closer; kookv

283 47 3
                                    

from: unknown
taehyung, ini jeongguk. ada yang ga sempet saya sampein di meeting kemarin. kamu kosong malam ini? kita bisa obrolin sambil makan malam. saya yang traktir.

pesan itu sampai pukul tiga sore lewat sms, hampir tenggelam di antara sms-sms iklan dari provider yang taehyung gunakan.

taehyung menggerundel, dia tidak punya pulsa untuk membalas sms jeongguk, salah satu kliennya yang kemarin dia temui. pulsanya belum diisi lagi setelah habis terpakai menelepon orang tuanya tadi malam. lagipula dia punya data internet. kantor juga pasang wi-fi. komunikasi lebih cepat lewat whatsapp. semua orang pakai whatsapp sekarang. memangnya jeongguk tak pakai apa, sampai kirim pesan lewat sms segala? seingat taehyung, dulu jeongguk pakai...

taehyung kenal jeongguk. kenal sekali. sampai kebiasaan buruknya kalau sudah tengat deadline tugas, taehyung hapal. dia kakak tingkat taehyung. lain jurusan namun masih satu fakultas.  jeongguk sering menghampiri taehyung. datang tanpa diundang, ajak taehyung makan.

"saya yang traktir."

selalu begitu, meskipun sesudahnya taehyung suka memaksa agar mereka bayar masing-masing.

tiga hari yang lalu wooshik sodorkan proyek baru ke hadapan taehyung. galeri seni. kliennya membeli bangunan lama, bekas gudang pabrik, era kolonial. mereka ingin pertahankan bagian luarnya dan obrak-abrik isinya. "kamu yang ambil," wooshik beri ultimatum. yang lain sudah penuh, katanya. restoran yang sedang taehyung tangani juga hampir selesai, tinggal menunggu hasil akhir.

saat kemarin temui kliennya di lokasi--untuk melihat kondisi bangunan sekaligus diskusikan gambaran yang diinginkan, juga apa-apa saja yang bisa dia sugestikan pada kliennya--taehyung harus bersusah payah menguasai pembawaannya karena jeongguk, adalah satu dari kliennya. taehyung tidak membaca keseluruhan berkas yang diberikan wooshik, lewati profil organisasi penggagas dan terpaku pada informasi gudang tua dan sekilas perencanaannya mengenai pembangunan galeri seni.

bertahun-tahun lewat sejak terakhir kali taehyung temui jeongguk. mereka tak pernah berhubungan lagi setelah taehyung lanjutkan strata dua ke luar negeri. kesempatan beasiswa yang jatuh ke hadapannya, yang belum tentu datang lagi di lain kesempatan, akhirnya menjadi jawabannya membuat keputusan. keputusan yang pula merenggangkan hubungannya dengan jeongguk.

status jeongguk bukan hanya sebagai kakak tingkatnya. jeongguk tak ingin berhenti di sana. dia ingin lebih. dia suka taehyung. blak-blakan utarakan keinginannya sejak awal. "kamu pengen pelan-pelan, saya bisa pelan-pelan. tapi tujuan saya jelas, saya gamau kalo cuma jadi temen kamu doang."

jeongguk gigih, meskipun cara dia bergaul buat taehyung ragu kalau dia benar mau bertahan setelah taehyung menerimanya sebagai pacar. jeongguk terlalu bebas. sebebas dia tentukan hidupnya; pilih seni rupa murni karena melukis adalah cinta pertamanya, juga rajah kulitnya dengan tinta permanen untuk kekalkan memori berharga dalam hidupnya secara simbolis.

jeongguk hidup untuk hari ini. tapi baginya, hidup untuk hari ini bukan berarti tak melihat jauh ke depan. namun, karena pandangannya yang begini, melihatnya sekilas akan meninggalkan kesan acuh tak acuh terhadap masa depan.

yang menjadi alasan utama mengapa taehyung kemudian mengakhiri hubungannya dengan jeongguk sehari sebelum keberangkatannya ke kanada.

kejadian setelah itu, taehyung tak ingin ingat-ingat lagi. mata taehyung sembab saat berpamitan dengan keluarga dan teman-temannya di bandara. jeongguk tak datang. jeongguk menyusul taehyung satu bulan kemudian ke vancouver. mereka bertengkar hebat. jeongguk ingin pertahankan hubungan mereka.

taehyung tidak bisa. dia tak sanggup. dia tak ingin bila pada akhirnya jeongguk lepas dari genggaman jemarinya yang rapuh karena jarak. daripada menunggu jeongguk lepas dengan sendirinya, lebih baik taehyung lepaskan jeongguk terlebih dahulu.

jeongguk hanya bertahan dua minggu di kanada. keterbatasan visa membuat dia terpaksa pulang. dia mengabulkan keinginan taehyung untuk berpisah.

"tapi bukan berarti saya gak bakal nungguin kamu, tae."

ucapan terakhir jeongguk seolah memberikan taehyung harapan. karena melupakan jeongguk sepenuhnya bukan perkara mudah. tapi memegang harap tidak memberikan pegangan yang kokoh untuknya. yang bisa taehyung lakukan adalah berusaha. berusaha melupakan jeongguk.

setelah kembali dari kanada, taehyung sibukkan diri dengan pekerjaan barunya alih-alih mencari jeongguk.

kemarin mereka bertemu. entah pertemuan kebetulan atau jeongguk tahu dia bekerja di bawah wooshik dan memilih biro jasa mereka. mau bagaimanapun skenarionya, taehyung bertemu lagi dengan jeongguk, meskipun dalam lingkup profesional.

taehyung top-up pulsa lewat gopay. ingat kalau dia masih punya sisa saldo. tidak banyak-banyak. yang penting bisa buat mengirim sms. kalau bisa, sekalian saja meminta agar jeongguk pindah ke whatsapp. nomor yang dia gunakan untuk sms taehyung tidak tersambung ke sana.

to: mas jeongguk
kosong mas. mau dimana?

btw mas ada nomor wa? biar gampang komunikasinya lewat wa aja.

from: mas jeongguk
tempatnya terserah kamu aja. saya ngikut.

ada. masih pakai nomor lama saya, kalo kamu masih nyimpen...

to: mas jeongguk
nomor wa saya juga masih yang lama, nomor yang ini. nanti saya shareloc ya mas.

from: mas jeongguk
kamu kan masih blokir nomor saya taehyung...

benar juga. taehyung lupa. mungkin karena sudah terlalu lama. masuk ke pengaturan whatsapp-nya, taehyung hapus kontak jeongguk dari daftar blokiran. kontaknya tidak bernama, hanya tersisa nomor yang ternyata masih taehyung kenali milik siapa.

to: mas jeongguk
baru saya buka. tapi lupa saya simpen ulang nomornya. mas bisa chat duluan ke saya? biar saya bisa shareloc tempat ketemuan nanti.

tidak lama, pesan baru datang dari whatsapp.

< +6285 3xxx xxxx
taehyung? ini jeongguk.

di luar yang mau saya obrolin nanti, saya masih punya kesempatan buat ngejar kamu lagi?

cecah (mixed)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant