027 - Cemburu?

1.9K 177 28
                                    

Vote sebelum membaca!

Diwajibkan vote, comment dan follow akun ini⚠️

Diwajibkan vote, comment dan follow akun ini⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapin hati, jantung dan perut🙂

Jika menyukaimu adalah kesalahan, maka meninggalkanmu adalah kesengsaraan.

•••

Hari demi hari silih berganti, dan hari ini Dara datang ke rumah Saura pagi-pagi sekali. Katanya, ada hal penting yang harus dibicarakan.

Rasanya sudah lama sekali mereka tidak pernah bertemu untuk menceritakan hari-harinya seperti biasa. Bahkan, di sekolah saja keduanya sibuk pada urusan masing-masing.

Dara memandangi Saura dengan wajah serius. Setelah saling memeluk penuh rindu, akhirnya mereka kembali fokus pada topik yang saat ini ingin Dara sampaikan.

“Jadi lo ada hubungan apa sih sama Gio? Ini pertanyaan udah lama banget gue tahan-tahan karena sekarang lo jadi sibuk banget sama tuh cowok. Sumpah!” Dara menjeda ucapannya. “Kenapa lo bisa deket sama Gio, Ra? Trauma lo udah hilang? Terus Dion gi-—”

“Dara plis, jangan sebut nama Dion lagi!”

“Lo udah berhasil, Ra! Lo udah bisa deket sama cowok, lo deket sama Gio dan harusnya lo juga udah berhasil lupain Dion!”

“Gak semudah itu, Dara! Plis jangan sebut nama Dion lagi. Kalau kita ketemu cuma buat bahas cowok itu, lebih baik gak usah.” Saura memegang kedua tangan Dara dengan erat, memandangnya berkaca-kaca. “Da-dada Rara selalu sakit denger nama Dion,” sambungnya.

“Emangnya lo gak mau kembali pulih?” Nada suara Dara tercekat.

“Rara mau bangett, tapi....”

Melihat Saura yang mulai meneteskan air mata membuat dada Dara ikut ngilu, gadis itu segera memeluk tubuh Saura dengan erat. “Gue minta maaf,” pintanya, “tapi ada hal yang harus kita bahas, Ra. Ini penting banget. Jadi, plis, kali iniii aja lo lupain soal Dion di masa lalu, ya?”

Saura melepaskan pelukannya, memandang Dara bertanya-tanya. Perasaannya tidak enak. “Hal penting apa?”

Dara memejamkan kedua matanya, sebelum berkata, “Beberapa hari yang lalu dia chat gue. Gue nggak tau dia dapet nomor gue dari mana, tapi-”

“Tapi apa?” potong Saura dengan cepat.

“Ta-tapi dia, dia nanyain keberadaan janinnya.”

Deg!

Tepat ketika Dara menyelesaikan ucapannya, tubuh Saura menegang, air matanya kembali menetes tanpa bisa dicegah, gadis itu menutup mulutnya yang mulai mengeluarkan isakan. Bahunya bergetar, rasa takut kembali hadir begitu saja hingga terngiang di kepalanya.

GIORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang