10. He's Back

781 133 40
                                    

"Kanaya dijebak. Yang kemarin itu bukan dia. Tapi orang lain."

Angkasa menegak mendengar kalimat tersebut keluar dari mulut Aidan. Ia mengangkat kepalanya, mengabaikan layar laptop yang masih menampilkan grafik saham minggu ini. Lelaki itu menautkan alisnya, menunggu Aidan melanjutkan kalimatnya.

"Gue tau. Karena dari pagi, Kanaya gak masuk kerja. Kantor lo kosong," lanjut Aidan.

Hening sejenak. Angkasa menarik napas dalam, memutuskan menutup laptopnya.

"Kalo gitu, Kanaya ngehubungin lo gak? Gue bingung banget soalnya dia ngilang tiba-tiba," ujar Angkasa. Ia memijat pelipisnya pelan, melirik ke arah meja sekretarisnya yang kosong.

Aidan menggelengkan kepalanya. "Enggak, Ka. Tapi lo harus liat ini." Ia menunjukkan layar ponselnya. Sebuah gambar samar diambil dari tempat kumuh dan gelap. Kanaya ada di sana dengan kepala tertunduk dalam.

Mata Angkasa sontak melebar. Ia mengambil alih ponsel tersebut dari tangan Aidan lantas memeriksa kembali gambar samar tadi.

"Lo dapet ini dari siapa?"

Aidan mengendikkan bahunya. "Gue dapet pesan dari orang gak dikenal. Coba lo close dulu."

Sesuai perintah Aidan, Angkasa memencet tombol close pada ponsel Aidan. Ia mengernyit samar melihat isi pesan tersebut.

081245xxxxxx sent a picture

081245xxxxxx: Surprise! Kaget gak lo? Coba tebak siapa yang ada di foto itu? Hehehe.

081245xxxxxx: Btw, prepare yourself, Aidan. Sama Angkasa juga, sih. He's back. Bye!

"He's back?" gumam Angkasa pelan. Ia mengembalikan ponsel tersebut ke tangan Aidan lantas mengusap wajahnya kasar.

"Lo kenal seseorang yang dimaksud?" tanya Aidan dengan mata memicing.

Angkasa bergeming. Ia mengembuskan napasnya kasar. Sebenarnya ia menaruh curiga pada Ghaitsa. Jangan-jangan gadis itu yang mengirim pesan pada Aidan?

"Gue udah tanya Axel. Tapi dia bilang dia gak tau siapa orang yang dimaksud si pengirim pesan. Wajahnya kayak gak yakin gitu. Gue percaya Axel pasti tau sesuatu," jelas Aidan.

"Lo boleh keluar dulu gak, Dan? Gue mau lanjut kerja. Sorry kalo kesannya kayak ngusir," ujar Angkasa disertai senyum tipis.

Mata Aidan bergerak melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Ia melebarkan mata terkejut kemudian meraih tasnya dengan tergesa. Lelaki bernama depan Yudha itu menepuk bahu Angkasa pelan.

"Gue telat masuk kantor! Duluan ya, Ka! Kalo punya berita penting kabarin gue!" pamitnya sembari berlari keluar ruangan.

Angkasa menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia mengeluarkan ponselnya, mengetik nama kontak seseorang.

"Halo?" sapa Angkasa ketika terdengar suara gemerisik di seberang telepon.

"Halo, Ka? Tumben nelepon gue pagi-pagi."

"Lo tau sesuatu tentang pesan yang dikirim ke hape Aidan?" tanyanya to the point.

Jeda sejenak.

"Dia balik, Ka."

"Maksud lo? Dia siapa?" tanya Angkasa lagi, kentara terdengar bingung.

Jeda lagi.

"Kembaran lo, Angkala Hyunjin Hathara."

Cengkraman Angkasa pada ponselnya menguat. "Ka-Kala?" ujarnya terbata.

[2] Semesta | 2HyunjinOnde histórias criam vida. Descubra agora