023 - Sebuah Kejadian

2.1K 214 54
                                    

Oke gays! Sedikit informasi bahwa gambar di atas adalah keluarga besar Gio🙃

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Oke gays! Sedikit informasi bahwa gambar di atas adalah keluarga besar Gio🙃. Terima kasih❤️

Btw, cek mulmed dulu gays! Biar dapet feel-nya😊

Happy reading!!!

.
.
.

Ketika kamu membutuhkanku, tanpa mau menerimaku

***

Sesampainya di depan gerbang rumah Saura, suara klakson membuat Virgo menoleh, dan betapa terkejutnya ia ketika mengetahui mobil yang tadi mengklaksonnya adalah mobil milik Kafka.

Pintu pagar terbuka, seorang satpam menyuruhnya masuk. Tanpa mempedulikan mobil Kafka yang ikut memasuki pekarangan rumah Saura, Virgo memarkirkan motornya di dalam.

Mobil HRV itu berhenti, Kafka turun dari mobilnya disusul oleh beberapa orang di belakangnya.

“Lo pada ngapain sih ke sini?” tanya Virgo to the point.

“Ada juga kita yang nanya. Lo kenapa mau jenguk Saura gak ajak-ajak kita?” kata Vino.

“Lo kalo mau berduaan sama Saura jangan sekarang!” sinis Tania tepat sasaran. “Kita juga temen Saura, dan udah hak kita buat jenguk temen yang lagi sakit.”

Virgo diam, lalu beralih memandang Ara yang juga sedang memandangnya sinis. Virgo yakin seratus persen bahwa Ara yang memberi tahu teman-temannya.

“Yok lah, masuk,” ajak Kafka yang diikuti kelimanya.

Pintu terbuka ketika Vino telah memencet bel berkali-kali, lalu Bi Alif dengan senyum ramahnya menyabut mereka dan mengantarkannya sampai kamar Saura.

Ketika Bi Alif izin pergi, Kafka yang bar bar langsung membuka pintu kamar Saura dengan brutal.

“Halo, Ne—”

“Ta-tapi Rara pernah masuk rumah sakit jiwa. Rara sering ngamuk nggak jelas kan Dara? Itu artinya Rara gila kan?”

Semuanya menegang ketika mendengar ucapan Saura.

“Sa-Saura Gila?” kata Kafka tidak percaya, membuat ketiga orang di kamar Saura menoleh ke arahnya. “Ra, lo salah ngomong?” sambung Kafka dengan mata mengerjap beberapa kali.

Badan Saura menegang, wajahnya merah, dan beberapa detik setelahnya tangis Saura semakin menjadi, berteriak meminta semua orang yang berada di sisinya untuk pergi.

“PERGI KALIAN SEMUA! PERGI! RARA MOHON PERGI!!”

Dara bangkit dari kasurnya, lalu menarik tangan Gio yang sedang memerhatikan Saura dengan pandangan yang sulit diartikan.

GIORAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum