039- Kenangan Terburuk (17+)

4.9K 178 61
                                    

🔞🔞🔞

⚠️ WARNING 17+

Bagi yang masih di bawah umur, lewatin aja ya guys 🙏🏻 aku terpaksa buat adegan ini supaya pas dengan alurnya 🙏🏻

Betewe belum direvisi, kalau ada typo bilang ya!

Manusia kadang lupa, harus bagaimana ia bertindak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Manusia kadang lupa, harus bagaimana ia bertindak

***

Jika tau terbangun membuatnya sehancur ini, Saura memilih untuk tidak terbangun selamanya. Jika saja mengobati lebih mudah dari menangisi sudah pasti Saura tidak masalah semuanya terjadi.

Namun ... semuanya tidak semudah itu, rasa sakitnya membuat ia berpikir bahwa mati lebih baik.

Semuanya hancur lebur, sampai bingung harus mulai dari mana untuk dia perbaiki? Pertanyaannya, apa semua yang hancur bisa diperbaiki?

Air matanya menetes, matanya sudah bengkak sejak beberapa menit yang lalu akibat banyak tangis.

Tubuhnya benar-benar dimajah habis-habisan oleh manusia-manusia berotak dangkal itu. Bahkan tubuh Saura rasanya remuk redam dengan rasa sakit  di mana-mana. Tubuhnya memang sakit, tapi mentalnya jauh lebih sakit.

Saura menahan desahannya ketika laki-laki dengan kepala botak klimis itu mengisap dadanya dengan kasar, sedangkan laki-laki satunya yang berbadan gempal bermain-main  di daerah bawah tubuhnya dan satu laki-laki lainnya sibuk mencecap bagian bibir dan lehernya.

Demi apapun Saura jijik, apalagi secara tega mereka melakukan semuanya secara bergilir.

“Ahh.” Suara desahan jijik itu akhirnya lolos ketika laki-laki berbadan gempal memasukan organ intinya untuk masukpada kemaluannya.

“Cih ternyata sudah tidak perawan!” cibir laki-laki itu.

Saura semakin nangis tersedu-sedu ketika laki-laki lainnya bergantian memasuki daerah intinya. Demi apa pun, lebih baik dirinya mati daripada merasakan semua ini.

Saura bertanya-tanya, punya dosa apa dirinya hingga diperlakukan tidak manusiawi seperti ini.

Dia meronta ketika puting dadanya digigit dengan kasar hingga menimbulkan luka. Jika saja bisa Saura ingin berlari sekarang juga, namun apa daya kedua tangannya diikat dan mulutnya selalu dibungkam dengan mulut menjijikan tiap kali Saura akan berteriak.

Air matanya menetes ketika seluruh tubuhnya terasa remuk redam, terlebih di area intinya.

“Tol—mmph.” Lagi dan lagi mereka tidak membiarkan Saura mengeluarkan suara.

Hingga beberapa jam setelahnya mereka menyeringai menatap Saura yang mulai tergugu.

“Berisik anjing! Diem lo!” Tanpa memiliki rasa kasihan laki-laki tambun itu menarik solasi berwarna hitam dan ditempelkannya di mulut Saura.

GIORAWhere stories live. Discover now