anak badai; kookv

458 51 3
                                    

sekalipun kaki telanjangnya menapak pada bulir-bulir pasir pantai, dan basuhan ombak yang mendatanginya seakan hendak memeluk tungkainya namun lari menjauh kemudian, taehyung rasakan dirinya meniti jalan di atas awan.

dia mencium aroma laut, yang begitu kuat menerpa wajahnya melalui hembusan angin, berisik di telinganya. taehyung ingat jeongguk dalam bau laut yang diciumnya, seperti saat jeongguk cium taehyung sampai gila tadi malam.

pagi di kasurnya, taehyung bangun tanpa siapapun di sampingnya. sisi kasur yang tidak dia tiduri dingin ketika ia raba, gelar seprai rapi, seperti tidak ditiduri; padahal samar-samar taehyung perhatikan semalam seprai biru langitnya kusut tidak berbentuk.

telanjangnya taehyung masih sama di bawah selimut tipisnya. denai merah serupa gigi tersebar di bawah rahang sampai pinggang. dia temukan pula di paha dalamnya saat periksa diri di kamar mandi. gelenyar nyeri pada tubuhnya tidak dapat taehyung tampik. hal itu, bersama dengan ruam merah di badannya, dia jadikan pegangan bahwa nihilnya keberadaan jeongguk sekarang bukan berarti dia berhalusinasi.

amukan badai semalam seperti tidak ada sisa. geram guntur dan kilat petir seakan tertinggal di ujung mata. kini langit bersih tidak ada cela, hanya sedikit gerombolan awan tipis menari lalu pergi dari pandangan.

jeongguk datang dengan segala keributan yang dibawanya lantas pergi sembari hapus tapak tilasnya. hanya taehyung yang dia sisakan sekalipun hampir-hampir taehyung jatuhkan memorinya pada kategori palsu. imajinasi, atau produksi mimpi.

taehyung selalu panjatkan harap agar jeongguk tenggelamkan dia ke dalam hamparan air asin yang terlalu luas, agar jiwanya bisa pergi bersama jeongguk kemanapun dia pergi. taehyung selalu ekspresikan ketidaksenangannya tentang kunjungan jeongguk tiap badai datang hampiri rumah kecilnya. karena hanya saat itulah dia bisa genggam tangan jeongguk dan peluk dia dalam tidurnya, bukan bantal yang kadang-kadang tercium aroma laut darinya.

badai datang dan pergi tanpa peringatan. kadang berkunjung sebentar, sesekali bertahan lama hingga taehyung bisa habiskan bangun dan bangunnya lagi dengan keberadaan jeongguk di sampingnya, tersenyum pada taehyung lalu cium pipi dia sembari siapkan sarapan bersama, lalu setelahnya bergumul kembali di atas kasur karena mereka tidak dapat kemana-mana kecuali berdiam diri di rumah berdua.

taehyung ingin berjalan-jalan ke luar di bawah terik matahari dengan jemari yang saling bertaut dengan jeongguk, kencan seperti pasangan pada umumnya. namun kehadiran jeongguk berarti badai dan badai adalah kesengsaraan bagi mereka yang bukan taehyung. badai berarti aktivitas lumpuh, dan mulut-mulut yang komplain, karena perut butuh makan dan aktivitas yang lumpuh tandanya tak ada penghasilan.

pasir di sela-sela kakinya dia bersihkan setelah meniti bibir pantai menyambut ombak-ombak laut yang masih basahi ujung celana yang sudah dia lipat sampai di bawah lutut. dia harus segera kembali ke rumahnya, dan bersiap untuk pergi ke bekerja.

dia akan bertemu dengan jeongguk lagi ketika badai kembali datang. taehyung tidak tahu kapan. mungkin besok lusa, atau minggu depan. atau berbulan-bulan kemudian.




cecah (mixed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora