Episode 71: Happy New Year!

101 16 18
                                    

Author Note:

"Jujurnya, Carol terasa berat hati untuk mengakhiri FanFic ini, namun Carol sendiri sebagai reader bukanlah orang yang menggemari cerita yang meleret-leret @ dragging sehingga 100++ episodes, so Carol kena juga mengakhiri kisah PhaYo versi Carol ini. Setiap permulaan, pasti ada pengakhiran, maka dimana ada cinta pasti ada duka...
But don't worry, I will put PhaYo misery to the End!"

Till then, Adios my friends! Bye-bye👋

And OH! Don't forget to Vote & leave some Comments, Bye........👋😘😘
.
.
.
************************************

3rd Person POV.

Jannine sedang sibuk menyusun sudu dan garfu disudut pingan semasa dia mulai membuka bicara.

"Hey Yo, kau rasa kenapa Phi Pha mu membawa kedua orang tuanya sekali, hah? Kau secretly jemput eh?" soalnya sambil sesekali melirikkearah si adikyang sedang sibuk meletakkan Napkin diatas meja.

"No! Entah la... Aku pun fikir benda yang sama, tapi tak mungkin kan aku terus menyoal dihadapan mama dan papa?"

"hmm..., pelik la....!"

Wayo hanya membalas dengan mengangkat kedua belah bahu sambil mencebik bibir. Baginya, mungkin sahaja Phana sejadar bertandang memandangkan kedua-dua Papa mereka adalah sahabat lama.

Selepas menyiapkan meja makan, mereka berdua menyambung perbualan di dapur sambil menunggu Roasted Turkey yang masih dibakar dalam ketuhar. Bagi keluarga Panichayasawat yang sudah menerima masuk resepi Barat dalam tradisi keluarga mereka, Roasted Turkey untuk acara penting adalah sesuatu yang wajib! Maka Itu untuk acara menyambut kedatangan 1 Januari 2019 malam ini, kedua adik-beradik itu memasak berberapa juadah penting yang sudah diajar oleh Puan Panichayasawat sebelumnya. Hanya menunggu masa untuk disantap sahaja tepat jam 9:00 nanti........, bersama tetamu kejutan!

......................................................................
.
.
.
.

Sementara itu, di ruang tamu yang agak jauh dari ruang dapur, keadaan sebenarnya mulai tegang! Tapi ketegangan itu bukanlah datang dari keluarga tetamu melainkan aura hitam itu menguak dari pemilik rumah agam itu sendiri!

"Saya tidak pernah menganggap setiap keputusan saya sebagai permainan, Tuan Panichayasawat. Malah, sebelum saya mengambil langkah besar ini, saya sudah terlebih dahulu memikirkannya, dan......."

Phana mengambil nafas yang panjang dan agak lama, menilai setiap reaksi dari kedua bakal ibubapa mertuanya. Jelas, si ibu kelihatan gelusah sementara Si bapa kelihatan tenang, kecuali dari cara dia mengenggam tangan sofa kulit yang didudukinya ketika ini. Jelas,orang tua itu sedang menahan rasa yang terpendam jauh.

"......dan, saya sudah memikir kesan dari keputusan yang saya ambil ini."

"................"

"Kini, harapan saya cuma satu,"

Puan Panichayasawat mengatur duduknya.

"Izinkan andai Tuan dan Puan Panichayasawat merestui hubungan kami sebelum kami mengambil satu langkah serius kehadapan," ucapnya dengan tenang.

Puan Panichayasaway mengambil keputusan untuk berdiam dan memikirkan semula semua yang telah diucapkan oleh anak sahabat suaminya ini. Bukan sekali dua dia mengenali anak muda dihadannya ini. Latar belakang Phana sebagai ahli bisnes berjaya cukup dikagumi hingga menengelamkan banyak nama-nama Businessmen yang lain, tidak terkecuali termasuk suaminya yang belum pernah memegang title Billionaire! Tapi lihatlah anak sahabatnya ini, 5 tahun berkecimpung dalam bisnes, meneruskan legasi Ronnie sebagai Pemilik Kongthanin Group dan 3 tahun dari jumlah itu untuk dirinya berada di puncak kejayaan!

THE TUX - Book 2Where stories live. Discover now