Part IV

3K 297 20
                                    

Padahal sudah aku bilang berkali kali Tae. Jangan makan yang pedas. Sedikitpun. Kamu tidak pernah mau mendengarkan aku ya. Ngeyel."

"Ya maaf Jiminie. Aku kan lupa. Kan biasanya Jiminie yang ingatkan aku."

Kini Jimin sudah sampai di kosan Taehyung. Baru datang, sudah memeluk Taehyung. Bersyukur malaikatnya itu masih sanggup membukakan pintu untuknya.

Biasanya Taehyung hanya akan tiduran di kasur selama perutnya sakit.

"Sekarang masih sakit?"

Taehyung menggeleng ragu.

"Jujur."

"Sedikit Jiminie. Jangan marah dong."

"Aku tidak marah Tae, aku khawatir. Saat kamu menelpon, aku ingin sekali langsung lari ke sini."

Taehyung heran, kapan dia menelpon Jimin? Seingatnya ia menelpon ibunya. Ah bodolah yang penting sekarang Jimin-nya sudah ada di sini.

Jimin menyuruh Taehyung duduk saja di kasur. Ia menyiapkan makanan yang di bawanya dari busan. Khusus untuk Taehyung.

"Makan. Kalau tidak habis. Aku tidak pulang lagi."

"Ko begitu si Jiminie."

"Makanya habiskan."

Jelas akan Taehyung habiskan. Dari baunya saja sangat enak. Apalagi rasanya coba.

"Jiminie sudah makan?"

"Belum. Kamu saja duluan."

Jimin membongkar ponsel Taehyung. Ia tidak tau kan Taehyung chatan dengan siapa saja.

Setelah beberapa menit. Jimin hanya tersenyum. Ponsel Taehyung masih sama seperti terakhir kali ia tinggalkan. Wallpapernya saja masih foto Jimin yang tengah tertidur.

Jimin bangkit. Ia memasukan semua cucian Taehyung ke mesin cuci. Taehyung yang mulutnya penuh hanya berbicara tidak jelas.

"Tolong jangan banyak bicara Tuan Kim. Habiskan saja makanannya."

Taehyung tak dapat menahan tawa. Rasanya sudah lama Jimin tidak mengajaknya bercanda.

"Aku cuci semua. Cuaca sekarang tidak menentu Tae. Jangan andalkan sinar matahari. Kan ada pengeringnya juga."

Jimin mengambil sabun dan menuangkannya pada mesin cuci yang sudah diisi air.

"Tidak boleh ada cucian menumpuk, nanti banyak nyamuk Tae. Kalau ada nyamuk DBD gimana?"

Timer di putar selama lima belas menit. Jimin mendudukan dirinya di sebelah Taehyung yang sudah selesai menghabiskan makanannya.

"Tae. Bila ada apa apa langsung bilang pada ku. Kan sudah ku bilang."

"Iya Jiminie. Maaf ya jadi membuatmu ke sini mendadak."

"Bukan itu masalahnya. Aku tidak masalah mau semendadak apa pun kamu meminta bantuan, masalahnya kamu bisa benar benar bilang apa yang terjadi padaku atau tidak."

Jimin merapihkan bekas makan Taehyung. Hanya melirik Taehyung sekilas. Jimin menunggu Taehyung cerita soal siapa yang menolongnya tadi sore.

Tapi Taehyung hanya diam.

"Antena TV ku rusak. Aku mau nonton TV Jiminie."

"Sebentar. Aku perbaiki."

Jimin itu multintalenta. Dia bisa melakukan apapun. Kadang Jimin seperti tukang bangunan saat membetulkan atap rumah Taehyung. Kadang seperti tukang servis barang elektronik. Kadang seperti seorang ibu saat Taehyung sakit. Dan tentukanya menjadi seorang Jimin sebagai kekasihnya Kim Taehyung.

ANGLE [KookMinV] ; EndWhere stories live. Discover now