Mausoleum Chapter Empat: Defenisi Rasa Takut

8.3K 888 48
                                    

Hutan Aokigahara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hutan Aokigahara.

Salah satu tempat yang sangat menarik bagi Sasuke, terutama lokasi tempat shooting dimana Sakura berkerja ternyata sangat dekat dengan hutan yang disebut-sebut arena khusus tempat bunuh diri tersebut. Maka oleh sebab itu, sesampainya disana, tanpa menunggu Sakura turun dari mobil, ia melangkah ke sana. Memastkan rumor tersebut benar atau tidak, mengingat seperti berita yang pernah ia baca, Jepang adalah salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia, dan hutan Aokigihara adalah salah satu tempat di dekat gunung Fuji yang menjadi arena trategis untuk melakukannya.

Kakinya melangkah santai, mengikuti jalan setapak yang mengarah pada salah satu tebing yang menjulang, namun tidak terlalu curam. Mungkin Sasuke akan duduk sebentar disini seraya menanti 'nona'-nya selesai berkerja, dan selama itu pula, mungkin saja Sasuke mendapat tontonan bagus di tempat angker ini.

Yah ... harus Sasuke akui, dia bisa merasakan arwah gentayangan yang pastinya dari orang-orang yang mencoba bunuh diri dan mati dalam keadaan yang tidak di takdirkan Tuhan.

Menurut Sasuke, manusia adalah salah satu makhluk beruntung, dimana Tuhan dengan baiknya membuatkan skenario kompleks, yang tidak pernah terduga bagaimana awal mula terjadinya dan bagaimana akhirnya. Berbeda dengan mahkluk lain yang Tuhan ciptaan, sebagian ada yang hanya untuk menyembah-Nya saja, sebagian lagi untuk menjerat manusia dalam neraka, dan selebihnya mahkluk yang Ia ciptakan tanpa alur menentu seperti Sasuke.

Dia akui, Sasuke cukup cemburu dengan kasih sayang-Nya yang terlalu besar terhadap manusia. Meskipun makhluk menjijikkan tersebut-menurut Sasuke- selalu lupa untuk bersyukur kepada pencipta-Nya.

Ah, mungkin Sasuke berpikir demikian karena ia tengah dalam masa hukumannya.

Satu tembakan terdengar, diiringi dengan suara teriakan dan suara gaduh yang berasal dari tempat Sakura berada. Sasuke menengadahkan kepalanya sejenak, memandang atas tebing yang sepertinya tidak ada siapa-siapa disana selain binatang hutan.

Ia menyugar rambutnya yang kini jauh lebih pendek dan rapi daripada sebelumnya, menghela napas sejenak sebelum bergumam pelan, "mungkin tidak hari ini."

Tidak menemukan tontonan bagus, Sasuke?

Ia memasukkan tangan ke dalam kantung celana. Ia punya kerjaan sekarang.

"Nona butuh bantuan sepertinya."

(***)

Sasuke masih membuntuti tiga orang yang tengah menculik Sakura, gadis itu masih belum sadar sepenuhnya meskipun matanya telah terbuka. Dua diantara pria dengan pakaian serba hitam itu membopong tubuh Akira dan Sakura, dan yang satunya lagi berjalan sambil membawa revolver di tangan.

Sasuke menutup mulutnya yang terbuka dengan punggung tangan, ia mulai mengantuk akibat saking bosannya.

"Sampai mana kalian ingin membawa Nona-ku, hah? Kalian membuat ku mengantuk." Suara baritone khas milik Sasuke mebuat tiga orang pria dengan tubuh lumayan kekar itu membalikkan badan cepat, sedikit terkejut menemukan orang yang berdiri sejauh 3 meter dibelakang mereka. Kenapa mereka tidak sadar ada yang membuntuti sedari tadi?

Mausoleum [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang