Special Chapter •Min & Sena•

131 12 3
                                    

Hwang Min sekarang ini tengah mengasah kembali kemampuan pedangnya, setelah hampir beberapa tahun ini ia tak lagi memegang nya. Jika diingat-ingat lagi terakhir Min menggunakan pedangnya secara serius itu saat pelarian mereka menuju ke pelabuhan. Dan yang paling ia sesalkan adalah saat tak sengaja pedang miliknya melukai Jieun. Garis bawahi, melukai kakak iparnya yang saat itu tengah membawa abu milik kakaknya Hyuk.

Merasa bersalah tentu saja itu yang Min rasakan, padahal Jieun sudah mengatakan padanya untuk tidak terlalu memikirkan itu. Namun tetap saja Min merasa bersalah karena ia telah lalai akan tugasnya melindungi wasiat Hyuk kakaknya. Hingga sebuah keputusan pun Min ambil yaitu dengan menghukum dirinya untuk tidak memegang senjatanya lagi.

Awalnya keputusan Min ditentang oleh para saudaranya, mereka merasa bahwa Min terlalu memaksakan diri dengan hukuman itu. Mereka kadang mencoba membujuk Min untuk tidak melakukan nya namun semua bujukan itu hanya dianggap angin lalu oleh Min dan ia tetap pada keputusannya.

Disela-sela kesibukan nya mengasah pedang miliknya, seorang yeoja menghampiri dan langsung menyerangnya menggunakan sebuah pedang. Suara nyaring dari benturan kedua pedang itu seakan menjadi melodi untuk keduanya. Yeoja itu gencar menyerang Min dan mencoba untuk mencari titik lemahnya Min.

" Aku tidak menyangka untuk ukuran seseorang yang lama tidak memegang pedang masih begitu lihai memainkannya. "

Min tertawa mendengar perkataan yeoja itu yang entah itu pujian atau cemohan untuknya.

" Bukan sebuah masalah bagiku, kau tau aku tumbuh besar bersama pedangku. Aku diajarkan untuk mengenali setiap senjata yang ku mainkan Sena. "

Yeoja bernama Sena itu pun tersenyum menanggapinya. Lee Sena anak pertama dari Jenderal Lee Byun kini tampak begitu ramah dan perhatian. Setelah kejadian pemberontakan itu ia telah sadar akan apa yang selama ini yeoja itu lakukan. Sena belajar untuk mengikhlaskan kepergian seseorang berkat Jieun.

Dan tentunya Sena belajar menerima keberadaan Yuna sebagai adiknya. Mencoba menyayangi sama dengan ia menyayangi Mina adik kandungnya. Berkat Min juga Sena tumbuh menjadi lebih dewasa dan bertanggungjawab. Hwang Min seseorang yang hampir sama sepertinya yang iri, benci, dan merasa tidak adil dengan apa yang terjadi. Bagaimana Min yang menghukum dirinya untuk Jieun. Mampu membuat Sena mengangumi tindakan yang Min lakukan itu.

Setelah beberapa tahun mengenal sosok Hwang Min, Sena mengerti dengan jalan pemikiran namja yang satu ini. Min korban dari kesalahpahaman yang dibuat oleh Hwang Baek, karena Min juga adalah sosok yang emosional Hwang Baek mudah mengelabuhi dan memanfaatkan emosi Min untuk kepentingan pribadinya.

Min yang melihat Sena lengah pun tidak tinggal diam, Min segera merebut pedang milik Sena dan mengarahkannya tepat pada wajah yeoja itu. Membuat Sena mau tidak mau mengaku kalah kali ini.

" Kau curang. "

" Hahaha.. bagaimana bisa kau mengatakan bahwa aku curang, itu salah mu karena tidak fokus nona Hwang. "

" Eh...kau ini bisa tidak berhenti memanggilku seperti itu. "

" Wae, aku lebih suka memanggilmu seperti itu nona Hwang. "

Sena memutar bola matanya malas, ia pun. Mencoba mengambil pedangnya yang berada di tangan Min. Akan tetapi tidak semudah kelihatannya, Min malah menjauhkan pedang itu dari Sena. Membuat yeoja itu kesal karena Min menggoda seperti ini.

" Hey, kau belum menjawab pertanyaan ku mengapa aku tidak boleh memanggilmu dengan sebutan Nona Hwang ? "

" Sudah cukup berhenti ku bilang! "

Min tersenyum menang ia pun membuat Sena makin kesal dengan membuang pedangnya. Sena melotot marah pada Min yang menatapnya remeh, saat Sena hendak mengambil pedangnya Min langsung menahan pergelangan tangan Sena dan memeluknya.

Sena awalnya terkejut dengan tindakan yang Min lakukan namun tidak berselang lama pun Sena membalas pelukan Min, merapatkan tubuh mereka. Min mencium puncak kepala Sena dan menghirup aroma rambut Sena yang entah sejak kapan menjadi candunya.

" Jika ku panggil sayang kau mau ? "

Sena tersenyum malu dan mendongakkan wajahnya hingga ia bisa melihat kedua mata Min yang membuat ia selalu terpesona.

" Kau mulai lagi ? "

" Hahaha aku suka melakukannya. "

" Aish...dasar membuatku kesal saja. "

Sena memukul dada Min sontak saja si empu mengerang dan protes karenanya.

" Appo... berhenti untuk memukul nona Hwang. "

" Arrasseo.. tuan Hwang. "

Mereka berdua tertawa dengan tingkah konyol itu dan melanjutkan pelukan hangat mereka di pagi hari ini. Ditemani dengan angin yang berhembus pelan, Min mencium kening Sena lama dan untuk kesekian kalinya Min mengatakan terima kasih karena Sena telah hadir di kehidupan nya. Walaupun masih ada sesuatu yang mengganjal di hati Min.

" Ku harap semua baik-baik saja "

===================================

•LOVE OR MIGHT•Where stories live. Discover now