040 - Rahasia Terbuka

3.4K 185 35
                                    

Kalo ada typo bilang ya, belum revisi soalnya:)

===

Back to the topic / flashback selesai

Gio terdiam, tangannya yang berada di bawah meja bergetar hebat dengan keringat dingin yang mengaliri keningnya.

Penjelasan yang beberapa menit lalu di dengarnya membuat Gio speechless. Membuat ia merasa seperti manusia paling jahat yang ada dunia ini.

"Lo ... gak lagi ngarang, kan?"

Dara memukul meja di depannya keras. "Lo pikir gue bercanda disaat mata gue aja udah bengkak gini?!" teriaknya dengan napas tersengal-sengal.

Mengungkit masa lalu sama saja membuka luka lama. Rasa bersalah selalu menghantuinya tiap kali mengingat kejadian malam itu.

Andai saat itu dia tidak meninggalkan Saura berdua dengan Dion ... andai saat itu Dara tidak pulang lebih dulu dan melupakan Saura yang masih di kamar hotel....

Andai dan andai, pasti semuanya tidak akan terjadi jika malam itu Dara tidak ceroboh.

Dara terisak, menatap Gio yang juga menatapnya dengan air mata yang menggenang. "Dan lo udah berhasil buat Saura menderita kesekian kalinya."

Saat ini keduanya masih berada di kafe yang sama, bedanya Aidan sudah pergi lebih dahulu karena Mama dan Papanya berulang kali menghubunginya.

"Di mana Saura?" tanya Gio serak. "DI MANA SAURA?!" sentaknya ketika Dara tak kunjungan buka suara.

"Apa peduli lo, Gio?"

"Dara please...."

"Saura udah cukup menderita Gio. Orang tua kandungnya aja gak peduli sama dia, dan sekarang orang yang Saura anggap sebagai obatnya malah jadi racun di hidupnya."

"Gue cuma—"

"Gue tau lo sakit hati! Tapi rasa sakit lo gak sesakit yang Saura alamin selama ini!"

Gio mendongak berusaha mengalangkan genangan air yang akan menetesi matanya. Oke bilang saja dirinya cengeng, karena pada kenyataan Gio akan selalu lemah jika tentang Saura.

Dara melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian beranjak pergi. "Permisi, gue ada urusan."

"Dara alamatnya!" teriak Gio tapi tak ditanggapi oleh gadis itu.

Gio mengacak-acak rambutnya frustrasi. Mengapa akhir-akhir ini hidupnya terasa sulit?!

***

Bruk!

"Anjing!"

"Astagfirullah!"

"GIO?!" teriak tiga orang yang ada di ruangan itu.

"Ngapain lo ke sini?" kata Danu sewot.

"Diem bangsat!" balas Gio dengan murka.

"Heh lo tuh bab—"

"Gue bilang diem ya diem!"

Danu kicep, sedangkan Gibran dan Reztnan kembali memainkan PS-nya tanpa menghiraukan kedua temannya yang debat.

"Nan, tolong bantu gue," kata Gio dengan suara lemah. Cowok itu duduk di samping Reztnan dan memandangnya dengan sorot permohonan. "Nan cuma lo yang bisa bantu gue...." kata Gio lagi ketika Reztnan tak kunjung buka suara.

GIORAWhere stories live. Discover now