Mausoleum Chapter kedua: The First Time I Meet You.

9.9K 987 42
                                    

Ini anggap aja chapter perkenalan. Emang nggak panjang, karena Ka sengaja. Karena ini bukan hari buat update sesuai ketentuan yng udah Ka buat.

Mau mausoleum Update besok? Ikuti challenge ini kalau gitu. Mumpung Ka lagi libur juga jadi sekalian ngisi waktu luang. Itung-itung juga bantuin promot Mausoleum sebagai pendatang baru di ff Sasusaku.

Tag minimal tiga teman kalian dan maksimal lima orang disini, yang sekiranya suka cerita yang bertemakan seperti cerita ini atau suka sama cerita Sasusaku.

Nanti kalau seandainya terkumpul minimal duapuluh lima orang. Insha Allah besok Ka publish lanjutannya.

Kalau bisa seandainya nanti orangnya lebih dari target, Ka usahakan nanti chapter depan diperpanjang. Gimana? Tertarik?
***

"Perkenalkan Sakura, dia adalah Uchiha Sasuke, orang yang akan menjagamu selama kau melakukan aktifitas diluar jangkauan pengawasan Kakak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Perkenalkan Sakura, dia adalah Uchiha Sasuke, orang yang akan menjagamu selama kau melakukan aktifitas diluar jangkauan pengawasan Kakak."

Sakura duduk di sofa, kedua kakinya terlipat cantik bak seorang putri. Memandang penuh penilaian kearah Sasuke yang sudah berusaha mati-matian menahan kedutan di dahinya. Apa-apaan pandangan meremehkan dari matanya itu? Sungguh, Sasuke ingin mencongkel mata itu dengan katana miliknya jika saja ia tak mengingat, ia butuh mainan untuk menghabiskan masa hukumannya di bumi.

"Aku ini seorang aktris, Kak. Kenapa kau mencarikanku seseorang yang tampan namun kuno sepertinya, nanti kalau keluar skandal aku kencan dengan om-om hidung belang bagaimana? Itu akan sangat merepotkan."

Sasuke mengepalkan tangannya didalam coat yang ia kenakan. Apa kata gadis ini tadi? Om-om hidung belang? Sasuke tahu bahwa hidupnya memang sudah ratusan tahun di bumi dan seleranya memang terkenal klasik, namun Sasuke tak pernah memakai pakaian yang tidak branded.

"Sebenarnya kau ingin mencari pasangan atau mencari penjaga untuk dirimu, Sakura?" Tanya Sasori dingin. Sasuke bersorak bahagia dalam hati saat melihat wajah Sakura menekuk kesal.

"Baiklah, baiklah. Namun jika kerjanya tak becus maka akan kuberhentikan hari ini juga."

"Terserah kau saja."

Sasuke tak habis pikir, kenapa Sasori masih mau menghidupkan manusia menyebalkan dan sok berkuasa seperti Sakura? jika dia yang diposisi Sasori, sudah dipastikan Sakura kini akan berakhir di tempat sampah dengan daging yang tercincang-cincang.

"Aku ada pertemuan dengan petinggi lima belas menit lagi. Kalian kenalan saja dulu. Dan Sakura," Sasori memandang Sakura lama, kemudian melanjutkan kalimatnya dengan nada yang lebih lunak. "Jangan mengambil pekerjaan yang berlebihan. Prioritaskan kesehatan mentalmu. Mengerti?"

Sasuke mengernyitkan dahi saat menemukan wajah Sakura yang sendu, kemana hilangnya wajah sok berkuasa dan sombong yang tadi terpatri diwajahnya?

"Baiklah, Kak."

Sasori mengangguk sekali, kemudian berbalik dan melangkah meninggalkan ruang keluarga yang dimiliki rumah besar Haruno. Menyisakan Sasuke yang berdiri kaku dengan Sakura yang masih melipat kedua kakinya dan menilai Sasuke dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Sakura menghela napas terlebih dahulu, kemudian berdiri, sepatu ber-hak tinggi berdenting nyaring mengisi kekosongan rumah besar Haruno.

"Kau ikut aku, Sasuke."

