Part XV

1.8K 221 9
                                    


Sejak malam itu sikap Jimin pada Taehyung sedikit berbeda.

Aneh.

Biasanya Jimin akan selalu lembut dan perhatian. Apa apa di perhatikan sedetik mungkin sampai Taehyung pusing sendiri. Tapi sekarang Jimin sedikit kasar dan selalu melakukan hal di luar dugaan Taehyung.

Saat Taehyung berkunjung ke rumah sakit dan bertemu Bogum, Jimin menariknya keras sampai pergelangan kecil itu sakit.

Ampun. Taehyung tidak tau apa penyebabnya.

Sudah ditanya juga jawabannya selalu sama. "Tidak apa apa."

Pagi ini Taehyung ada jadwal interview. Di perusahaan besar milik paman Park. Tapi pikirannya bercabang pada Park Jimin yang belakangan ini berubah dan membuat Taehyung sedih. Tiga hari lagi ulang tahunnya tapi Jimin malah seperti itu.

Kan Taehyung jadi bad mood seratus persen.

Nama Taehyung sudah Di panggil tiga kali untuk masuk ruang HRD. Tapi Taehyung tidak mendengar. Sampai teman di sebelahnya mencolek, baru ia sadar dan masuk setelah meminta maaf berkali kali.

Cukup lama waktu Taehyung interview. Namun akhirnya ia bisa keluar dari ruangan yang mendadak panas semenjak sang HRD mulai bertanya kepadanya.

Taehyung membuka ponsel saat di halte. Mencoba menelpon Jimin saja. Kalau sedang tidak sibuk ingin di antar karena Taehyung lupa tidak membawa kartu busnya. Itu juga udah Jimin yang terus mengatakan untuk cepat cepat saat menjemputnya tadi.

Sudah panggilan ketiga namun masih belum ada jawaban.

"Jiminie pasti sibuk... masa jalan kaki?"

Tidak mungkin Taehyung jalan kaki. Perutnya saja sudah keoncongan. Hari menjelang siang dan Taehyung hanya memakan sarapan saja. Jelas perutnya minta diisi.

Dari pada diam, Taehyung memutuskan untuk berjalan.

Baru beberapa langkah, suara klakson mobil menginterupsi.

"Berisik sekali. Siapa si."

Bukan mobil Jimin. Taehyung berhenti seraya melihat seseorang yang sedang menurunkan kaca mobil. Itu Park Bogum.

"Taehyung. Sendiri?"

Taehyung tersenyum canggung. Aneh. Padahal ia tau Bogum belum rabun. Taehyung kan memang sedang sendiri.

"Maksudku kamu sedang apa? Ikut dengan ku saja. Aku sedang mau makan siang. Bagaimana?"

Bogum keluar dari mobil. Taehyung bingung harus bagaimana. Kan tidak enak juga menolak, apalagi ini waktu yang sangat pas.

"Memangnya tidak apa apa? Kosan ku lumayan dari sini Kak."

"Masuk saja dulu. Yang penting bisa di tempuh pakai mobil kan."

Baru saja selangkah, tiba tiba Taehyung mengingat perubahan sikap Jimin lagi. Taehyung tidak boleh membuat salah paham terus dengan Jimin.

"Ah!"

Bogum berhenti saat tiba tiba Taehyung membuatnya sedikit kaget.

"Aku lupa ada janji dengan Jungkook! Maaf ya kak. Lain kali bisa ko. Ini penting sekali."

Bogum tersenyum. Mengusak rambut Taehyung gemas sambil mengangguk. Walau Taehyung tidak enak melihat Bogum kembali masuk ke dalam mobil, tapi ia memang harus seperti ini.

Taehyung kembali berjalan. Ia memutuskan untuk menelpon Jungkook saja. Setidaknya Jimin sedikit banyak sudah mengenal Jungkook dan tidak merasa cemburu.

Lima belas menit Jungkook sayang datang dengan sepeda motor. Sepertinya baru karena Taehyung asing melihatnya.

"Aku tidak biasa naik motor, Kookie. Takut terbang."

ANGLE [KookMinV] ; EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang