033 - Pelindung

1.6K 182 100
                                    

WARNING!!!
WAJIB VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

KALAU ADA TYPO DAN KESALAHAN PENULISAN BILANG YA GESSSS😘

KALAU ADA TYPO DAN KESALAHAN PENULISAN BILANG YA GESSSS😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika rasaku memudar, jangan salahkan aku jika menghindar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika rasaku memudar, jangan salahkan aku jika menghindar

— Ardyan Gio Syakuillen

***

Wajah Gio yang tadi pagi menatapnya tajam membuat Saura berpikir bahwa laki-laki itu tidak suka dirinya dengan Azy a.k.a cemburu, tapi setelah melihat Gio tertawa bersama seorang gadis berambut hitam legam di depan koridor—dengan matanya sendiri, Saura jadi berpikir kalau Gio menatapinya tajam hanya karena tidak terima karena Saura permalukan cowok itu di depan banyak mading beberapa jam lalu, bukan karena cemburu.

Gadis itu menghela napasnya pelan, sepertinya memang sudah seharusnya kisahnya dan Gio berakhir sampai di sini.

Namun setelah dipikir-pikir, sejak kapan dirinya dan Gio menjalin hubungan? Bukankah dia sendiri yang mengatakan kalau dirinya tidak pernah menerima cinta Gio? Haha, sepertinya dia amnesia.

Memangnya kenapa jika Gio menghindar dan memiliki hubungan dengan gadis lain? Bukannya dia bukan siapa-siapanya Gio?

Saura menghembuskan napasnya. Lalu dengan tak bersemangat, gadis itu melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah, Dara belum kembali juga semenjak dibawa pergi oleh Saga tadi pagi. Bahkan gadis itu mendapat alfa dari tiga guru sekaligus. Ditelepon pun ponselnya tidak aktif.

"Rara!" Merasa namanya dipanggil, Saura menoleh ke samping kanannya. Mata Saura membulat ketika melihat seseorang yang dirindukannya ada di depan matanya saat ini. "Sini!" teriak orang itu sembari melambaikan tangannya.

"Bang Reno?" beo Saura, berlari lalu memeluk tubuh pria berbadan kekar itu dengan erat. "Abang sejak kapan pulang? Ih Abang makin keren. Hua kangen, Abang kok gak bilang kalau pulang?" tanya Saura bertubi-tubi, masih memeluknya erat.

GIORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang