016 - Pacar?

2.2K 252 53
                                    

Jangan menyukaiku, nanti kamu akan sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan menyukaiku, nanti kamu akan sakit. Karena hatiku tidak ada yang tahu, bahkan aku sendiri, si pemiliknya.

***

“Maksud Gio apa?” tanya Saura bingung. “Rara nggak ngerti. Rara bukan barang, kok bisa Rara milik Gio?”

“Gue suka lo Sah, gua suka sama lo! Kenapa lo gak paham juga?!” kata cowok itu kesal.

Tubuh Saura menegang. Semua rasa ge-er yang dimilikinya seketika hilang entah ke mana saat melihat Gio yang menatapnya seintens itu. Jantungnya teeass ingin jatuh ke lambung, dengan tubuh yang bagai tersengat listrik.

“Kali ini lo boleh ge-er sepuasnya, karena gue emang suka sama lo. Gue serius Sah, nggak bercanda dan semua yang lo bilang waktu itu memang benar,” lanjutnya.

Cowok itu beralih memegang kedua tangan Saura dengan lembut lalu diusapnya beberapa kali. “Seperti yang lo bilang, gue emang cowok mulut pedas, kasar, dan pastinya memang nggak pantes buat ngomong romantis.“ Gio menarik napasnya sejenak, “gue mau lo jadi pacar gue, Ra.”

Seperti tersengat listrik, tubuh Saura semakin menegang dengan mata yang mengerjap beberapa kali. Mata gadis itu berkaca-kaca, dan jantungnya berpacu dua kali lipat dengan cepat.

“M-maksud Gio a-apa?” katanya terbata.

Saura menarik kedua tangannya yang dipegang Gio dengan cepat dan berjalan mundur beberapa langkah.

“Gue suka sama lo, gue nembak lo. Masih gak ngerti juga?” tanya Gio frustrasi. “Lo gak suka gue?” lanjutnya datar.

“Rara ga—-”

“Gue nggak terima penolakan! Intinya lo pacar gue mulai hari ini!” Terserah orang-orang ingin mengatakan jika Gio egois, karena memang itulah kenyataannya. Gio tak mau ditolak, karena sudah cukup baginya menyukai Saura secara diam-diam selama ini. Sekarang tidak lagi.

Saura tersenyuml sinis. “Kamu pikir kamu siapa nggak bisa terima penolakan? Kamu pikir kamu segalanya? Iya? Udah merasa paling hebat, atau merasa paling wah?” Mata gadis itu menatap Gio dengan tajam, ditambah dengan nada suaranya yang tiba-tiba berubah sinis dan dingin. Tak pedulikan air matanya yang meluncur bebas.

“Ra lo—-"

“KAMU PIKIR KAMU SIAPA?! KAMU PIKIR RARA INI APA? BARANG?! RARA GAK SUKA GIO, RARA GAK SUKA! RARA BENCI KAMU DAN KAMU BUKAN SEGALANYA BUAT RARA!"

Jantung Gio berdetak cepat, cowok itu terkejut ketika melihat Saura meneteskan air mata. Dadanya terasa sesak. Di depannya ini bukan Saura yang ia kenal. Saura tidak kasar, Saura tidak mungkin berbicara dengan intonasi tinggi, Saura tidak mungkin berteriak dengan bahasa sekasar itu, dan mata itu, Saura tidak pernah memandang seseorang sesinis dan sedingin itu!

“Ra—-”

“MAU NGOMONG APALAGI KAMU? MAU BILANG NGGAK TERIMA PENOLAKAN? IYA?” Air mata gadis itu meluncur dan suaranya mulai tersendat karena isak tangis yang tiba-tiba muncul. “Rara bukan boneka Gio, Rara bukan barang dan Rara masih punya harga diri,” kata Saura sebelum akhirnya menjatuhkan tubuhnya dan terisak.

GIORAWhere stories live. Discover now