Sasuke hanya mengikuti langkah Sakura yang berjalan menuju garasi, dia menghampiri salah satu mobil BMW merah yang terparkir cantik disana dan masuk ke bangku kemudi. Membuat Sasuke heran melihat kelakuan Sakura.

"Kau yang menyetir?" Sungguh, harga diri Sasuke akan diletakkan dimana jika ia membiarkan seorang gadis yang menyetir dan ia hanya duduk manis di bangku penumpang.

"Ada yang salah?" Tanya Sakura dengan nada menantang. Sasuke menghela napas kecil, ia tidak suka berdebat dengan seorang gadis, apalagi mendebatkan sesuatu yang tidak perlu. Jadi, dengan tanpa dosanya Sasuke menarik lengan Sakura keluar dan ia dengan cepat menduduki bangku kemudi.

"Silahkan duduk dengan nyaman di bangku penumpang, Nona. Biar aku yang menyetir."

"Tapi ..."

"Saya masih dengan sabar menunggu, Nona." Ucap Sasuke dengan penekanan pada kata 'sabar'. Membuat Sakura berjalan dengan menghentakkan kaki lalu duduk tepat di samping bangku kemudi.

"Baiklah, karena kau pelayannya. Maka aku akan membiarkanmu yang menyetir. Silakan, pelayan. Nonamu dengan senang hati menerima tawaran bantuanmu."

Gadis ini benar-benar!

Sasuke mengeratkan cengkaramn tangannya pada setir mobil, dia sudah menghidupkan mesin. Demi apapun, Sasuke ingin sekali membunuh atau paling tidak menghilangkan kemampuan berbicara Sakura yang sangat kurang ajar. Sakura menatap datar kedepan, tak menyadari bahwa Sasuke meperhatikannya sejak tadi. Akibat mobil yang tak kunjung jalan, membuat Sakura menatap heran Sasuke yang masih setia memperhatikannya.

"Kenapa kau tidak menjalankan mobilnya, pelayan? Apakah kau tidak tahu cara menjalankan mobil? menyedihkan." Sakura berucap remeh, diikuti dengan kekehan menjengkelkan menurut Sasuke. Namun dengan segenap kesabaran yang tersisa, Sasuke mendekati Sakura. membuat gadis itu terkejut dengan jarak wajah Sasuke yang hanya satu sentimeter dari wajahnya. Bahkan hidung mereka nyaris bergesekan.

"Aku tahu kalau manusia itu gampang sekali mati, oleh sebab itu mereka harus sering-sering mengingat bahwa keselamatan itu penting." Sasuke memasangkan sabuk pengaman Sakura yang ternyata sejak tadi masih belum dikenakan oleh gadis itu. Sakura menahan napas hingga saat tubuh Sasuke menjauh.

"Manusia itu ... pelupa dan menjijikkan." Balas Sasuke sakartik sebelum menjalankan mobil.

Sakura menggeram menahan amarah, apa maksudnya dia berbicara seperti itu? Seperti Sasuke adalah makhluk yang berbeda saja dengan Sakura.

Sakura tahu Sasuke itu jenis apa.

Jenis alien. Ya, Sasuke pelayan alien satu-satunya milik Sakura.

-Mausoleum-Bersambung-

Ya... anggap aja itu salam perkenalan dari era Sasusaku yang baru. Gara-gara gagal move on dari Sarden Sapling, Ka jadi dapat feel lain dari ngetik Mausoleum dan tetap berujung Sasuke dan Sakura yang selalu berantem. Lebih seru gini bikinnya, jadi kayak saling nyindir menyindir gitu. Wuahaha... pokoknya Ka senang udah dapat feel buat Sasusaku lagi.

Sesuai yang Ka kasih tahu dipengumuman tadi pagi, selain dari hari tersebut, kemungkinan Ka ngak akan update. Jadi kalian nggak harus nunggu-nunggu nggak jelas kayak Sarden Sapling.

Menurut kalian, bagian mana yang menurut kalian menarik dari chapter ini? Karena menurut Ka, cerita ini bakalan lebih seru dari Sarden Sapling, jadi kita lihat aja perkembangan ke depannya.

Sekian dulu, My beloved Partner. I love U

Salam hangat dari Okanarsa.

2 April 2019.

Mausoleum [✔]Where stories live. Discover now