Part 24

1.5K 170 8
                                    

-sesuai janji. Aku langsung UP yaaaa.

***

"Sudah ku bilang untuk tidak ke apartement Jungkook lagi. Kamu mengganggu acara mereka makan bersama. Yang lebih parahnya, kamu tidak memberiku kabar dan hampir membuat aku mencari kemana mana."

"Maaf. Orang itu Jihoonie yang mengajak. Aku kan jadi tidak enak. Aku juga sedang bosan menonton tv. Dan kamu tidak bilang kalau mau ke sini."

"Tae Sayang. Jangan di ulang, mengerti?"

"Hu-um."

Setelah merebahkan diri di pangkuan Taehyung, Jimin memperhatikan wajah tunangan nya itu. Aneh sekali, padahal sudah Jimin bilang berkali kali. Jangan ke pernah ke rumah Jungkook lagi. Jangan pernah. Tapi Taehyung ini ngeyel sekali.

Pasalnya ia pernah ketiduran disana. Dan membuat Jungkook otomatis menggendong Taehyung. Dan otomatis nya lagi, Jungkook menyentuh tubuh Taehyung dong. Dan tentu saja secara otomatis lagi dan lagi, Jimin cemburu lah.

Kemudian mereka bertengkar. Kemudian Taehyung menangis, kemudian Jimin minta maaf.

Memang begitu siklusnya.

"Besok aku ada kelas siang. Paginya ingin pulang lagi."

"Terus kenapa memaksa kesini? Aku kan sudah bilang, aku sudah handle semua nya. Paman dan bibi Park juga tidak diam saja. Mereka membantu aku ko. Jadi kamu belajar saja di sana yang benar."

"Mana bisa aku santai sedangkan kamu mengurus semua nya. Dan lagipula aku kesini bukan soal pernikahan kita juga. Apa aku salah rindu wajah kamu yang manis ini?"

Ucapan Jimin sukses membuat Taehyung merona dan reflek menepuk pelan pipi tunangannya yang berada diatas paha.

"Gombal. Kesini cuman numpang tidur? Terus mau apa bawa ransel isinya penuh begitu?"

"Iya. Aku bawakan sesuatu untukmu."

Jimin bangkit. Membuka ransel dan memperlihatkan hoodie yang di belinya pekan lalu. Dan benar saja, Taehyung langsung memasang ekspresi tidak percaya. Ia meraih hoodie itu. Melihat setiap detil.

"Astaga Jiminie! Ini sama persis yang aku mau! Kamu cenayang ya?!"

Tidak tau saja dia, kalau ponselnya sudah di gandakan pada ponsel Jimin.

Menyadap tunangan sendiri kan tidak ada salahnya.

***

Acara makan yang di sertai obrolan kecil itu sukses membuat Jungkook tidak bisa tidur. Ia terus bergerak gelisah. Karena merasa ada yang janggal pada kedua orang tua Jihoon.

Jungkook pernah melihat ibunya. Di stasiun, dengan kantung bekas permen dan wajah dekil kusam tak terawat.

Tapi kenapa? Kenapa sekarang ia bisa menjadi ibunya Jihoon.

"Apa ibu tirinya? Tapi Jihoon bilang, mereka orang tua kandungnya. Sebenarnya kebohongan apa yang Jihoon sembunyikan dari ku."

Dan tak bisa Jungkook pungkiri juga. Jihoon memandang Taehyung seperti memandang musuhnya.

"Taehyung dan Jihoon kan tidak saling mengenal. Kenapa bisa begitu tatapan nya?"

"Kenapa aku... jadi ragu pada nya."

Tuhan, tolong berikan yang terbaik untuk Jungkook. Karena bagaimana pun, ia adalah manusia terbaik yang lapang dada. Dan mampu menahan rasa sakit saat Taehyung jelas memilih Jimin.

***

"Tae, bangun. Kamu kerja kan hari ini?"

"Hmm..."

ANGLE [KookMinV] ; EndWhere stories live. Discover now