032 - Babu?

1.8K 178 63
                                    

Ada yang masih nunggu GIORA?

Aku bingung untuk nulis bagian konflik yang ngena banget itu gimana, tapi aku harap nanti kalian suka ya:)

Seperti biasa. Vote sebelun membaca😉

Kalau ada typo bilang gess🐥

HAPPY READING!

Gak semua apa yang diucapin itu bisa ditulis, kayak perasaan misalnya, bisa dirasakan tapi tidak bisa dijabarkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gak semua apa yang diucapin itu bisa ditulis, kayak perasaan misalnya, bisa dirasakan tapi tidak bisa dijabarkan.

***

Bruk

Gio menatap ketiga orang di depannya dengan bingung.

"Apa?"

"Kerjain tugas kita, sebelum jam ketiga harus udah beres kita gak mau tau," kata Danu yang diangguki Reztnan dan Gibran.

Napas Gio memburu, cowok itu menatap ketiga sahabatnya tidak terima. "Maksud kalian apa nyuruh-nyuruh gue? Gue bukan babu, lo semua!"

Reztnan tersenyum smirk. "Lo lupa? Lo kalah. Dan perjanjian kita dari awal, yang kalah bakal jadi babu," katanya sembari merangkul pundak Gibran dan Danu. "Saura nolak lo dan lo jadi babu," lanjutnya.

Menghela napas pasrah. Akhirnya Gio menuruti keinginan ketiga temannya itu, walau dengan rasa ikhlas. Untung, Gio sudah mengerjakannya, sehingga tugasnya hanya tinggal menyalin di buku tulis Gibran, Danu dan Reztnan, tanpa perlu lagi berpikir banyak. Walau, tetap saja ini merugikannya, karena tugas yang diberikan guru matematikanya bukan hanya 5 atau 10 soal, tapi 30 soal.

"Semangat, babu!" teriak Gibran, menyindirnya.

Gio menatapnya tajam kemudian mengeluarkan buku tugasnya dari dalam tas, dan mulai menyalin tugas teman-temannya satu persatu. Ini konsekuensinya, dan sebagai cowok gentle Gio tidak mau ingkar janji.

Selagi Gio mengerjakan tugasnya, mereka bertiga; Reztnan, Danu dan Gibran, duduk di bangku depan Gio, bercanda gurau seolah-olah mengejeknya yang malah sedang bersusah payah mengerjakan tugas mereka.

"Gesss, tau gak?" celetuk Danu tiba-tiba.

"Gak tau njir, lo belum ngasih tau," kata Gibran kesal.

Danu menyuruh keduanya mendekat, seakan ingin mengatakan hal penting yang tidak boleh seorang pun tau hal penting apa itu, termasuk Gio yang saat ini menatap ketiganya sengit.

GIORAWhere stories live. Discover now