Mausoleum Chapter Tiga Puluh Empat: I'm Always Coming Back.

3.4K 434 21
                                    


Music: One Ok Rock- Always Coming Back.

(***)

Acara pernikahan tersebut beralih tempat ke gedung hotel yang sudah disewa didekat Gereja dimana sumpah pernikahan Asuna dan Kirito diucapkan. Lantai tujuh gedung tersebut digunakan untuk acara penyambutan tamu yang dilakukan hari itu juga. Ruangan tersebut disulap hingga terlihat begitu mewah dan berkelas. Ada banyak orang penting yang hadir, termasuk para petinggi perusahaan. Sasori membawa Sakura ikut serta untuk menyapa kedua mempelai yang tengah berbahagia. Namun niatnya yang semula mencoba mengalihkan pikiran Sakura dari Sasuke pun berubah, saat matanya menatapi wajah adiknya yang semakin pucat saja.



"Apakah kau ingin pulang?"



Sakura hanya diam, menatapi sekitarnya dengan tatapan kosong yang sebulan ini menghiasi ekspresinya. Sakura yang ekspresif berubah menjadi begitu pasif semenjak ditinggal Sasuke.



Sakura menengadah saat menatapi lampu-lampu cantik yang menghiasi langit-langit ruangan. Dentingan piano terdengar menyapa lembut. Terasa seperti déjà vu, seperti saat Sakura menghadiri acara perusahaan Hyuga Group beberapa waktu lalu, namun bedanya kini, dia datang bersama Sasori dan bukannya bersama Sasuke.



"Sakura?" Sasori yang tak mendapat respon pun kembali bersuara. Sakura menoleh, dia menggeleng.



"Kakak tak usah terburu-buru karena aku. Kau bisa menyapa rekan bisnismu terlebih dahulu. Tak usah pedulikan aku, aku baik-baik saja." Terang Sakura dengan satu senyuman yang dipaksakan. Jelas sekali bahwa kata baik-baik saja tak bisa disandingkan dengan kondisi Sakura. Sasori hanya meluruhkan bahunya saat mendapati senyuman Sakura yang lagi-lagi mengukir senyuman palsu.



"Aku akan pergi lima belas menit, lalu kita akan segera pulang. Kau tunggu disini dan jangan kemana-mana," perintah Sasori dengan suara tegas. Sakura mengangguk patuh. Sasori balik kanan, hendak meninggalkan Sakura setelah menoleh beberapa saat untuk meyakinkan hatinya perihal kondisi Sakura.



"Aku tak akan lama." Penegasan yang Sasori ucapkan lebih kepada dirinya sendiri. Namun Sakura tetap tersenyum sambil mengibaskan tangannya, mengusir sang kakak agar cepat berlalu.



Dia menatapi sekitar. Di tempat seramai ini Sakura merasa begitu kesunyian. Musik yang dipopulerkan oleh violinis termasyur; Peganini terdengar dimainkan. Menggantikan permainan piano yang sejak awal memasuki aula hotel sudah menemani pendengaran Sakura. Sakura menikmatinya sejenak. Beberapa rekan dunia entertainer menyapa Sakura hangat. Satu-dua kalimat Sakura membalas dengan setengah niat, kemudian berlalu dengan dalih ingin ke toilet. Begitu seterusnya saat dia bertemu dengan orang-orang, beberapa lagi mengajaknya berbicara perihal film yang menjadikan Sakura sebagai pemeran utama, mendapatkan rating bagus dan apa perencanaan Sakura selanjutnya. Dan beberapa lagi seperti sengaja membahas perihal Sakura yang resign tiba-tiba dari dunia entertainer.



Sakura menjawab seadanya karena dirinya begitu muak untuk berbicara. Dia ingin sendiri, menyesap minuman soda atau jus-karena Sakura tidak ingin meminum alkohol sialan itu lagi karena sedikit trauma- disudut ruangan tanpa ada yang mengusik ketenangannya.



Niat awalnya memang seperti itu, namun semuanya berubah saat permainan violin dihentikan dan digantikan dengan dentingan piano-lagi, spring waltz dimainkan. Dua tokoh utama hari ini; Kirito dan Asuna dimintai untuk berdansa ditengah ruangan terlebih dahulu oleh para tamu yang hadir. Keduanya tampak malu-malu diawal, namun karena desakan seluruh tamu yang mengelukan nama keduanya, mereka pun berakhir berdansa romantis ditengah ruangan.



Sakura mendengkus, dia terkekeh. Menertawai kekonyolan dirinya yang seolah menertawakan hatinya yang sangat kesepian. "Sudah kukatakan, bukan? Aku membenci Chopin dan lebih senang dengan Bethoven." Ujarnya entah pada siapa?

Mausoleum [✔]Where stories live. Discover now