Special Chapter •Seo & Jaeun•

56 11 0
                                    

Jaeun kini tengah memperhatikan kegiatan kakaknya Jieun yang sedang mengajari si kembar pelajaran dasar. Jaeun melihat bagaimana sang kakak yang begitu sabar dan telaten mengajari si kembar, raut bahagia nampak pada wajah sang kakak. Jaeun tersenyum melihatnya, jujur Jarum begitu lega melihat pemandangan dihadapannya ini. Kakaknya begitu tegar dengan semua hal yang selama ini terjadi.

Bukan hal yang mudah saat kita ditinggal oleh orang terkasih. Jaeun merasa miris dengan apa yang terjadi pada sang kakak. Ingin memprotes pada takdir yang tak berpihak pada kakaknya. Namun seberapa banyak pun Jaeun mengeluh, marah, dan mencari apa itu keadilan tetap saja itu semua sia-sia.

Kakaknya menjadi panutan baginya. Melihat bagaimana kakaknya bangkit dari kubangan kesedihan itu membuat Jaeun belajar untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Menjadikan kisah hidup sang kakak menjadi sebuah pembelajaran baginya dan orang-orang yang selama ini menjadi sanksi hidup kakaknya.

Tanpa Jaeun sadari Hwang Seo mulai mendekatinya dan namja itu bersiap untuk mengagetkan Jaeun. Namun sebelum kegiatannya itu ia lakukan Jaeun sudah dulu berbicara.

" Ada apa ? "

" Hah.... bagaimana bisa kau tahu aku ada dibelakangmu Jaeun ? " Tanya Seo dengan wajah blanknya.

Jaeun melirik Seo dan tersenyum remeh, " Kau itu tidak pandai dalam hal menyelinap Tuan Hwang. "

Seo memutar bola matanya malas mendengar ejekan dari Jaeun itu. Walaupun sebenarnya itu adalah kenyataanya. Seo itu payah dalam hal sembunyi-sembunyi, namja itu lebih suka langsung menyerah lawannya tanpa harus menunggu lawannya lengah. Membuang waktu katanya, namja itu pun duduk disebelah Jarum dan ikut memperhatikan kegiatan anak dan ibu itu (Jieun dan si kembar).

" Kau memikirkan apa lagi Jaeun ? "

" Tidak aku tidak memikirkan apa-apa. "

" Jangan coba mengelabuhi ku Jaeun katakan saja kau sedang memikirkan apa ? "

Jaeun menghela nafasnya lelah, Seo namja itu selalu tau jika ia resah. Jaeun tidak bisa jika berbohong pada sosok namja disampingnya itu. Dapat ia pastikan bahwa pada percobaan pertama Jaeun langsung ketahuan jika berbohong.

" Entahlah aku pun kadang bingung dengan apa yang sebenarnya ku pikirkan. Kau tau saat aku melihat Jieun Eonnie membuatku sedih dan senang secara bersamaan. Ia mampu bangkit dari rasa kehilangan cintanya, namun aku juga masih tidak bisa menerima apa yang terjadi padanya. "

Seo diam ia mendengarkan semua perkataan Jaeun, sekilas Seo juga memikirkan hal lain. Keputusan yang saudaranya ambil apakah keputusan itu baik, jujur Seo khawatir. Ia juga belum bisa menerima apa yang terjadi kematian kakak tertuanya, pemberontakan yang dilakukan oleh keluarganya sendiri paman yang ia hormati.

Seo kira itu adalah mimpi, sebuah mimpi buruk Yang akan hilang saat ia membuka matanya dari tidur. Namun lagi-lagi Seo salah, semua yang terjadi itu adalah kenyataan yang harus ia dan lainnya hadapi. Namja itu menghela nafasnya lelah.

" Aku juga masih belum bisa menerima semua ini Jaeun. Aku masih marah, sakit yang kurasakan sampai ini juga masih belum bisa hilang sepenuhnya. Tapi apa kau tau melihat Jieun Nunim seperti sekarang ini juga membuat ku kembali bersemangat. "

Jaeun menoleh kearah Seo yang menatap ke depan sambil tersenyum, Seo kembali berkata.

" Jieun Nunim menjadi panutan bagi kita, ia menunjukan bahwa dengan kehilangan kita bisa bertahan Jaeun. Jieun Nunim berusaha membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, membuat kita menjadi sosok yang lebih bisa bersabar dalam menghadapi cobaan. "

Jaeun menundukkan kepalanya dan beralih menatap Seo sambil tersenyum. Seo menggenggam tangan Jaeun dan disambut baik oleh si empu. Jaeun kini pribadi yang dewasa, Jaeun menjadi sosok yang lebih bisa menghargai pendapat orang, ia akan mengambil keputusan saat itu benar-benar baik bagi semua orang. Seo pun bisa menjadi orang yang bertanggung jawab walaupun kejahilannya masih tetap ada tapi itu menjadi ciri khas dari Hwang Seo itu.

Seo juga mampu mengontrol emosi nya dengan baik, menjadi sosok paman yang baik untuk si kembar. Bahkan namja itu menomor satukan kebutuhan kakak iparnya itu. Walau kehilangan ia mampu untuk bertahan disaat yang lain merasa terpuruk Seo membuat mereka bangkit dengan cara nya sendiri dan ajaibnya itu selalu berhasil. Jaeun menyandarkan kepalanya pada bahu kiri Seo, yeoja itu merapatkan tubuhnya pada Seo dan disambut baik oleh si pemilik bahu. Seo mengecup puncak kepala Jaeun dengan sayang. Jieun yang mengetahui keberadaan Seo dan Jaeun pun tersenyum ia menyuruh si kembar untuk masuk ke dalam rumah sebelum terjadi sesuatu nantinya. Seo dan Jaeun malah tertawa, keduanya mengacungkan ibu jari pada Jieun.

" Terima kasih Nunim. " kata Seo sambil tersenyum.

" Hmm... kalian berdua ingat tempat juga ya, jangan sampai melakukan hal yang aneh disini hahaha... " Imbuh Jieun seraya memasuki rumahnya.

Jaeun yang mendengar perkataan kakaknya itu hanya mampu menahan malu dengan pipinya yang mulai merona. Sedangkan Seo malah tertawa terbahak-bahak melihat tingkah malu-malu Jaeun. Seo menatap Jaeun dan mengecup bibir ranum itu, namja itu mulai melumat bibir Jaeun. Ia memposisikan dirinya lebih dekat dengan Jaeun agar bisa memperdalam ciuman mereka, Jaeun pun melingkarkan tanyanya pada Seo dan entah bagaimana posisi Jaeun kini ada dipangkuan Seo.

Seo menjauhkan wajahnya terlihat Jaeun terengah-engah dengan ciuman mereka. Seo menarik Jaeun kedalam pelukannya, Seo mendekatkan bibirnya ke telinga Jaeun seraya berbisik pada yeoja itu.

" Aku mencintaimu. "

===================================

•LOVE OR MIGHT•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang