"Selamat ya sayang! Bunda ikut bangga. Kamu lulus lebih awal daripada Jiminie."
Taehyung tersenyum. Bahagia sekali ia hari ini. Hari yang Taehyung tunggu tunggu setelah lelah membuat skripsi dan menghadapi sidang.
"Terimakasih bibi Park. Terimakasih paman Park. Kehadiran kalian membuatku sangat senang."
Setelah itu semua kembali seperti awal. Paman dan bibi park sudah pulang. Jungkook juga sudah pulang dijemput oleh orang tuanya. Taehyung ikut senang karena mereka bisa akur dan Jungkook bisa lulus tahun ini.
Sekarang Taehyung sedang duduk di bangku taman dekat kampusnya. Walau masih ramai tapi Taehyung merasa kesepian. Orang yang disayangnya belum datang. Padahal ini hari yang Taehyung tunggu tunggu.
"Masa Jiminie lupa sih."
Berkali kali Taehyung mengecek ponsel. Pesan yang kemarin sudah dibaca. Sudah dibalas oke juga. Tapi sudah hampir sore begini Jimin belum kelihatan.
Taehyung lapar. Belum makan sejak siang.
"Aku pulang saja lah."
Kakinya sudah melangkah menuju halte. Tak lama bus datang dan membawa Taehyung pulang.
Sampai di kosan ia cuman bisa menghela nafas kasar. Bisa bisanya Jimin lupa pada hari istimewanya. Ini dan ayahnya bisa datang tapi kenapa dia tidak?
"Menyebalkan sekali! Aku benci Jiminie."
Taehyung segera mengganti baju. Setelan kasual, kaus dan celana pendek. Kemudian membuka lemari makan untuk mengambil ramen dan mengisi perutnya yang sudah berbunyi nyaring.
Tak lama, ramen sudah jadi dan Taehyung makan dengan lahap. Bodo amat dengan Jimin. Taehyung kesal bukan main. Bisa bisanya ia tidak datang disaat hari spesial untuk Taehyung.
Tok. Tok. Tok.
Taehyung pura pura tidak dengar. Itu pasti Jimin. Siapa lagi coba yang tau kosan dia selain Jimin dan Jungkook. Dan Taehyung yakin Jungkook sudah ada di rumah besarnya.
Tok. Tok. Tok.
Dengan kesal, ia taruh ramen yang tinggal setengah. Membuka pintu kasar dan bersiap menyemburkan omelan khas seorang Kim Taehyung.
"Permisi."
Manik bulat Taehyung meneliti dari atas sampai bawah. Ini bukan Jimin nya.
"Ada paket untuk seorang bernama Kim Taehyung."
"Hm? Dari siapa?"
"Bisa lihat di dalamnya. Ini tolong tanda tangan."
Taehyung nurut aja. Terus dia ambil paket yang di bungkus kertas coklat. Aneh, seingatnya ia tidak memesan apapun.
"Terimakasih. Katau begitu saya permisi."
Pintu di tutup kembali. Daripada penasaran Taehyung langsung membuka paket isinya foto Jimin dan dokter Yonggi dengan berbagai pose.
Kira kira lima belas lembar. Isinya cuman Jimin dan Yoongi. Taehyung terbakar emosi. Bisa bisa nya Jimin seperti ini di belakangnya.
Ia mengambil ponsel. Melihat Jimin yang masih tak membalas pesan. Bahkan sekarang pun Jimin tidak memberinya kabar.
"Kamu kenapa si Jiminie... hiks."
***
"Ka Yonggi. Aku pulang ya."
"Iya Jim. Terimakasih sudah datang."
Hari ini Jimin pergi ke Busan. Kakak tingkatnya alias Yonggi merayakan kelulusan. Entah kenapa Jimin lebih memilih datang ke wisuda Yonggi daripada Taehyung.
YOU ARE READING
ANGLE [KookMinV] ; End
FanfictionDia seperti malaikat. Patuh dan taat, namun bukan pada Tuhan. Hanya memuja pada Dewi yang sangat di cinta. Kita terjebak dalam segitiga. Dan tidak ada yang bisa keluar dari dalamnya. Park Jimin X Kim Taehyung Jeon Jungkook X Kim Taehyung