sampai kak taehyung mesti seret dia ke belakang konter buat cek keadaannya.

kak taehyunglah yang sarankan yohan ambil izin. yohan menurut. kalau bukan karena kak taehyung yang berbasa-basi tanyakan kondisi hangyul (karena kebetulan bos hangyul di bengkel adalah teman dekat kak taehyung), yohan mana bakal tahu hangyul sakit.

langkahnya mampir ke outlet bubur. beli dua porsi buat jaga-jaga. berbelok ke toserba, isi keranjang dengan botol air kemasan dan biskuit gandum.

yohan cek lagi ponsel. masih belum ada balasan. sebentar lagi dia sampai di unit hangyul.

tidak perlu tunggu hangyul bukakan pintu. yohan simpan kunci apartemen hangyul. putar knop, yohan disambut suasana hening. kondisinya tidak ada beda sejak terakhir yohan injakkan kaki di sana satu minggu yang lalu.

hangyul terlelap di kasur. tidurnya menyamping dengan ponsel di depan wajahnya. bekas menelepon yohan sepertinya.

bungkus obat teronggok di atas nakas dengan gelas air yang kosong. tidak ada tanda-tanda hangyul lahap sesuatu kecuali styrofoam bekas bubur labu di pinggir kasur. wastafelnya penuh piring kotor.

yohan hampiri hangyul, menepuk-nepuk bahunya pelan. niat bangunkan dia buat tanya kapan terakhir hangyul makan dan konsumsi obatnya.

kerjapkan mata, lalu memicing lihat yohan duduk di pinggir kasur.

"kau sudah di sini? jam berapa sekarang?"

"tiga lebih tujuh menit."

"pulang lebih awal?"

"aku izin. khawatir padamu. kenapa tak bilang kalau sakit?"

hangyul bergeser ke belakang, lalu tumpukan tangan untuk ubah posisi menjadi duduk.

"kan sudah kujawab tadi lewat telepon."

"lain kali cepat bilang." yohan meruyak kresek toserba lalu buka tutup air kemasan sebelum dia angsurkan pada hangyul. "minum obat lagi jam berapa?"

"enam," balasnya. ia minum air dua teguk kecil.

"aku beli biskuit gandum. kau makan, ya."

"aku tidak selera."

"lee hangyul."

yohan panggil nama lengkapnya. intonasi yang dipakai adalah yang paling hangyul hindari. mengerang, lalu pada akhirnya beri angguk. setelah itu, cepat sekali senyum terbit di wajah yohan.

"habis ini kau istirahat saja lagi. aku hendak beres-beres sedikit, gatal lihat piring kotor menumpuk di wastafel. kalau butuh sesuatu, jangan sungkan panggil aku. pukul lima aku akan membangunkanmu buat makan malam."

lagi-lagi hangyul beri angguk. dia kembali berbaring setelah serahkan botol air pada yohan. telapak tangan yohan diletakkan sejenak di atas dahi. balik meruyak kresek bawaannya, kali ini keluarkan plester penurun panas, lalu menempelkannya di dahi hangyul.

"nah. sekarang istirahat."

"tak beri aku bonus cium?"

yohan tertawa, lantas ikuti mau hangyul. dia tinggalkan kecup di pipi, lalu pindah ke bibir.

"cepat sembuh, bodoh."

cecah (mixed)Where stories live. Discover now