Epilog

209 25 0
                                    

~ Sesuatu yang dimulai dengan kebohongan akan berakhir dengan kehancuran dan yang dimulai dengan kejujuran akan berakhir dengan kebahagiaan ~
.
.
.
.
.
.

🌸🌸🌸


7 tahun yang lalu saat diruang tahta

" Ikat mereka semua dan bakar tempat ini biarkan menjadi kuburan untuk mereka. " Kata Hwang Baek sambil tersenyum lalu ia pun pergi tanpa berniat menatap keenam pangeran yang saat ini tengah diikat oleh para prajurit, tanpa ada yang melawan seakan pasrah dengan keadaan.

Keenam pangeran hanya menatap ke arah jasad ayah mereka tanpa ekspresi apapun, mereka tidak menampilkan wajah sedih maupun marah. Melihat itu para prajurit merasa kasihan padahal mereka berada di pihak Hwang Baek selama ini. Entah apa yang mereka pikirkan hingga mereka mau memihak yang salah disini.

Ada 9 prajurit yang bertugas untuk membakar ruang tahta dan memastikan kematian keenam pangeran, namun mereka malah saling berpandangan dan melepaskan ikatan keenam pangeran. Bin menyadari pertama kalinya.

" Apa yang kalian lakukan ? "

" Maafkan kami Wangja, kalian jangan kalah semudah ini. Selamatkan diri kalian sekarang. " Kata salah satu prajurit.

Kesembilan prajurit menundukkan kepala menghormati, Bin sadar akan keterkejutannya saat kematian ayahnya. Bin menatap satu persatu saudaranya.

" Hyungnim, bangun kita harus menepati janji kita sekarang, jangan biarkan pengorbanan Hyuk Hyung sia-sia. "

Putra Mahkota menatap Bin tersenyum, benar apa yang dikatakan oleh adik bungsunya ini.

" Ayo kita keluar, Hyungnim. " Mereka satu persatu berdiri dan mulai mengingat apa janji mereka, keenam pangeran menatap sembilan prajurit itu.

" Wangja, biarkan kami menebus kesalahan kami. Pakailah pakaian milik kami dan kami akan memakai pakaian kalian. "

" Apa maksudmu, kalian ingin menggantikan kami ? " Kata Seo.

" Yee, kami akan menolong kalian keluar dari sini tanpa diketahui oleh Pangeran Baek. "

" Tapi mengapa kalian tidak ikut kami keluar dan melawan mereka bersama ? " Tanya Hyun.

" Sepertinya kalian belum tahu Wangja, hampir seluruh petinggi kerajaan memihak Pangeran Baek. Bahkan mereka juga memasok dan ikut andil dalam menyiapkan prajuritnya, Wangjanim. "

Keenam pangeran seakan tak percaya, jadi selama ini tidak ada satu pun dari mereka yang memihak Raja. Jadi untuk apa gelar yang mereka pakai selama ini, untuk apa jika memang dari awal tak ada satu pun yang menginginkan mereka di kerajaan Goryeo.

" Apa kalian yakin dengan perkataan kalian tadi ? " Tanya Min serius.

" Tentu Wangjanim. Kami siap menggantikan kalian disini, biarkan ini jadi tugas terakhir kami melayani kalian. "

Tanpa mereka berpikir panjang pun keenam pangeran mengganti pakaian mereka dengan 6 prajurit lainnya, sedangkan yang ketiga prajurit yang tersisa bertugas membawa para pangeran keluar dari kerajaan dengan selamat. Sebelum itu para prajurit telah menumpahkan minyak di sekitar ruang tahta dan bersiap untuk membakarnya.

Putra Mahkota menuju ke arah jasad Raja, disusul dengan saudara yang lain dibelakangnya. Keenam pangeran memberi hormat pada ayah mereka, Putra Mahkota mencabut pedang yang menancap pada tubuh ayahnya dan membawanya sebagai senjatanya. Mereka berenam meninggalkan senjata mereka masing-masing yang selama ini telah menjadi lambang mereka dimedan perang.

•LOVE OR MIGHT•Where stories live. Discover now