barely hanging; kookv

246 20 0
                                    

!preslash.


entah kenyataan yang sekarang dia hadapi adalah mimpi ataukah mimpinya tiap dia terlelap adalah kenyataan yang seharusnya dia jalani, jeongguk masih sulit berpegang pada realita.

gema detak jantungnya dan nyeri yang dirasa tiap kali dia cubit punggung tangannya adalah jangkarnya agar tak hilang akal. setiap hari yang dilewati selalu berikan kesan bahwa dia berada di ujung waktu. tiga tahun berlalu dan dia masih saja belum terbiasa dengan aroma busuk mayat hidup dan rekan-rekan penyintasnya yang tumbang satu per satu.

entah dia kelewat beruntung atau nasibnya terlalu sial seakan pertanda buruk dirajah di dahinya, ketika orang-orang di sekitarnya tercabik dan mati dan berubah menjadi zombie, jeongguk selamat lagi dan lagi. karena hal itu, dia terpaksa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

lebih baik lagi bila dia mengembara seorang diri. dia tak perlu melihat rekan-rekan penyintasnya menjadi sasaran zombie. akan tetapi, baginya hal itu terlalu berat. jeongguk tidak dapat menampik kalau dia membutuhkan kehadiran manusia lain yang jantungnya juga berdetak dan mengaduh bila dicubit punggung tangannya.

tiba di daejeon setelah luntang-lantung selama dua minggu bersama tiga rekannya yang tersisa, jeongguk bertemu lagi dengan kim taehyung, seniornya di kampus.

jeongguk sama sekali tak berharap temui wajah menjengkelkan itu lagi. kesannya terhadap taehyung begitu buruk, sampai-sampai dia berikan tinju di wajah hingga tulang hidung taehyung patah. dia pantas mendapatkannya setelah rebut pacar jeongguk dan buat hubungannya berantakan. bajingan sialan.

"ah, siapa namanya? ara? hana? tsk, aku lupa."

taehyung memulai percakapan tanpa diminta. dia hampiri jeongguk yang berjaga di menara pengintai, seenaknya ajukan diri temani dia berjaga setelah taehyung selesai berpatroli. tinggal dua jam lagi sebelum durasi berjaga jeongguk digantikan seungwoo dan dia bisa pergi tidur. kedatangan taehyung justru membuat kepala jeongguk berdenyut nyeri.

ukuran base yang jauh lebih besar dengan jumlah penyintas empat kali lipat dari tempat perlindungan jeongguk sebelumnya, mudah baginya menghindari tatap muka dengan taehyung. jeongguk sengaja berpura-pura tak mengenali seniornya. taehyung yang terlihat tidak peduli juga memudahkannya untuk tak saling bersinggungan. tapi malam ini sepertinya adalah pengecualian.

jeongguk benar-benar sedang tak ingin meladeni taehyung, pilih tatap gelap di kejauhan. dia tahu persis siapa yang taehyung maksud ketika taehyung sebut nama-nama yang kesemuanya keliru. yang benar adalah ahreum, mantan pacarnya yang memutuskan jeongguk sepihak sembari membawa nama taehyung ke dalam alasannya. katakan kalau dia muak dengan jeongguk setelah dua tahun bersama.

jeongguk sudah melupakan perempuan itu berkat kegilaan yang hampir setiap hari dia hadapi. dia hanya memikirkannya sesekali ketika mimpi yang hadir ke dalam tidurnya adalah potongan-potongan kejadian yang seharusnya berjalan bila dunia tidak jungkir balik. entah mantannya itu masih hidup di suatu tempat atau sudah berubah menjadi zombie dan membusuk, jeongguk tak mau tahu.

"sengaja mengabaikanku, eh," taehyung menggerutu. dia tak terlihat kesal. cahaya temaram bulan ekspos bibirnya yang direntang lebar ketika jeongguk curi pandang ke arahnya.

"tinjumu waktu itu benar-benar sakit, tahu." jeongguk mendengus. tentu saja sakit. dia keluarkan semua tenaganya saat lemparkan bogemnya ke muka taehyung. laki-laki itu ambruk ke tanah, mingyu yang sedang bersama dengannya segera menahan jeongguk yang kepalanya berembun karena emosi, takut jeongguk berikan serangan lanjutan.

lidah taehyung pedas seperti cabai. kalau bukan karena seniornya yang memancingnya duluan ketika mereka tak sengaja bertemu di kantin kampus, jeongguk tidak akan tersulut.

benar sekali. mengapa jeongguk lupa. yang paling dia benci dari taehyung adalah mulutnya. keinginan terbesar jeongguk adalah potong lidahnya dan jahit mulutnya rapat-rapat. jeongguk hampir mendapat masalah serius dari kampus karena menghajar taehyung. mau taehyung yang memulai duluan, jeongguk tetap saja dijatuhi hukuman karena hanya dia yang melakukan serangan fisik. si licik itu, tentu saja dia sengaja tak melakukan serangan balik.

malas lihat wajah taehyung di kampus, jeongguk putuskan ambil cuti kuliah dan mendaftar wajib militer. awalnya dia berencana mendaftar sehabis lulus strata satu. setelah putus dari ahreum, dia tak punya alasan untuk menundanya sampai dia lulus kuliah.

belum ada enam bulan jeongguk ditempatkan di pangkalan militer, dunia porak-poranda. mustahil jeongguk selesaikan wajib militernya, kembali pada kehidupan normalnya saja tak mungkin. desing peluru dan cipratan darah, melarikan diri dari bahaya menjadi kesehariannya yang masih sulit jeongguk terima.

"aku dengar dari wooshik-hyung, katanya kau mengajukan diri ikut ekspedisi lusa nanti." kim taehyung masih belum menyerah mengajaknya bicara.

"bukan urusanmu," balas jeongguk pendek. dia ingin shift-nya segera selesai. dia masih harus berjaga satu setengah jam lagi.

"kau masih dendam padaku, eh?"

daripada dendam, jeongguk hanya tidak ingin berurusan dengan taehyung.

taehyung meninggalkannya tak lama setelah itu, bosan sendiri menunggu jeongguk meladeninya. ketika lusa tiba dan jeongguk menghampiri anggota tim ekspedisi, taehyung menyapanya seolah mereka kawan karib selama bertahun-tahun. jeongguk terjebak di dalam truk dengan taehyung sebagai supirnya.

cecah (mixed)Where stories live. Discover now