Part 26 [End]

3.7K 189 6
                                    


Malam itu, yang Taehyung ingat terakhir kali adalah sorot lampu yang amat terang. Menusuk penglihatan.

Namun anehnya, ia sekarang sedang berbaring di sebuah kamar dengan dominasi putih. Bukan rumah sakit, atau alam kubur. Tapi seperti hotel.

"Sudah bangun? Syukurlah."

"Kak Seokjin? Aku... di apartement mu?"

Seokjin mengangguk pelan. Ia berjalan mendekati kasur dengan nampan di tangannya.

"Makan dulu. Setelah itu cerita padaku. Kenapa bisa kamu berlari seperti orang gila dan malah menelpon di tengah jalan begitu? Itu saat itu aku yang mengendarai mobil. Coba kalau Namjoon? Bisa bisa aku di bunuh Jimin kalau sampai kamu terluka."

Ocehan panjang Seokjin sudah jelas menjawab semuanya. Ternyata Taehyung hanya pingsan saat itu. Syukurlah jika tuhan masih memberikan kesempatan pada nya.

"Apa Jungkookie ada disana?"

"Dia di kantor polisi."

Dan kalimat Seokjin selanjutnya membuat hati Taehyung lega. Semoga semua berakhir dengan jelas.

***

"Jadi, si Park sialan Bogum itu pelakunya?"

"Sudah tidak perlu emosi. Hari ini kita harus terlihat senang."

Enam orang berkumpul. Bandara Seoul sangat ramai. Tapi keramaian mereka tidak kalah. Hari ini semua berkumpul untuk mengantar kepergian Jungkook yang akan melanjutkan sekolah advokat ke luar negeri. Tepatnya Kanada.

Setelah kejadian itu Jungkook memilih untuk fokus saja dengan karir. Malas berurusan dengan hubungan asmara. Yang anehnya selalu saja sial untuknya.

Jimin saja sampai datang ko. Walau awalnya mereka tidak terlalu dekat. Tapi Jimin akui Jungkook beberapa kali melindungi nyawa Taehyung. Dan Jungkook pun sudah memaafkan mereka semua.

"Jadi... Tidak ada yang menangisi aku?"

Ucap Jungkook dengan kekehan.

"Kau tidak lihat ini kak Seokjin meleleh begini! Lihat Taehyung sudah berkaca kaca!"

Balas Hoseok yang tak kalah berkaca kaca. Yoongi cuman memasang wajah sedih. Tentu saja Seokjin yang merasa kehilangan. Hampir empat tahun Jungkook bekerja di kafe kecilnya. Setia mengabdi. Walau Taehyung tidak separah Seokjin tapi tentu ia sedih. Bagaimana pun Jungkook ikut andil dalam kehidupannya.

"Lima belas menit lagi. Aku berangkat ya! Makasih loh sudah mau mengantar begini. Orang tua ku saja tidak. Haha. Jaga diri kalian. Aku pasti akan kembali lima sampai sepuluh tahun lagi."

Ucapannya terjeda. Ia menatap dalam kearah Taehyung yang menunduk.

"Taehyung. Aku minta maaf kalau tidak bisa hadir dalam pernikahanmu. Tapi aku ikut mendoakan agar semua lancar. Jimin, aku minta maaf pada mu kalau sampai sekarang aku masih menyayangi Taehyung."

Jimin hanya terdiam. Menunggu kelanjutan dari ucapan Jungkook.

"Jujur saja aku benar benar sayang pada nya. Tapi aku rasa memang bukan aku orang yang tepat untuknya. Tolong jangan pernah sakiti dia. Aku pamit."

Jungkook memeluk satu persatu. Tapi ia rasa yang paling erat adalah pelukan Seokjin dan Taehyung. Bahkan kedua orang itu sempat sempatnya menumpahkan air mata di bahu Jungkook.

***

"Jangan gugup! Relaks saja."

Itu ucap orang tua yang sudah menikah. Berbeda dengan Taehyung yang hatinya berdebar luar biasa. Di sepanjang jalan ia hanya melihat ke arah luar. Masa bodo dengan penampilannya. Yang penting bagaimana hati nya ini?!

ANGLE [KookMinV] ; EndWhere stories live. Discover now