Mausoleum Chapter Sembilan: Revolver And Game

5.9K 665 16
                                    

Sasori dan Naruto keluar dari ruang rapat yang telah melakukan meeting besar-besaran selama kurang lebih dua jam lamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sasori dan Naruto keluar dari ruang rapat yang telah melakukan meeting besar-besaran selama kurang lebih dua jam lamanya. Rapat berjalan secara alot, membahas perihal perusahaan Rath yang ternyata melakukan eksperimen pada fluctlight (jiwa) manusia untuk keperluan militer secara illegal. Beberapa pihak mengajukan rasa keberatan akibat percobaan yang dipimpin oleh Kolonel Kikuoka itu yang berakhir tragis. Hingga Sasori pun awalnya ingin menarik sahamnya kembali dari perusahaan pembuat game tersebut. Hingga pada akhirnya, seseorang dari Hyuga Group mengatakan bahwa mereka yang akan mengambil alih projek ini, dan semata-mata memang untuk membuat game virtual, bukan lagi untuk percobaan membentuk pasukan pertahanan dengan cara meng-copy fluctlight manusia lalu memasukkannya dalam robot yang telah dimodifikasi sedememikian rupa agar bisa bergerak tanpa input data lagi.

Membuat Sasori membatalkan niatnya, bagaimana pun perusahaan pengembang game VR memang sedang digandrungi banyak pencinta game, membuat saham yang mereka tanam bisa naik berkali-kali lipat banyaknya. Ini keuntungan besar jika kau pandai memilah dan memilih tempat berinvestasi.

Yah, Naruto tak mengerti garis besarnya karena ia benar-benar pusing saat membahas bahasa-bahasa komputer tersebut. Untung Kirigaya Kazuto, atau lebih akrab disapa Kirito itu ikut dalam rapat besar tersebut. Sehingga Naruto tidak mati kutu akibat bosan, dan bertanya ini-itu seputar pengembangan perangkat lunak yang Kirito kerjakan.  Sebagai mantan objek eksperimen dan orang yang berperan besar dalam penilitian yang dilakukan oleh Rath, Kirito rasa ia perlu melanjutkan penelitian ini yang terasa sudah mendekati kata rampung, tentu saja sebagai jiwa programmer dan gamer sejati, Kirito ingin membuat dunia virtual yang jauh lebih nyata daripada Sword Art Online.

Sepertinya insiden SAO yang mengurungnya selama dua tahun tak membuatnya merasakan jera dalam  memainkan game online. Jika dia menjadi Kirito, Naruto yakin dia tak akan sanggup lagi membayangkan untuk bisa masuk ke dunia virtual itu lagi.

“Kami tidak menyangka, Anda yang masih baru dalam dunia bisnis, langsung bisa memimpin proyek besar seperti ini,” Sasori tersenyum secara formal. Lalu mengulurkan tangan pada wanita karir yang menjabat sebagai ketua divisi pengembangan perangkat lunak dari perusahaan Hyuga Grup.

“Itu hebat, Hinata Hyuga,” ucap Sasori terdengar memuji, meskipun hanya sebatas formalitas akibat menjalin kerja sama.

Hinata balas menjabat tangan Sasori, tersenyum tipis sambil menganggukkan kepala dengan pelan. “Terima kasih, Haruno-san. Anda juga hebat bisa memimpin perusahaan Haruno setelah satu tahun  meninggalnya pemimpin Haruno sebelumnya.”

Naruto mengernyitkan dahi, dia tahu Sasori tidak pernah suka membahas ini.

“Ku anggap itu sebagai pujian,” Ah, dunia memang sekejam ini. Bahkan Sasori tak bisa meluapkan ketidaksukaannya atas perkataan Hinata secara gamblang. Ingat? Dia masih punya kontrak kerja sama.

“Apakah anda juga mengenal Kirito-san, Tuan Uzumaki?” tanya Hinata lagi, sekedar beramah-tamah satu dua kalimat lagi dan ia akan berniat pergi.

Mausoleum [✔]Where stories live. Discover now