Chapter 6

327 48 3
                                    

~ Aku mengetahui kebenarannya, alasanmu meninggalkan ku. Aku diam dan berpura-pura tidak tau, aku mengerti bahwa keluarga sangat berharga bagimu. Kini aku kembali untuk membantumu walaupun kau selalu menjauh dariku ~ Im Jieun
.
.
.
.
.
.

🌸🌸🌸

Matahari telah menyembunyikan cahayanya, digantikan oleh bulan yang sedikit redup cahayanya. Ditemani oleh sunyinya malam kedua namja ini masih mengasah kemampuan pedang mereka. Dengan cekatan kedua namja ini gencar beradu pedang, seperti tak ingin kalah dari yang lain. Hingga sebuah suara menghentikan aktivitas mereka.

" Apa yang kalian berdua lakukan disini Wangja Min.. Wangja Seo.. ", tanya seorang yeoja.

Kedua namja ini pun terkejut melihat seorang yeoja yang sudah lama pergi dari kerajaan, tiba-tiba berada di hadapan mereka.

" Jaeun, kapan kau datang?? ", tanya Seo.

" Seminggu yang lalu tapi aku baru mengunjungi kerajaan sekarang ".

" Hubungan pemerintahan antara kerajaan Goryeo dengan Cina sangat baik, sepertinya kau dan Jieun berhasil menjaga hubungan itu agar selalu lancar Jaeun. ", kata Min.

Yeoja bernama Jaeun itu tersenyum bangga dengan pujian yang dilontarkan oleh Wangja Min.

" Mullon,, bukan Jaeun namanya jika ia tak bisa melakukannya. ", imbuh Seo dengan nada meremehkannya.

Jaeun tersenyum meremehkan mendengar perkataan Seo, Jaeun pun mendekati Seo dan mengambil pedang yang berada di tangan Seo.

Jaeun pun mengangkat pedang itu ke arah Seo dan menantangnya.

" Bagaimana jika kita sedikit melakukan pemanasan Wangja Seo?? ".

Seo tersenyum mendengar tantangan Jaeun, walau sudah lama tidak bertemu, yeoja dihadapannya ini masih sama seperti dulu dan tidak berubah.

Seo memandang kakaknya Min,

" Jangan terlalu larut malam. ", kata Min sambil menyerahkan pedangnya pada Seo.

Jaeun dan Seo tersenyum, dengan izin yang telah diberikan oleh kakaknya Min, lalu Min pun pergi meninggalkan tempat itu.

Seo menyerang Jaeun terlebih dahulu dengan pedangnya itu.

Dengan cepat Jaeun langsung menghindar dari serangan Seo, seperti tak mau kalah Jaeun pun menampilkan keahlian berpedangnya juga. Jaeun mengayuhkan pedangnya menuju lengan Seo, hampir saja Seo tergores tapi ia pun berhasil menghindarinya juga.

" Kemampuan pedangmu meningkat setelah lama tak bertemu Jaeun, kau seperti ingin membunuhku saja ".

" Jinja,,?? Kau merasa seperti itu?? Wangja kau takut?? ".

Kali ini Seo tertawa " Mungkin.. ".

Seo mencoba merebut pedang ditangan Jaeun dan berhasil, Jaeun yang terkejut dengan pergerakan Seo yang tiba-tiba, ia pun kehilangan keseimbangan. Jaeun kira ia akan jatuh akan tetapi ternyata Seo menangkap tubuhnya.

Kedua pasang mata itu pun saling berpandangan, entah mengapa waktu mereka seakan berhenti. Tanpa mereka sadari ternyata ada dua orang melihat pemandangan itu.

" Hyungnim,, Hwang Seo-ya,, ".

Seo yang sadar akan apa yang dia telah lakukan pun melepas kedua tangannya dari Jaeun. Hingga membuat Jaeun jatuh dengan wajah yang memerah menahan malu.

" Nunim gwenchana?? Hyungnim,, mengapa kau melepaskannya?? ".

" Salah sendiri, sudah lama tidak bertemu berat badanmu bertambah ya Jaeun?? ".

" Mwo?? Yak... ".

Jaeun langsung berdiri dan menghampiri Seo sambil memukul bahu Seo dengan keras.

" Kau bilang apa tadi?? Yak dasar.. ".

Yoon dan Jieun hanya bisa tersenyum melihat interaksi antara Seo dan Jaeun.

" Sudah-sudah, sebaiknya kita pulang Jaeun. ", kata Jieun mencoba menyudahi pertengkaran mereka. Yoon dan Seo saling berpandangan.

" Nunim ingin pulang?? Ini sudah malam ".

" Benar apa yang dikatakan oleh Yoon-ie, ini sudah malam. Mengapa kau tidak menginap saja?? ".

Jieun menggelengkan kepalanya tanda ia menolak ajakkan kedua namja ini.

" Besok aku akan kesini lagi untuk menyiapkan acara perjamuan makan malam. Kita akan bertemu lagi besok, Jaeun kajja,, kita pulang ".

Jaeun hanya bisa menuruti perkataan kakaknya ini. Mereka berdua pun berpamitan dan segera pergi meninggalkan kerajaan.

Saat berjalan melewati gerbang utama, Jaeun berhenti.

" Apa yang kau bicarakan dengan Permaisuri Son Eun Hee, Eonnie?? ".

Jieun pun berhenti dan menoleh ke belakang.

" Kau akan tau nanti ".

" Apa penyihir itu memulai rencananya lagi?? ".

" Jaeun,, jangan memanggil permaisuri seperti itu, kita masih berada di wilayah kerajaan. Jaga mulutmu itu! ".

Jaeun hanya mengangkat bahunya acuh dan mulai berjalan dulu meninggalkan Jieun yang masih berdiri menatap kerajaan dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.









TBC 🐢
Maaf up nya lama, author minta vote dan komentarnya boleh kan para readers??

TBC 🐢Maaf up nya lama, author minta vote dan komentarnya boleh kan para readers??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Im Jaeun

•LOVE OR MIGHT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang